Update Drone KamikazeKlik di Atas

Setelah Empat Dekade, Boeing Akhiri Jalur Produksi Jet Tempur F/A-18 Hornet di Tahun 2025

Meski punya reputasi gemilang dalam beragam operasi dan menjadi ikon jet tempur dalam film “Top Gun: Maverick”, namun, Boeing Aerospace pada 23 Februari 2023 telah memutuskan untuk mengakhiri produksi F/A-18 Super Hornet pada akhir tahun 2025, yakni setelah tuntasnya pengiriman terakhir ke Angkatan Laut AS.

Baca juga: AL India Akhirnya Pilih Rafale-M, Meski F/A-18 Super Hornet Unggul di Beberapa Poin

Walau keputusan telah dikumandangkan, tetapi Boeing menyebut produksi bisa saja dilanjutkan sampai tahun 2027, asalkan India jadi mengakuisisi F/A-18 Super Hornet untuk ditempatkan di kapal induk INS Vikrant. Sayangnya, India telah memutuskan Rafale-M dari Dassault Aviation sebagai pemenang dalam program Multi-Role Carrier-Based Fighter (MRCBF).

F/A-18 Hornet pertama memulai debutnya pada tahun 1983, dan diproduksi oleh McDonnell Douglas, yang kemudian perusahaan tersebut melebur dalam naungan Boeing pada tahun 1997. Lebih dari 2.000 Hornet, Super Hornet, dan Growler telah dikirim ke militer AS dan beberapa negara, seperti Kanada, Finlandia, Australia, Kuwait dan Malaysia.

F-18D Hornet AU Malaysia (TUDM)

Namun, nasib jet tempur twin engine itu diragukan dalam beberapa tahun terakhir. Angkatan Laut AS telah memutuskan untuk tidak lagi membeli Super Hornet setelah musim gugur 2021, dan berencana untuk memfokuskan pesanan pada jet tempur stealth F-35C Lighting II. Hanya tindakan Kongres yang bisa dikatakan dapat membuat produksi Super Hornet dapat tetap berjalan saat ini.

Sebelumnya, James Geurts, Head of Navy Acquisition mengatakan cara terbaik untuk mendukung perpaduan ideal F/A-18 dan F-35 adalah dengan berhenti membeli Super Hornet setelah kontrak berakhir pada Tahun Anggaran 2021 dan sebaliknya berkonsentrasi untuk program Service Life Modification (SLM).

Tom Cruise “Maverick” di kokpit F/A-18F Super Hornet.

Kabar rencana penutupan jalur produksi F/A-18 Super Hornet datang kurang dari satu bulan setelah Boeing mengirimkan peswat jumbo jet (kargo) Boeing 747 terakhir, yang mengakhiri debut produksi keluarga Boeing 747 setelah setengah abad beroperasi.

Boeing mengatakan penghentian produksi F/A-18 akan membuat mereka fokus pada program pesawat militer masa depan, baik berawak maupun tidak, dan meningkatkan produksi program pertahanan lainnya. Boeing juga mengatakan berencana untuk membangun tiga fasilitas baru di St. Louis, tempat F/A-18 saat ini diropduksi dan dirakit.

F/A-18 Hornet, lawan tanding Hawk 209 TNI AU.

Sementara penutupan jalur produksi Super Hornet masih dalam status rencana, Boeing mengatakan akan terus mengembangkan kemampuan F/A-18 Super Hornet dan EA-18G Growler.

F/A-18 Hornet mulai beroperasi pada Januari 1983, yang kemuduan pertama kali digunakan pada kapal induk Hornet USS Coral Sea dan berpartisipasi dalam misi tempur pertama pada tahun 1986. Kemudian, Hornet melakukan operasi udara ke darat selama Perang Teluk Persia 1991. Berlanjut dalam operasi tempur di Afghanistan sejak tahun 2001, Hornet memperlihatkan kemampuan serangnya yang masif.

Generasi berikutnya, F/A-18E/F Super Hornet melakukan penerbangan pertamanya pada November 1995. F/A-18E/F memiliki kemampuan manuver, jangkauan, dan muatan yang lebih banyak daripada Hornet generasi awal dan 25 persen ukuran lebih besar. Mesinnya juga lebih bertenaga. Super Hornet mulai digunakan oleh Angkatan Laut Amerika pada tahun 1999.

Super Hornet Blok II pertama, yakni diperbarui dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array) multimode dikirimkan oleh Boeing pada April 2005.

Baca juga: Operasikan F/A-18F dan EA-18G Growler, Jadi Bukti AU Australia Loyalis Keluarga “Hornet”

EA-18G Growler US Navy.

Yang terbaru, Boeing mengirimkan F/A-18E/F Super Hornet Block III pertamanya ke Angkatan Laut AS pada September 2021. Pabrikan menggambarkan pesawat ini sebagai versi paling canggih dari Super Hornet dan melampaui kemampuan pesawat tempur generasi keempat. Dan inilah pesawat yang ditawarkan kepada Angkatan Laut India.

Baca juga: Bakal Dilengkapi Conformal Fuel Tank dan Buil-In IRST, Boeing Luncurkan Jet Uji F/A-18 Super Hornet Block III

Ketika Angkatan Laut AS pertama kali menyarankan untuk menghentikan jalur produksi Super Hornet, saran tersebut dikritik oleh anggota parlemen AS yang berpendapat bahwa langkah tersebut akan menyesatkan mengingat kekurangan pesawat tempur yang dihadapi Angkatan Laut.

Angkatan Laut telah mengakui bahwa kekurangan tersebut tidak akan terselesaikan hingga setidaknya tahun 2031. Namun, Angkatan Laut telah berhenti membeli Super Hornet dalam anggaran tahunannya. (Gilang Perdana)

8 Comments