Update Drone KamikazeKlik di Atas

Perancis Gelar “Aster X,” Latihan Militer Luar Angkasa Pertama untuk Lindungi Satelit

Lantaran punya peran strategis, keberadaan satelit menjadi sangat penting bagi suatu negara, hal ini berlaku bagi satelit yang dikelola oleh sipil dan militer. Terlebih bagi kepentingan militer, satelit dengan fungsi komunikasi dan intai (spy satellite) adalah aset mahal yang memerlukan perlindungan tersendiri. Berada nun jauh di luar angkasa, rupanya tak menjadikan posisi satelit aman dari ancaman.

Baca juga: 79M6 Kontakt – Rudal Anti Satelit dari Era Perang Dingin yang Sedang ‘Dibangkitkan’ Rusia

Ancaman nyata yang tak bisa dikesampingkan bagi pemilik satelit militer adalah potensi serangan rudal anti satelit. Sudah bukan rahasia lagi, bila satelit yang mengorbit rendah, rentan pada serangan rudal anti satelit. Ini bukan sebatas skenario, pasalnya Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) pernah membuktikan, bahwa satelit sebesar VW kodok dapat dihancurkan udal anti satelit (anti satellite missile) ASM-135 ASAT (Anti-satellite weapons) yang dilepaskan F-15A Eagle.

Tak cuma AS, Rusia dan Cina pun ikut mengembangkan sistem rudal anti satelit sejenis ASM-135, meski sejauh ini belum pernah diuji tembak ke sasaran di luar angkasa. Lepas dari ancaman rudal, keamanan satelit juga rentan pada aksi mata-mata. Aksi saling pepet satelit sudah menjadi isu dalam dunia antariksa.

Seperti pada Januari 2020, sebuah satelit Rusia yang diidentifikasi sebagai Kosmos 2542 telah memposisikan dirinya begitu dekat dengan satelit mata-mata AS (USA 245) di orbit sekitar Bumi. Meskio belum ada fakta bahwa satelit Rusia mengganggu satelit mata-mata AS, namun spekulasi di kalangan space trackers telah mencuat akan adanya dugaan maksud tersendiri dari manuver satelit Kosmos 2542.

Rupanya yang kerap diepepet bukan hanya satelit milik AS, Perancis yang juga mengoperasikan satelit mata-mata, juga mengalami hal yang kurang lebih serupa. Pada tahun 2017, satelit mata-mata Rusia mencoba mendekati satelit Perancis-Italia, yang oleh Paris disebut sebagai “tindakan spionase”. Satelit Olymp-K milik Rusia berusaha mencegat transmisi dari satelit Athena-Fidus yang digunakan oleh militer Italia dan Prancis untuk melakukan komunikasi yang aman.

Lintasan satelit Triplet Yaogan 30.

Nah, berangkat dari adanya ancaman pada keberadaan satelit militer, belum lama ini Perancis, untuk pertama kalinya menggelar Latihan Militer Luar Angkasa dengan sandi “Aster X.” Dikutip dari aerotime.aero (10/3/2021), disebutkan Perancis meluncurkan latihan militer luar angkasa pertamanya pekan ini untuk mengevaluasi kemampuannya mempertahankan keamanan satelit dan alat pertahanan lainnya.

Latihan itu adalah “uji tekanan terhadap sistem kami,” kata Michel Friedling, kepala Komando Antariksa Prancis yang baru dibentuk. Dia menambahkan bahwa latihan itu adalah “yang pertama bagi tentara Perancis dan bahkan yang pertama di Eropa.” Aster X adalah nama satelit pertama yang diluncurkan Perancis pada tahun 1965.

“Serangkaian peristiwa muncul dan menciptakan situasi krisis atau ancaman terhadap infrastruktur luar angkasa kami,” kata Friedling do Markas Komando Luar Angkasa di Toulouse, barat daya Prancis. Komando Pasukan Luar Angkasa Prancis, Commandement de l’Espace (CdE) dibentuk pada tahun 2019 dan ditargetkan memiliki 500 personel pada tahun 2025.

Baca juga: Saling Pepet di Ruang Angkasa, Satelit Rusia Dekati Satelit Mata-mata AS

Sebagai bentuk konkrit untuk melindungi satelit-satelitnya, Perancis berencana mengembangkan senjata laser anti-satelit dan memperkuat kemampuan pengawasan di daerah yang diyakini bisa menjadi area konfrontasi utama antara kekuatan-kekuatan di Bumi. (Bayu Pamungkas)

3 Comments