Tactical Missile Corporation – Satukan ‘Kekuatan’ Industri Rudal dan Senjata Berpemandu Rusia
|Perkembangan beragam teknologi rudal jelas tidak bisa dilepaskan dari eksistensi Rusia. Nama-nama seperti Vympel NPO, NPO Mashinostroyeniya dan MKB Raduga, begitu lekat dalam benak pemerhati persenjataan dunia, di mana Rusia saat ini berstatus sebagai eksportir persenjataan kedua terbesar.
Baca juga: Pertama Kali, Rusia Tampilkan Prototipe Rudal Jelajah Generasi Terbaru X-69
Dan ketika pecah perang Ukraina, eksistensi rudal buatan Rusia, termasuk yang dirancang dari era Soviet, menjadi begitu sering diperbincangkan oleh warga dunia. Publik menjadi begitu ‘familiar’ dengan nama rudal udara ke permukaan Kh-31P, rudal balistik hipersonik Kh-47M2 Kinzhal, rudal jelajah Kh-59MKM dan masih banyak lainnya. Dan ketika berbicara kemampuan senjata berpresisi tersebut, maka akan terkait dengan pencapaian teknologi Rusia.
Mewarisi kedigdayaan teknologi dari era Uni Soviet, di Rusia saat ini terdapat lebih dari 40 perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan desain rudal serta senjata berpemandu.
Nah, tahukah Anda, bahwa di Rusia kelompok perusahaan yang terkait dengan industri rudal disatukan dalam satu perusahaan holding besar yang bernama JSC Tactical Missiles Corporation (KTRV).
Dari sejarahnya, pada tanggal 24 Januari 2002, di masa pemerintahan pertama Presiden Vladimir Putin, menandatangani keputusan tentang pembentukan “Tactical Missiles Corporation” atas dasar Zvezda-Strela, yang sekarang telah menyatukan lebih dari empat puluh pengembang dan produsen senjata presisi tinggi.
Berkantor pusat di Korolyov, Moscow Oblast, Tactical Missiles Corporation (TMC) disebut sebagai peserta aktif dalam kerja sama militer dan teknis dengan negara asing.
Sebuah artikel dari majalah Russian Aviation & Military Guide (RAMG), menyebutkan bahwa banyak perusahaan yang sekarang menjadi bagian dari TMC memiliki sejarah panjang dalam hubungan dengan pelanggan asing di bidang kerjasama militer teknis.
Seperti terungkap, pada pertengahan tahun 50-an, siswa dari Cina yang belajar di Moscow Aviation Institute menjalani pelatihan praktis di perusahaan utama Korporasi yang berlokasi di Kaliningrad (sekarang Korolev) dekat Moskow. Pada gilirannya, beberapa spesialis dari perusahaan tersebut pergi ke Cina untuk memberikan bantuan teknis dalam penguasaan rudal udara ke udara RS-2U.
Model kerja sama di atas, di kemudian hari menjadi ‘model’ percontohan pada pengembangan dan pemasaran produk persenjataan berpresisi Soviet, dan Rusia saat ini. (Haryo Adjie)
Tenang, Rusia tentu belajar dari pengalaman perang Ukraina, kelompok tentara veteran dari Chechnya dan Wagner sangat efektif dalam perang urban penguasaan posisi, sementara angkatan udara dan rudal Rusia fokus dalam penghancuran target strategis seperti markas logistik Ukraina dan senjata presisi buatan barat seperti himars yg s.d saat ini tidak byk gaungnya Krn sudah byk dihancurkan
@yulihantoro. ya itu ada benarnya sih mas, tapi menurut sudut pandang saya, negara – negara adikuasa itu justru nampak main2 dengan perang, untuk soal ukraina, rusia sendiri jarang intervensi perang negara lain, jadi ya bisa dibilang kurang berpengalaman jadi ngga terorganisir, tapi ya, dari wikipedia, saya perhatikan wilayah yang sudah dikuasai rusia akhirnya akan dilepas gitu aja, memang ada yang beneran dicaplok, tapi… itu cuma dikit, saya ngga niat belain sih dengan bilang ini, tapi ya saya hanya nyimpulin apa yang ada, terserah saja yang setuju sama tidak, tapi ya saya perjelas saja ya, meski saya benci barat, saya bukan fans rusia/cina, saya sih biasa aja soal 2 negara itu. ngga ngefans, yang ngga percaya kenetralan saya itu ya terserah anda anda juga, yang penting saya dah bilang gitu aja, saya sih asal TNI maju pertahanan indonesia kuat. bebas, tidak terancam dah cukup sih
Pelajaran terpenting dari perang ini adalah korupsi merontokkan kekuatan militer (konon) kedua di dunia. Apalagi yang keluatan militernya hanya nomer belasan. Ibaratnya aset taktis menjadi ompong, tetapi aset strategis tidak punya.
