AC-235 Gunship: Sang Penggebuk Berbasis Pesawat Angkut Sedang

Di Dubai AirShow 2017, Airbus Defence and Space (ADS) menampilkan pesawat C-295 versi Armed ISR (Intelligence Surveillance & Reconnaissance), karena ada embel-embel kata “armed” maka bisa dipastikan inilah gunship terbaru yang dirilis pihak ADS. Namun flashback ke tahun 2011, titisan dari senior C-295, yakni C/N-235 sudah mengangkasa sebagai gunship yang eksis di Timur Tengah, persisnya menyandang label AC-235.

Baca juga: Menelusuri Jejak C-295 “Special Mission” Untuk Indonesia

AC-235 hingga kini berstatus the only one, hanya dioperasikan oleh AU Yordania yang melakukan konversi pada dua unit C-235 standar menjadi sosok pesawat pelibas sasaran darat alias Close Air Support (CAS). Meski pesawatnya berasal dari Spanyol, jeroan dan sistem senjatanya dicomot dari Amerika Serikat yang kondang mengoperasikan AC-130. Sosok dibalik konversi tersebut adalah ATK (Alliant Techsystems) Defense Group. Sementara penggarapan proyek dipimpin oleh KADDB (King Abdullah Design & Development Beureu).

Gunship yang digadang untuk mengawal wilayah perbatasan ini memang telah menjelma sebagai pesawat penggebuk canggih, sebelum bicara soal senjata, urusan proteksi justru harus dikedepankan, mengingat dengan kecepatan yang rendah AC-235 rawan terkena terjangan proyektil dari kanon hanud. Untuk itu pada bagian kokpit dilakukan penambahan pelat keramik dan kevlar anti peluru, plus ada modifikasi self sealing fuel tank untum menjaga kemungkinan sel bahan bakar terbakar saat terkena tembakan.

Baca juga: AN/APS-143C(V)3 OceanEye – Generasi Radar Intai Maritim Terbaru Untuk CN-235 220 NG MPA

Pada bagian kiri pesawat yang menjadi tempat dudukan kanon, terutama di bagian pintu kiri belakang, dilakukan modifikasi dengan rangka titanium dan perkuatan sebagai tempat posisi laras kanon 30 mm.

Untuk urusan persenjataan, penekanan utama yakni pada adanya sponson depan kiri dan kanan untuk pemasangan stub wing. Di stub wing ini menjadi tempat cantelan bagi peluncur roket FFAR 70 mm (2,75 inchi) dan rudal anti tank AGM-114 Hellfire. Stub wing pada AC-235 dibuat menghadap ke bawah 10 derajat, untuk memudahkan pembidikan sasaran tanpa pesawat perlu menukik terlalu ekstrim.

Stub wing

Kru misi mengendalikan sistem sensor penemakkan melalui layar MFD (Multi Function Display) Avedon 18 inchi yang mampu menampilkan pembacaan dari seluruh sensor yang terpasang di pesawat. Untuk mengendus sasaran di permukaan, AC-235 dilengkapi sistem optronik yang cukup mumpuni, berupa electo optic/infra red yang dapat berputar 360 derajat. Konsol tersebut menggunakan tipe WESCAM MX-15Di besutan L3 Communication, terdiri dari enam macam sensor yang mencakup kamera berwarna untuk kondisi siang yang dilengkapi lensa zoom, kamera monokrom dengan lensa bidang sempit (narrow field of view) dan kamera infra-merah dengan empat kali pembesaran.

Baca juga: WESCAM MX-20HD – Dongkrak Kemampuan Boeing 737 Patmar TNI AU ‘Setara’ Poseidon

kanon GAU-23/ M230

Tidak itu saja, MX-15Di juga dilengkapi laser target designator, laser illuminator. dan laser spot tracker. Laser target designator ini bertugas memandu penembakkan rudal Hellfire dan kanon 30 mm. Untuk sistem pertahanan, AC235 dilengkapi AAR-47/ ALE-47 Defensive Countermeasures System. AAR-47 merupakan sistem deteksi multispektrum yang bisa memperingatkan pesawat pembawa dari ancaman rudal, laser, dan bahkan amunisi tak berpemandu seperti rudal dan peluru dari kanon hanud lawan.

Selain senjata yang disematkan pada stub wing, senjata maut yang jadi ciri khas gunship ini adalah kanon GAU-23/ M230, jenis kanon laras tunggal kaliber 30 mm yang serupa digunakan pada helikopter tempur AH-64 Apache. M230 dikembangkan Hughes dan kini diproduksi oleh Alliant Techsystems. M230 mampu menembakan peluru sebanyak 625 butir per menitnya. Sementara kecepatan luncur proyektil mencapai 805 meter per detik dengan jarak tembak efektif 1.500 meter. (Bayu Pamungkas)

8 Comments