AL India Akhirnya Pilih Rafale-M, Meski F/A-18 Super Hornet Unggul di Beberapa Poin
|Walau masih menanti kontrak resmi, Angkatan Laut dan Pemerintah India telah memilih jet tempur Rafale-M (Marine) sebagai ‘pemenang’ dalam program Multi-Role Carrier-Based Fighter (MRCBF), yakni jet tempur masa depan AL India yang nantinya 26 unit Rafale M produksi Dassault Aviation bakal beroperasi dari kapal induk INS Vikrant.
Sejak awal 2022, AL India melakukan uji komparatif Rafale-M dan F/A-18 Super Hornet. Kondisi penerbangan dari kapal induk Angkatan Laut India Vikrant dan Vikramaditya dilakukan selama pengujian. Dan sebagai hasilnya, Pemerintah India memutuskan bahwa Rafale-M besutan Perancis lebih memenuhi persyaratan operasional bagi AL India.
AL India saat ini mengoperasikan dua kapal induk, INS Vikramaditya dan INS Vikrant, dimana keduanya mengadopsi model ski jump pada ujung landas pacu, lantaran kedua kapal induk India tidak dilengkapi model catapult (pelontar) seperti halnya yang ada di kapal induk AS.
Meski Rafale-M dianggap lebih sesuai untuk kebutuhan AL India, namun, perlu dicermati bahwa sayap Rafale-M tidak dapat dilipat seperti halnya Super Hornet, sehingga lebih banyak membutuhkan ruang di dek kapal induk. Sebagai perbandingan, F/A-18 Super Hornet memiliki desain sayap lipat.
Boeing telah mendemonstrasikan dalam presentasinya kepada Angkatan Laut India bahwa pesawat perang tersebut dapat masuk ke Lift INS Vikrant dan INS Vikramaditya tanpa perlu melepas radome cone dan wingtip rails.
Selain itu, varian kursi tunggal dan kursi ganda Super Hornet dapat beroperasi dari dek kapal induk, tidak seperti Rafale-M, yang varian kursi gandanya hanya beroperasi dari pangkalan di darat.
Rafale-M memiliki produksi terbatas kurang dari 50 unit dan hanya Angkatan Laut Prancis yang menggunakan pesawat ini, membuat platform ini lebih mahal daripada jet Rafale yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Perancis.
Dalam kasus Super Hornet, hampir 1.500 pesawat lama dan baru dikirim selama empat dekade terakhir, yang akan mengurangi biaya operasi karena skala ekonomi.
Sementara Rafale-M diunggulkan karena dapat take-off dengan payload 5,5 ton. Konfigurasi payload yang digotong Rafale-M mencakup dua tangki bahan bakar eksternal (masing-masin berisi 2.000 liter avtur), dua rudal udara ke udara jarak menengah Mica EM, dua rudal udara ke udara jarak dekat Mica IR dan sebuah rudal anti kapal AM-39 Exocet di bawah central fuselage.
Meski sayapnya tidak bisa dilipat, dimensi Rafale-M secara keseluruhan lebih kecil ketimbang F/A-18 E/F Super Hornet. Pun untuk tenaga, jarak jelajah dan payload senjata, Rafale-M masih lebih unggul dari Super Hornet.
Lepas dari aspek teknis, Dassault Aviation disebutkan berkeinginan untuk meningkatkan investasi di India, dimana saat ini perusahaan asal Perancis itu telah membentuk joint venture dengan label Dassault Reliance Aerospace Ltd dari perusahaan lokal, Reliance Anil Ambani di Nagpur.
Dassault Reliance Aerospace sudah barang tentu berdiri atas dasar serangkaian kontrak pengadaan alat pertahanan antara India dan Perancis, persisnya perushaan joint ventue itu kini telah memproduksi beragam suku cadang Rafale (tutup mesin dan kanopi), serta bagian kokpit untuk jet bisnis Falcon, kedepannya ada gagasan untuk membangun jet Falcon 2000 seluruhnya di India.
Selain kabar telah memutuskan Rafale-M sebagai pemenang program MRCBF, Hindustan Aeronautics Limited (HAL) terus melanjutkan pengembangan program jet tempur masa depan yang berbasis di kapal induk dalam program Twin Engine Deck Based Fighter (TEDBF).
Baca juga: Gantikan MiG-29K di Kapal Induk, Angkatan Laut India Menantikan Jet Tempur HAL TEDBF
Prototipe pertama di bawah program TEDBF dijadwalkan melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 2026. Spesifikasi TEDBF adalah jet tempur yang masuk generasi kelima dan akan memiliki dimensi lebih kecil dari jet tempur MiG-29K buatan Rusia, yang kini menjadi kekuatan utama jet tempur AL India. (Gilang Perdana)
mending beli senjata yg agak mahalan dr pada beli senjata ga boleh buat perang 😂😂😂
kita dapat offset untuk produksi fast moving parts juga untuk rafale
?
Tetep lebih bgs Jf-17 M utk menjaga IKN
Hohoho
Indihe mulai melepaskan sedikit demi sedikit alutsista Ruskies. Kebijakan Tsar wannabe yang overprotektif dan pelit ToT bikin Indihe memilih negara lain tapi juga mengembangkan kemandirian dari ulu ke hilir
Inilah pentingnya roadmap dan regulasi jelas yang sayangnya tak ada di negara+62
Kalau Hornet kan ada embel2 syarat dan ketentuan berlaku. Itu pasti. Kalau Rafale kan bebas to Bas?
nah sip, india condong ke prancis dan indonesia condong ke turki/turkiye (seharusnya tidak masalah indonesia menyebut turkiye dengan turki di indonesia megingat kata “turki” di bahasa indonesia bukan menyerupai kata “turkey” yang berarti “kalkun” seperti di bahasa inggris) namun lebih baik menyebut turkiye untuk menghormati negara turki
Tidak heran jg karena Angkatan Bersenjata India khususnya AU udah familiar dgn produk Prancis contohnya Mirage 2000 dan Rafale F3R, next AL-nya yg akan mengoperasikan Rafale-M utk perkuat basis fighter di kapal induknya.