Yang kedua ambisi teritorial membuat sebuah negara menjadi musuh bersama (common enemy). Coba kurang luas apa Rusia dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit bahkan dari Pulau Jawa. Setelah Abkhazia, Crimea, Donbas masih hendak merangsek ke Kyiv. Sayangnya kali ini nafsu besar tenaga kurang. Sama sekali tidak memperhitungkan self determination Ukraina yang belajar dari kekalahan pahit di Crimea. Territorial integrity adalah prinsip dasar dan utama hubungan antar negara. Mau USA, Rusia, China atau bahkan Indonesia kalau sampai mencaplok wilayah negara lain ya salah.
@periskop, sebenarnya bukan mainan tetapi memang dari era perang dingin sekutu barat terutama USA dan UK ingin memiliki dominasi di Dunia, sehingga group mereka ini getol banget menekan saingan utama atau negara2 yang notabene seteru seperti Russia, China, Iran, Venezuela, Korut.
Perang Ukraina adalah usaha barat memprofokasi Russia untuk melakukan operasi militer untuk melemahkan Russia, makanya mereka mem-back up habis2an Ukraina dengan target Russia akan berakir seperti di era 1990-an dengan keruntuhan Sovyet.
Kemenangan Z-elensky sudah menjadi tanda2 upaya itu, karena politisi Ukraina pasti akan berpikir berkali2 untuk terlibat perang dengan Russia, berbeda dengan Z-elensky yang aslinya komedian dan pecandu narkotik.
Sebenarnya tidak penting Russia menang, yang penting Russia melemah itu target utama sekutu barat. Makanya terkesan perangnya itu seperti main2, Russia tidak frontal ingin menguasai Ukraina secara total dan Ukraina merasa di baking sekutu barat (NATO) terus saja melawan.
Coba saja sekutu barat menghentikan bantuan militer dan finansial ke Ukraina, perang selesai.
perang sekarang lebih mirip kayak ajang uji coba, ngga terlihat bermartabat kayak di masa lampau yang fungsinya memperebutkan wilayah/kekuasaan, sekarang sih malah kayak dibuat “mainan” gitu aja perang itu kalau dari sudut pandang saya, baik rusia/amerika sama aja soal itu, perang dibuat “mainan”.
DISCLAIMER: saya ngga ndukung pihak manapun ya, saya hanya berpendapat dengan apa yang ada, mungkin ada yang ngira saya fans rusia/cina, padahal sebenarnya saya biasa aja sama 2 itu, ngga ngefans yawong tingkah mereka juga sama aja mau itu rusia amerika cina, meski ya beda beda levelnya, jadi ya ngapain ngefans salah satu, lagipula, saya kalau misal saya ngefans salah satu dari 3 itu saya ngga dibayar, kalau saya dibayar baru saya mau ngefans salah satu itu 😂😂😂, kalau yang memang ngefans salah satu dari 3 itu sih yasudah terserah anda, itu keputusan masing2