Bakal Dilengkapi Conformal Fuel Tank dan Buil-In IRST, Boeing Luncurkan Jet Uji F/A-18 Super Hornet Block III
|Meski divisi pesawat komersialnya dibuat babak belur akibat dampak Covid-19, rupanya divisi pesawat militer Boeing masih menggeliat. Setelah pada 14 April lalu sukses melakukan penerbangan perdana F-15QA Advanced Eagle pesanan Qatar, masih dari fasilitas Boeing di St. Louis, Missouri, manufaktur dirgantara tersebut kembali meluncurkan unit perdana jet tempur F/A-18 Super Hornet Block III.
Baca juga: Dengan “Viking Takeoff,” Jet Tempur Boeing F-15QA Qatar Sukses Uji Terbang Perdana
Seperti dikutip dari NavalNews.com (13/5/2020), yang dimaksud peluncuran disini adalah wujud rampungnya F/A-18 Super Hornet Block III dari tahapan perakitan akhir pada 8 Mei 2020. Selanjutnya jet tempur tersebut akan digunakan untuk serangkaian uji coba sebagai jet uji (test jet). Dalam pernyataannya, pihak Boeing menyebut, jet tempur ini adalah satu dari dua jet uji F/A-18 Super Hornet Block III yang akan digunakan oleh AL AS, dimana pihak AL AS akan menguji kemampuan Super Hornet terbaru ini pada operasional di kapal induk. Beberapa peningkatan yang ditawarkan pada Super Hornet Block III mencakup hadirnya layar sentuh (touchscreen) pada dashboard kokpit dengan ukuran 19 inchi.
Sebagai informasi, Boeing telah menerima kontrak pada tahun lalu senilai US$4 miliar untuk pengadaan multi-year, 78 unit F/A-18 Super Hornet Block III, yang komposisinya terdiri dari 61 unit varian kursi tunggal (F/A-18E) dan 17 unit varian kursi tandem (F/A-18F). Rencananya, Boeing akan mengirimkan kesemua pesanan hingga tuntas tahun 2024 mendatang.
Karakteristik F/A-18 Super Hornet Block III memiliki tangki bahan bakar konformal (conformal fuel tank) yang dipasang di atas fuselage. Dengan conformal fuel tank, jet tempur ini dapat membawa 3.976 liter bakar tambahan dan dapat mengurangi hambatan udara, dengan begitu memungkinkan pesawat beroperasi lebih lama, lebih cepat dan membawa lebih banyak muatan.
Di dalam kokpit, sistem kokpit yang serba canggih telah mengganti model tombol dan kenop, yaitu dengan konsol berupa tablet berukuran besar. Tampilan layar sentuh 10 pinch zoom berukuran 19 inchi memberikan pilot kemampuan untuk melihat, melacak, dan menargetkan beberapa sasaran jarak jauh yang dihasilkan oleh satu frame monitor taktis.
Seperti halnya Gripen E, F/A-18 Super Hornet Block III nantinya sudah dilengkapi perangkat built-in IRST (infrared search and track) Block II dari Lockheed Martin yang dapat mendeteksi ancaman dalam jarak jauh tanpa harus bergantung pada radar yang mungkin mengalami jamming.
Konfigurasi F/A-18 Super Hornet Block III juga mencakup upgrade pada enhanced network capability, longer range radar AN/APG-79 AESA, reduced radar signature, advanced cockpit system, enhanced communication system, yang kesemua solusi menawarkan 10.000 flight hour lifespan.
Baca juga: Jerman Mantap Pilih Super Hornet untuk Gantikan Panavia Tornado, Ini Alasannya
Rencananya, secara bertahap AL AS akan melakukan upgrade pada armada Super Hornet Block II ke Block III, hingga nantinya total akan mengoperasikan 540 unit F/A-18 Super Hornet Block III, dimana jet tempur ini dapat dikatakan sebagai backbone dari superioritas udara AL AS. (Bayu Pamungkas)
Hari ini (15/5/2020), satu pesawat F-22 jatuh di Florida saat latihan.
https://edition.cnn.com/2020/05/15/politics/f-22-jet-crash-florida/index.html
Noh Israel mau Lego F-16. Indonesia minat gak tuh??
rugi kalau dilewatkan..F-16 Israel terkenal hebat upgrade mandiri terawat..200-unit. tapi jam terbang sangat tinggi
sekaligus bonus rudal lawas macem sidewinder aim-9L atau M tidak masalah..hehehe #ngarep.com
Kosongan… mendingan ogah… kemarin mau di jual ke Kroasia batal kan??? USA tidak mau memberi ijin karena ada teknologi Israel didalamnya… USA maunya kalau dijual ya seperti kondisi aslinya tanpa tambahan teknologi hasil permakan Israel…
Ujung2nya menambah pesawat tempur bekas… kemarin habis dapet 24 F-16 bekas, mau ditambah lagi???
Apa ngga malu sama tetangga???
Yupz, karena PTDI udah bisa upgrade sendiri so, kita bisa upgrade tuh F-16 A/B bekas Israel jadi varian blok 52 apalagi Ampe blok 60/62 kalo ada uang. Lumayan lah buat nambah sayap udara Indonesia.
Btw kapan nih Indonesia bisa upgrade Sukhoi Flanker sendiri?? Masak iya harus dibawa-bawa ke Belorus dulu buat upgrade nih?? Ngabisin devisa dong ntar.
Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Namanya beli second dari barang tua itu mau di upgrade seperti apapun tetap barang tua… mirip2 dengan modifikasi mobil, dengan mengaplikasikan perangkat modern di frame lama tidak lantas menjadikan barang itu sama dengan aslinya… bahkan kadang malah ada beberapa fitur yang tidak berfungsi maksimal karena memang bukan peruntukanya…
Mengapa F-16 upgrade di Indonesia??? karena USA tidak memiliki kemampuan untuk membawa F-16 menggunakan transportasi selain kapal, bahkan mungkin belum pernah mengirim F-16 menggunakan kapal… bayangkan betapa rumitnya jika upgrade harus dilakukan di USA… seperti dimasa lalu… mesti diterbangkan sampai ke USA…
Bedalagi dengan Russia yang memang secara design Sukhoi bisa di kirim menggunakan pesawat angkut sehingga pada dasarnya tidak menambah jam terbang…
Masalah biaya… memangnya upgrade F-16 juga tidak ada biaya??? tetap saja ada biaya asistensi, ada biaya pengadaan barang yang digunakan utuk upgrade dan lain sebagainya… sama saja bung, itu di dunia industri apapun tidak beda jauh
Jauh lebih mudah dan murah menerbangkan langsung..sekaligus uji pesawat..pembuktian bahwa pesawat ini memang OK..PT.DI dan Pabrikan lainnya Airbus, SAAB CASA dan lainnya melakukannya.
Kalau diangkut dengan pesawat pesawat malah ribet harus copot dulu sayapnya dan lainnya lalu dipasang lagi lalu uji lagi dan lainnya
Biaya sekali angkut US$250.000 = Rp. 3.7 Milyar
Biaya Teknisi dari pabrik per jamnya berapa
Biaya Pilot Uji per jamnya berapa
Dan lainnya
Bener bener bisa bikin bangkrut negara
Malah mencurigakan, mungkin saja pihak pabrik takut diterbangkan langsung karena bisa membuang umur mesin dan airframe yang sudah pendek, bisa merugikan konsumen
Lihat mutu barangnya, buatan AS dan Barat meski bekas banyak yang mau..lihat saja pesawat bekas AS dan Kapal bekas AS antri yang mau..royokan
Sedang buatan Rusia malah hampir tak laku..TNI saja tak mau kapal dan pesawat bekas rusia..karena umurnya pendek..suku cadang susah
airframe dan mesin buatan rusia umurnya pendek, kalau di terbangkan langsung dari rusia udah berapa jam terbang yg kepotong, belum lagi nanti pas di bawa ke sini, kalau tiba2 jatuh kan rugi rusianya, kwkwkwkwkwkwk
contohnya : sukhoi superjet 100, di pamerin terbang ke indonesia, ualah malah nabrak gunung salak.
SUKHOI 27 CONFORMAL FUEL TANK
https://www.key.aero/forum/modern-military-aviation/15701-su-30mkk-with-conformal-tank?page=0
https://www.google.com/amp/s/amp.reddit.com/r/WeirdWings/comments/86lent/wind_tunnel_testing_of_an_experimental_ejectable/
Itu Kupol M400 Recce Pod…bukan CONFORMAL FUEL TANK
Ada kabar baru, kata temanku yang berkunjung ke Iswahyudi.AIM-120C7 sudah datang komplit, bahkan sejak beberapa bulan yang lalu.
tinggal ditambah lagi tergantung keuangan negara..bravo TNI-AU
Su-35 kalau ketemu super hornet block III uda bisa dipastikan dia akan jadi kerupuk terbang. Su-35 hebat cuman karena video youtube, di medan tempur melempem kaya kerupuk
10.000 flight hour lifespan sekarang menjadi standar produk Alutsista buatan AS ya
F-16V terbaru malah 12.000 jam flight hour lifespan…2x MiG-35 dan Su-35 yang hanya 6.000 jam
Maaf bung admin (Bayu Pamungkas) ada yang mengganjal disaya…
…jet tempur ini dapat membawa 3.976 liter bakar tambahan dan dapat mengurangi hambatan udara, dengan begitu memungkinkan pesawat beroperasi lebih lama, lebih cepat dan “membawa lebih banyak muatan”.
Bukanya kalau ada tambahan bahan bakar berbanding lurus dengan menambah berat total, dan berbanding terbalik dengan kemampuan membawa muatan bung??? memang kalau dengan membawa drop tank akan mengurangi cantelan rudal, dan dengan conformal tank jelas tidak mengurangi jumlah cantelan rudal… tetapi tetap saja justru secara logika berat total menjadi bertambah…
Kalau memperpanjang ferry range iya, tetapi kalau menambah kemampuan membawa muatan sepertinya bertolak belakang…
@Bung Yulihantoro: nampaknya yang dimaksud pihak pabrikan, efek drag dari CFT akan jauh lebih kecil (berkurang), jika dibandingkan menggunakan external fuel tank konvensional (drop tank) yang selama ini digunakan. Lebih lagi, hard point yang ada pada sayap, dapat dimaksimalkan untuk membawa persenjataan (tambahan). Terima kasih.
Ooooo…. paham kalau begitu
Mungkin karena terlalu sering membawa Drop Tank sehingga kalimatnya begitu…….
Dulu ada wacana mau beli yg growler ada kbr kah ?
Daya terbangnya lebih jauh dari Su-35
Mana sih tulisan yg menjelaskan kalau rangenya lebih jauh ketimbang su 35 🤔
Wah ini juga reverse engineeringnya ane kw 2 nih. Ya ampun. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Jet generasi ke4 rasa gen 5 apalagi kalo dipasangi EWP
Wauuuuuuuw …..ini nih yg bikin IFX makin buram 😱😱😱
kwkwk, minta tot dan kerja sama sama rusia aja bro, minta tolong sama rusia letoy,
kata Fans Rusia, indonesia adalah sekutunya, kwkwkwk