Untuk Pertama Kali, Australia Daratkan M1A1 Abrams dalam Operasi Amfibi
|Tidak seperti Indonesia, militer Australia dalam doktrin penggelaran kekuatan tempurnya memang tidak memiliki ranpur (kendaraan tempur) lapis baja dengan kemampuan amfibi penuh, paling yang tersedia saat ini adalah ranpur roda ban LAV-25 8×8, yang punya kemampuan amfibi terbatas.
Baca juga: Canberra Class: Kapal Induk Amfibi Terbesar di Belahan Asia Selatan
Berbeda dengan Indonesia, seperti dari Korps Marinir TNI AL yang dapat mendaratkan tankfib (tank amfibi) seperti PT-76M dan BMP-3F dari kapal pendarat jenis LST (Landing Ship Tank) atau LPD (Landing Platform Dock) dari tengah lautan ke sasaran di pesisir pantai. Meski minus dalam aspek penggelaran ranpur amfibi, itu bukan berarti elemen tempur amfibi Australia lemah.
Menjawab tiadanya tank amfibi, belum lama ini, Angkatan Darat dan Angkatan Laut Australia berkolaborasi, persisnya untuk pertama kalinya dilakukan uji pendaratan MBT (Main Batte Tank) M1A1 Abrams ke pantai dengan menggunakan wahana LCM (Landing Craft Mechanized)-1E.
Dikutip dari Janes.com (18/6/2021), kelompok MBT Abrams yang per unitnya berbobot 63 ton, sebelum didaratkan dengan LCM, terlebih dahulu diangkut menggunakan kapal induk amfibi/helikopter – Landing Helicopter Dock (LHD) HMAS Canberra dan LPD HMAS Choules. Yang kemudian dari tengah laut, kedua kapal yang punya fasilitas dock basah (wet well), ‘memindahkan’ MBT Abrams dari kapal utama tersebut ke LCM.
Kegiatan pendaratan amfibi di atas merupakan bagian dari Latihan ‘Sea Explorer’ di Pantai Cowley di Queensland Utara yang melibatkan 1.800 personel. Meski tak punya tank amfibi, kemampuan serangan amfibi Australia terbilang ampuh, lantaran deployment kekuatan tempurnya memadukan dukungan penuh dari helikopter serang AH-1 Tiger dan helikopter angkut berat CH-47 Chinook.
Abrams milik Australia menggunakan meriam kaliber 120 mm M256 yang tak lain merupakan merian Rheinmetall L44 yang dipasok Jerman ke AS. Untuk urusan amunisinya, pabrik Alliant Technisystem yang dikontrak AD AS mampu membuat berbagai macam amunisi 120 mm secara mandiri, bahkan mengembangkan munisi berbasis DU (depleted uranium) tipe M829A1.
Baca juga: Inilah Keunggulan M1A2 SEPv3 Abrams, MBT Terbaru Pilihan Australia
Sekilas tentang wahana pengangkut MBT Abrams, yaitu LCM-1E, merupakan produksi Navantia, Spanyol. Wahana pendarat ini dapat memang ditakdirkan dapat membawa satu unit MBT. Bobot kosongnya 56 ton, sementara bobot penuh LCM-1E mencapai 120 ton. (Bayu Pamungkas)
FREMM berfungsi sebagai ASW kemungkinan.
SAM aster15/30 Jarak menengah hingga jauh .
IVER Varia AAW mungkin dengan 32 SAM VLS
+ 8 VLS rudal Exocet mm40 sebagai rudal anti kapal mau ny sih🤣😅
IVER ( redisain ) di bantu oleh Jerman Turki dan PT PAL mewakili Indonesia.
Klo di kembangkan sendiri mungkin blom mampu+ biaya y Juba besar🤔
Mungkin akan lebih kaya senjata.
Kabar tentang IVER y sudah dP awal ap kah benar om.
Klo ad mna Ling ny om😂🤣
Hanya Para sales senjata yang bernyali besar yang mau berbisnis dengan negara minim anggaran pertahanan yg ingin beli senjata canggih dengan jumlah sedikit plus TOT dan dibayar dengan imbal dagang atau ngutang.
Engga jugalah. Semua negara sama juga permasalahannya. Beberapa negara Eropa juga proses penggantian alutsistanya gak bisa berjalan cepat karena masalah perijinan dan juga keuangan. Dan hampir semua memanfaatkan hutang, termasuk US. Kecuali negara2 yg berada dalam posisi berseteru dg negara tetangga, nah ini baru cepat prosesnya.
berbanding terbalik dgn marinir Amerika mempensiunkan tank Abrams.
Pertama, Abrams Australia milik AD.
Kedua, AD Amerika tidak memensiunkan Abrams mereka.
Ketiga, Marinir Amerika mau ganti doktrin, Abrams kurang cocok di doktrin baru.