Singapura dan Israel Pamerkan Blue Spear – Rudal Jelajah Anti Kapal dengan Mesin Turbojet

(shephardmedia.com)

Bahwa antara Israel dan Singapura punya kerja sama khusus di bidang pertahanan, tentu bukan berita baru. Kedua negara yang merupakan sekutu Amerika Serikat itu diketahui sejak tahun 2020 telah membentuk perusahaan patungan (joint venture) – Proteus Advanced Systems, dimana ada dua perusahaan raksasa yang terlibat intens untuk mengembankan rudal jelajah anti kapal.

Baca juga: Blue Spear – Program Rudal Anti Kapal Hasil Kolaborasi Singapura dan Israel

Proteus Advanced Systems disokong oleh Singapura disokong ST (Singapore Technologies) Engineering dan dari Israel oleh Israel Aerospace Industries (IAI). Kepemilikan saham Proteus Advanced Systems masing-masing 50 persen dipegang oleh ST Engineering dan IAI.

Juru bicaca Proteus Advanced Systems telah mengungkapkan, bahwa program rudal anti kapal yang akan dijalankan diberi label Blue Spear atau disebut juga 5G SSM. Peran ST Engineering dalam program rudal Blue Spear mencakup desain, pengembangan, dan produksi subsistem utama seperti motor penguat dan hulu ledak. Khusus untuk menangani hulu ledak, ST Engineering mempercayakan penggarapannya pada divisi perusahaan, ST Engineering Land Systems, yang telah punya pengalaman dalam produksi amunisi konvensional selama bertahun-tahun.

Bicara tentang rudal Blue Spear, pada tahun 2020, baik pihak Singapura dan Israel masih bungkam kepada media. Hanya disebut bahwa dalam program Blue Spear, IAI akan membawa pengalamannya dalam pengembangan rudal anti kapal Gabriel 5.

Namun, dari ajang Singapore AirShow 2022. Selain ditampilkan full mockup rudal Blue Spear, Proteus Advanced Systems merilis sedikit informasi tentang Blue Spear.

Tidak termasuk booster, rudal Blue Spear punya berat 760 kg dengan panjang 5,34 meter. Blue Spear memiliki hulu ledak high explosive insensitive seberat 150 kg. Rudal tersebut didorong oleh air-breathing turbojet engine yang menggunakan bahan bakar jet cair, memungkinkan jangkauan rudal ini mencapai 290 km (180 mil) pada kecepatan high subsonic. Blue Spear memiliki kemampuan serangan di luar garis pandang (BLOS – beyond line-of-sight) terhadap target di laut dan di darat.

Pasar untuk memasok rudal anti kapal bagi AL Singapura sangat terbuka di masa depan, pasalnya sampai saat ini Singapura dominan menggunakan Boeing RGM-84C Harpoon, yang teknologinya sudah diperkenalkan pada awal 1980-an. Harpoon digunakan oleh enam frigat multi-peran Formidable Class Singapura dan korvet Victory Class. Sementara ada AGM-84C yang diluncurkan di udara dari pesawat patroli maritim Fokker F50 dan jet tempur F-16C/D.

Baca juga: Rudal Anti Kapal NSM (Naval Strike Missile), Bakal Dipasang di KCR Stealth Trimaran KRI Golok 688 

Blue Spear (land based variant) akan dijajal di Estonia, rencananya akan dipasang pada truk yang dapat diangkut ukuran 20 kaki. Truk ini dapat membawa empat tabung rudal yang dikemas, mirip dengan peluncur model kontainer 3M-54 Kalibr “Club” Rusia. Pengiriman diharapkan akan dimulai pada tahun 2023. (Bayu Pamungkas)

4 Comments