Tangkal Serangan Rudal MANPADS, Rusia Pasang Perangkat Jammer DIRCM di Helikopter Serang Kamov Ka-52
|Kabar tentang jet tempur sampai helikopter Rusia yang ditembak jatuh oleh rudal hanud MANPADS yang dilepaskan militer Ukraina, telah menghiasi banyak pemberitaan. Meski belum ada perhitungan yang jelas, berapa jet tempur dan helikopter Rusia yang jatuh di Ukraina, namun, perlu diketahui, bahwa pihak Rusia telah menyadari ancaman serius dari rudal MANPADS berpemandu infrared.
Baca juga: Helikopter Serang Kamov Ka-52 Rusia Jatuh di Ukraina, Disengat Rudal Stinger?
Selain flare yang sudah jamak disematkan sebagai elemen proteksi dari rudal pemburu panas. Disebutkan beberapa helikopter tempur dan angkut Rusia telah dilenkapi perangkat jamming yang disebut DIRCM (Directed Infrared Counter Measures). Dikutip dari Topwar.ru (17/3/2022), disebut bahwa helikopter serang Kamov Ka-52 yang terlihat dalam misi serbuan ke Bandara Gostomel – (Bandara sarang dari pesawat angkut terbesar di dunia Antonov An-225 Mriya) – telah dilengkapi dengan perangkat DIRCM dari tipe BKO L-370 Vitebsk.
Klaim dari Kementerian Pertahanan Rusia adalah tidak adanya kerugian helikopter yang ditembak jatuh selama operasi di Gostomel. DIRCM diwujudkan dalam dua kubah mini di bawah fuselage. Kubah mini itu disebut laser emitting turret, dimana sistem akan bekerja bila terdapat upaya serangan dari rudal berpengendali infrared (rudal pencari panas).
Cara kerjanya, laser pada DIRCM akan bekerja secara cepat untuk mengarah pada sistem pemandu rudal, tujuannya adalah untuk membutakan seeker pada rudal infrared, baik itu rudal hanud maupun rudal udara ke udara jarak pendek.
L-370 Vitebsk dikembangkan oleh Samara Research Institute “Ekran” sejak akhir tahun 2000-an. Pada 2010, elemen kompleks dipresentasikan untuk pertama kalinya di salah satu pameran. Pada periode 2011 – 2012. peralatan baru mulai dipasang di pesawat terbang dan helikopter garis depan.
Proses pengujian yang diikuti beragam penyempurnaan keadaan membutuhkan waktu beberapa tahun. Uji coba L-370 Vitebsk berakhir pada tahun 2015 dengan ujian yang sangat spektakuler. Dalam simulasi, helikopter angkut Mi-8 dengan sistem pertahanan udara L-370 mendapat serangan dari 20 rudal MANPADS Igla yang ditembakkan secara berurutan, dan klaim menyebut bahwa tidak ada rudal yang mencapai target. Di bawah pengaruh beragam sensor, rudal MANPADS telah menyimpang dari lintasan dan mengarah ke samping.
Dasar dari Vitebsk adalah perangkat kontrol yang memproses data dari semua sensor, mengeluarkan peringatan kepada kru dan secara mandiri menggunakan beragam solusi untuk membutakan sensor dari rudal MANPADS. Di sepanjang perimeter pesawat, sensor iradiasi laser dipasang yang merekam operasi pertahanan udara. Ini juga menyediakan satu set pencari arah panas untuk melacak peluncuran rudal.
Baca juga: Tangkal Serangan Rudal MANPADS, FedEx Berencana Pasang DIRCM di Airbus A321-200
Wahana yang dilengkapi L-370 telah berulang kali diuji coba dalam konflik di Suriah pada rentang 2015 – 2016. Sementara dalam Perang di Ukraina, L-370 setidaknya telah ditempatkan di beberapa jet tempur spesialis serangan darat Su-25, helikopter serang Mi-28 dan Ka-52 dan helikopter angkut/serang Mi-35 dan Mi-8AMTSh. Versi ekspor dari BKO L370 dikenal sebagai President-S. (Bayu Pamungkas)
@Asifudin: Dhek, kayak ya ente harus liat sejarah serbuan USA & NATO dari perang teluk 1, Perang Balkan 1, Perang Balkan 2, Perang Afghanistan dan Perang Teluk 2. Coba dilihat berapa banyak sorti perjam, dan rasio pespur/Heli USA/NATo yg jatuh sendiri,kena tembak musuh atau terkena tembakan sendiri lalu km bandingin sama jumlah pespur/pembom dan heli Rusia yg jatuh selama perang di Georgia dan Ukraina. Km bakal paham bahwa bahwa kemampuan angkatan udara Rusia itu buruk Dhek, bahkan kalo mengacu pada serbuan Uni Soviet ke Afghanistan nilainya juga hampir mirip dg kondisi kemampuan serbuan udara Rusia di Ukraina sekarang Dhek. Rusia memang tidak siap dg pertempuran yg kompleks, makanya mereka lebih ngandelin serangan darat dan rudal yg itu juga masih belum signifikan Dhek.
@Antonius: membandingkan pespur yg jatuh saat latihan sama pespur yg jatuh saat perang itu terlalu konyol Dhek, sama kayak ente bandingin jatuh saat latihan lomba lari dan saat pertandingan resmi. Ente jatuh saat latihan gak begitu ngaruh apalagi saat pilotnya selamat. Tapi kalo jatuh saat perang berarti ada problem yg berat disana Dhek. Apalagi jumlah total F-35 USA dibandingkan sama pespur Multirole Rusia yg masih aktif masih banyakan F-35 Dhek. Hhhhhhhhhh
tujuannya rusia paling utama kan untuk demiliterisasi ukraina dan denazisai (apa ya..) … itu pasti lama ukraina sendiri tentaranya 200 ribu, sedang garda nasionalnya entah berapa lagi belum daftar alustsistanya. sedangkan rusia hanya pake 200 ribu tentara waktu awal invasi… mana bisa perang hanya 1 bulan dua bulan selesai.
Impian Putin invasi selanjutnya ke Lithuania ambyar
Masalahnya Negara yg digembar-gemborkan dg kekuatan dan sophisticated alutsistanya yg RRRuarrr biasa strong Bingitz,sampai ni hari VS Ukraina dg alutsista rongsokan era Soviet th 90 an plus RPG,Rudal Manpads “sedekah” dari Nato/USA masih gak mampu Taklukan Ukraina plus nangkap Zelinskyy
gauren anda bilang alutsista Rusia hobi rontok di berbagai konflik??? Anda lupa bahwa alutsista asu yg bernama f35 jg hobi rontok tanpa ada konflik 🤣🤣🤣🤣
Soal rontok itu past namanya jg perang , apalagi jikalau perangnya cukup intens , biar pun alutsista dr barat maupun Timur jg past bakal rontok kalo perangnya intens ,, hanya menunggu waktu saja ,, di dalam serabgan/perang yg dituju past hasilnya ,, ka 52 , su 34 ,su 25 dll hingga tank banyak yg rontok , tp hasil kerugian material ukraina jg jauh lebih besar dr pada rusia,, lha.. f16 Israel yg di claim f16 terhebat sejagat raya jg ahirnya jatuh jg kena sengatan hanud syiria karena serangan yg intens terus menerus ,, dan lgi2… meski alutsista israel rontok , tp toh hasil yg ditimbulkan serangan Israel lebih banyak merugikan syiria