Taiwan Bangun Landing Platform Dock dengan Sistem Senjata Setara Frigat
|Meski doktrin militer Taiwan adalah bertahan (dari serangan Cina Daratan), namun bukan berarti negeri yang dianggap separatis oleh Beijing tersebut tak memiliki kapal amfibi. Faktanya justru Angkatan Laut Taiwan kini mengoperasikan tiga unit Landing Ship Tank (LST) dan satu unit Landing Platform Dock (LPD), yang kesemuanya adalah bekas pakai Angkatan Laut Amerika Serikat.
Baca juga: LPD Type 071 – Kapal Angkut Amfibi Untuk Mimpi Ekspansi Militer Cina
Bagi Taiwan, pertahanan aktif adalah suatu keharusan untuk menghadang kekuatan armada Cina. Dalam konsep penggeralan kapal amfibi, seperti LST dan LPD diproyeksikan sebagai unsur untuk memperkuat dan menggerakan kekuatan tempur, bila suatu waktu wilayah pulau terluar Taiwan benar-benar dicaplok oleh Cina.
LPD yang dioperasikan Taiwan pun bulan ‘kaleng-kaleng,’ pasalnya Hsu Hai class (eks USS Pensacola) punya bobot mencapai 14.000 ton dan mampu membawa tiga unit hovercraft atau 50 unit LVTP-7. Dalam sekali berlayar, Hsu Hai class yang dipersenjatau kanon Phalanx 20 mm dapat menggeser 300 pasukan Marinir bersenjata lengkap.
Namun, ROCS Hsu Hai sudah dianggap tua, lantaran kapal amfibi raksasa ini diluncurkan pada tahun 1970 dan resmi digunakan AL AS pada tahun 1971. Sementara Taiwan resmi mengoperasikan kapal ini pada 30 September 1999. Langkah modernisasi pun dilakukan, sebagai realisasi, Kementerian Pertahanan Taiwan pada April 2018 telah menandatangani kontrak senilai 4,6 miliar Dolar Taiwan untuk pembangunan LPD baru di galangan China Shipbuilding Corporation (CSBC).
Peletakan lunas telah dilakukan pada 9 Juni 2020, dan diharapkan kapal ini dapat diserahkan ke AL Taiwan pada tahun 2022. Yang menarik, LPD dengan bobot 10.600 ton ini punya bekal persenjataan yang tak lazim di kelas LPD.
Dari model skala, diperlihatkan selain adanya meriam OTO melara 76 mm pada haluan, LPD Taiwan ini juga dilengkapi dua kanon CIWS Phalanx 20 mm pada bagian dek depan dan belakang. Lebih sangar lagi, LPD ini juga dibekali rudal anti kapal 2×2 Hsiung Feng II/III serta rudal hanud TC-2N. Bila benar konfigurasi senjata itu diaplikasikan, maka inilah LPD pertama di dunia yang arsenal persenjataannya setara frigat.
LPD CSBC ini punya desain yang terbilang modern, seperti mengadopsi dua tiang tertutup yang secara konsep tampak serupa dengan Advanced Enclosed Mast/Sensor (AEM/S) yang disemartkan di atas LPD San Antonio Class milik AL AS.
Menurut CSBC, LPD baru ini memiliki panjang 153 meter dan lebar 23 meter. Tugas utama kapal yaitu berperan sebagai unit utama dalam satuan tugas amfibi untuk melaksanakan misi tempur pada pemulihan di pulau-pulau luar (lepas pantai) Taiwan, kemudian berfungsi sebagai kapal rumah sakit.
Peran sekunder termasuk bantuan bencana (kapal dapat berfungsi sebagai rumah sakit lapangan sementara) dan bantuan kemanusiaan internasional. Diharapkan total ada dua unit LPD yang akan dibangun sebagai bagian dari “Proyek Hongyun” dengan biaya NT$ 18 miliar. (Gilang Perdana)
LPD buatan PT. PAL yg dibeli Filipina juga dipasangi meriam Otto Melara 76 mm, kalau dikita tak dipasangi meriam besar karena sebagian besar netizen masih patuh pada pakem bahwa LPD wajib dikawal kapal perang, padahal saat perang terjadi belum tentu cukup jumlah kapal pengawal yang dimiliki, apalagi Indonesia perairannya terlalu luas dan panjang seharusnya semua kapal besar harus mampu membela diri dan menyerang balik semua potensi ancaman walau berlayar sendirian.
Meriam 76 bukan patokan utama fungsi frigat sebagai kapal eskorta. Kemampuan pertahanan wajib dimiliki kaprang namun sekiranya fungsi kapal eskorta dijadikan satu dlm LPD ini yg berbahaya jika mengabaikan satuan eskorta.
High valuable target. potensi kerugian materil yg tinggi jika kena hantam musuh (2 fungsi tempur dan gugus pasukan tempur darat yg akan di daratkan)
Meriam 76 memang bukan patokan, tapi siapa berani jamin misal LPD tak dibekali senjata pun tidak akan ditarget apalagi jelas kelihatan gambot di tangkapan radar nun jauh dibalik cakrawala, LPD sebaiknya punya perisai yang mumpuni semisal CIWS kombinasi rudal hanud jarak dekat, apalagi jika dilengkapi dengan kanon 76 mm, lumayan bisa bantu pengawalnya
kurang ngeh milik taiwan dibangun “galangan China Shipbuilding Corporation (CSBC) “?apa CSBC milik taiwan