Sadis! AC-130J Ghostrider Bakal Dilengkapi Senjata Laser dengan Kekuatan 60 Kilowatt

Varian tempur dari C-130J Hercules, yaitu AC-130J Ghostrider dipastikan bakal tambah garang lagi, selain saat ini dilengkapi kanon 30 mm dan howtizer 105 mm, bom GBU-39/GBU-69, rudal AGM-114 Hellfire, serta rudal AGM-176 Griffin, maka dalam waktu tak lama lagi, pesawat dengan label ground attack and heavily armed gunship ini akan ketambahan senjata baru, yaitu sistem senjata laser.

Baca juga: Eksperimen, Howitzer M2A2 105mm Pernah Dipasang di Helikopter

Dalam siaran pers yang dirilis Lockheed Martin (8/10/2021), disebutkan untuk misi tersebut, Lockheed Martin telah mengirimkan unit senjata yang diberi label Airborne High Energy Laser (AHEL) ke Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dalam persiapan untuk pengujian darat dan pengujian udara di atas AC-130J Ghostrider. Sebelum dikirimkan ke USAF, AHEL telah menjalani pengujian di fasilitas Lockheed pada 6 Oktober 2021.

Fase uji coba AHEL didasarkan pada kontrak yang diberikan oleh USAF kepada Lockheed pada Januari 2019 untuk mengintegrasikan, menguji, dan mendemonstrasikan sistem senjata laser di atas armada AC-130J Ghostrider. Meskipun sistem sedang menjalani pengujian operasional dan fungsional pada AC-130J, Lockheed Martin mengindikasikan bahwa teknologi tersebut sudah siap untuk digunakan.

Menurut Lockheed Martin, Angkatan Laut AS juga tertarik dengan sistem AHEL, ini dibuktikan pemberian kontrak senilai US$12 juta oleh Naval Surface Warfare Center untuk integrasi, pengujian, dan demonstrasi senjata laser.

Lockheed Martin tidak merinci spesifikasi dari AHEL, tetapi diperkirakan bahwa intensitasnya sama dengan High Energy Laser dan Integrated Optical-dazzler with Surveillance (HELIOS) yang saat ini sedang dikembangkan oleh Lockheed Martin di kapal perusak Arleigh Burke Class Angkatan Laut AS.

Dalam kesempatan terpisah, SOCOM (United States Special Operations Command) pernah menyebutkan bahwa AHEL akan berada di kelas 60 kilowatt. Ini akan sejalan dengan pernyataan Lockheed Martin sendiri bahwa senjata energi yang diarahkan ke udara ini berada di “kelas yang sama” dengan senjata laser HELIOS yang dipasok ke Angkatan Laut AS.

Ini bukan pertama kalinya AU AS bereksperimen dengan senjata laser. Pada berbagai tes pada 1990-an dan 2000-an menunjukkan nilai potensial dari penambahan sistem senjata laser di AC-130. Sejumlah tes tembakan langsung yang sebenarnya dari satu sistem, yang dikenal sebagai Advanced Tactical Laser (ATL) dilakukan dengan menggunakan pesawat uji C-130. Berbagai masalah teknis, termasuk ukuran dan berat senjata chemical oxygen-iodine laser (COIL) di kelas 100 kilowatt kemudian mengemuka.

Uji coba ATL.

Sifat senjata laser yaitu beroperasi dalam spektrum electromagnetic, sehingga tidak dapat dilihat secara langsung arah lintasan cahayanya. Senjata laser juga tidak bersuara dan betul-betul senyap. Keunggulan senjata laser lainnya adalah tingkat presisi yang tinggi, AL AS menyebut senjata ini bisa menghindari korban tak perlu (collateral damage) dalam perang.

Baca juga: AC-235 Gunship – Sang Penggebuk Berbasis Pesawat Angkut Sedang

Dengan bergerak di kecepatan cahaya, senjata laser dirancang dengan tujuan mampu menangkal ancaman dari udara dan permukaan. Meski digadang dengan sejumlah keunggulan, namun perlu dicatat bahwa adopsi senjata laser membutuhkan pasokan energi yang sangat besar dalam proses penembakannya. (Gilang Perdana)

16 Comments