Update Drone KamikazeKlik di Atas

Tandingi THAAD, Rusia Lindungi Moskow dengan Sistem Hanud S-500 Prometheus

Meski terdengar kurang realistis, nama sistem hanud Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) besutan Lockheed Martin kerap disebut netizen bakal menjadi alutsista artileri pertahanan udara TNI di masa depan. Mampu melesat hingga ketinggian 150 km dengan kecepatan lebih dari Mach 8, menjadikan rudal THAAD menjadi ujung tombak Amerika Serikat untuk menangkal serangan rudal balistik sebelum mencapai atmosfer.

Baca juga: Rusia Sukses Uji Rudal Hipersonik Avangard, Sistem Hanud AS Dibuat ‘Cenat-Cenut’

Dari ‘warung’ sebelah, Rusia juga punya portfolio rudal hanud medium – jarak jauh yang garang, sebut saja ada S-300 dan S-400. Dari segi jangkauan luncur boleh lah kedua rudal tersebut, dengan pilihan jenis rudal ketinggian luncur ada di rentang 20 km – 185 km. Namun rupanya untuk urusan kecepatan meluncur, S-300 dan S-400 jelas bukan tandingan THAAD yang dirancang sejak 1987 dan resmi diproduksi pada tahun 2008 ini.

Seolah merespon kemajuan yang telah diraih Negeri Uwak Sam, Moskow pun berkepentingan untuk meningkatkan pertahanan pada obyek-obyek vital nasional. Kerisauan Rusia tentu wajar adanya, mengingat yang jadi ancaman pertahanan udara bukan hanya rudal balistik antarbenua, tapi juga antisipasi untuk menghadang serangan dari rudal berkecepatan hipersonik di atas Mach 5. Potensi serangan rudal hipersonik inilah yang harus diwaspadai, dan juga menjadi dasar AS merancang THAAD.

Mengutip dari nationalinterest.org, disebutkan S-500 dengan two-stage solid fuel dapat melesat sampai kecepatan Mach 9, dan dapat meng-intercept sasaran yang bergerak di kecepatan Mach 15.6.

Rudal hanud jarak jauh yang banyak disebut sebagai kelanjutan dari S-400 ini adalah rancangan biro Almaz-Antey pada tahun 2002. S-500 juga dikenal sebagai Prometey (Prometheus) dan Triumfator-M. Prototipe rudal S-500 telah diuji tembak pada tahun 2015, sementara produksinya sudah dimulai pada tahun 2017 dan rencananya akan resmi masuk arsenal arhanud Rusia pada tahun 2020. Bila tak ada aral melintang, Rusia mencanangkan penempatan S-500 di 10 batalyon.

Baca juga: [Polling] S-300 – Jadi Rudal Hanud Yang Paling Diinginkan Untuk Indonesia

Meski secara numerik adalah kelanjutan S-400, tapi faktanya S-500 adalah sebuah sistem rudal yang benar-benar baru. Almaz-Antey menyebut teknologi pada S-500 jauh lebih unggul dari S-400. Jarak jangkauan S-500 mencapai 600 km dan efektif mengejar sasaran dari ketinggian 40 – 120 km. Beberapa analis menyebut sistem rudal hipersonik ini dapat melacak 5- 20 sasaran balistik secara bersamaan, sementara sistem S-500 dapat mengeliminasi 5 – 10 sasaran balistik secara bersamaan.

Melesat awal hingga 7 ribu meter per detik, S-500 bahkan digadang dapat menghancurkan satelit yang mengorbit rendah. Sistem S-500 dapat membawa berbagai rudal. Rudal ini akan memiliki berbagai jarak dan akan digunakan melawan sasaran yang berbeda, contohnya adalah rudal hanud jarak jauh 40N6.

Truk BAZ-69096

S-500 merupakan platform mobile dengan basis peluncur yang mencomot truk BAZ-69096 berpenggerak 10×10. Sistem ini memiliki waktu reaksi yang terbilang singkat, yaitu hanya butuh 10 menit untuk deployment di satu titik luncur.

Tentu tak hanya unit peluncur saja, sistem S-500 juga terdiri dari komponen mobile lain seperti command post, acquisition and battle management radar dan multimode engagement radar.  Karena alustista yang tergolong mahal, S-500 diproritaskan untuk mengamankan ruang udara Moskow. Sementara yang jadi sasarannya pun sangat terpilih, yaitu rudal balistik antarbenua, pesawat AWACS (Airborne Warning and Control System) dan pesawat lawan yang berperan sebagai jammer.

Baca juga: Rudal S-200, Adopsi Fixed Erector dan Masih Bikin Israel Penasaran

Bila AS menjual THAAD ke Arab Saudi dan Oman, maka Rusia pun berusaha menawarkan kerja sama untuk pemasaran S-500. Saat menyadari Turki kesulitan untuk mengakuisisi sistem S-400 akibat ancaman sanksi dari Donald Trump, maka Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan produksi S-500 kepada Turki sebagai next generation missile defense system. (Boni Prasongko)

81 Comments