79M6 Kontakt – Rudal Anti Satelit dari Era Perang Dingin yang Sedang ‘Dibangkitkan’ Rusia
|Kedigdayaan Amerika Serikat dalam segmen rudal anti satelit memang belum bisa ditandingi oleh Rusia, terlebih AS berani mengklaim sebagai satu-satunya negara yang berhasil meluncurkan rudal anti satelit dan berhasil menghancurkannya saat berada di orbit luar angkasa. Meski begitu, Rusia saat masih berada dalam naungan Uni Soviet telah mempersiapkan sosok rudal anti satelit tandingan.
Rudal anti satelit yang dimaksud adalah 79M6 Kontakt yang dikembangkan pada era 80-an. Meski tak pernah diuji tembakan ke sasaran satelit, persisnya pada Januari 1987, untuk pertama kalinya terlihat jet tempur MiG-31D Foxhound membawa rudal Kontakt pada centerline. Rudal Kontact dirancang oleh Fakel Design Bureau OKB Vympel.
Banyak kalangan percaya bahwa proyek ini didorong sebagai tanggapan terhadap sistem rudal anti satelit ASM-135 milik AS yang berhasil diluncurkan dari jet tempur F-15 pada 13 September 1985.
Mengutip dari GlobalSecurity.org, rudal udara ke udara ini mengusung konstruksi three stage rocket dengan sumber tenaga dari solid propellant rocket yang dikembangkan OKB-16 (Kazan Engine Design Bureau). Roket tahap pertama dan kedua mengusung solid propellant, sedangkan roket tahap ketiga mengusung liquid propellant.
Rudal 79M6 Kontakt punya panjang 10 meter dan diameter 74 centimeter. Bobot rudal ini disebut-sebut mencapai 4,5 ton dan dapat diluncurkan dari ketinggian 15-18 km di atas permukaan laut. Bicara tentang jarak tembak, rudal dengan kecepatan 3.000 km per jam ini dapat mencapai sasaran di orbit pada jarak 120 hingga 600 km.
Rudal Kontakt dirancang untuk membawa hulu ledak seberat 20 kg dengan teknologi kinetic interceptor. Durasi terbang rudal ini berlangsung di rentang 100 – 300 detik.
Seiring bubarnya Uni Soviet pada tahun 1990, maka redup pula proyek rudal anti satelit ini. Barulah kemudian pada periode 2009-2010, ada kabar bahwa ada upaya untuk membangkitkan kembali proyek rudal Kontakt yang di-upgrade menjadi 95M6. Intelijen AS mengatakan bahwa rudal anti satelit Rusia mungkin baru siap pada tahun 2022. Rudal ini diyakini dirancang untuk menargetkan satelit komunikasi dan satelit intai di orbit rendah bumi. (Gilang Perdana)
Mending perkuat radar banyakin F-16 buat ngusir jet tempur musuh yang nyelonong masuk kalau bisa di setiap pulau besar ada skuadron tempur tersendiri, itu yang di photo pesawat MIG-31 atau MIG-25 kalau AS di film nembak satelit pakai B-2
Rudal anti satelit bangkit kembali seiring “flate earther” bergejolak.
Bismillah 79m6 k rusia bisa jadi varian rudal TNI.AU,kenapa nga kita coba platformkan di cn.235 mpa,n.250,n.219 varian MPA.
Menurutku, tahun 90an cuma masa dormancy dari Perang Dingin aja, 2000an lanjut lagi. Walaupun sistem ekonomi Soviet sama Rusia sekarang beda, tapi doktrin Glavniy Protivnik Rusia masih ke AS. Lupakan sistem ekonomi, Perang Dingin masih jalan.
Buset dibangkit kan
Sungguh sangat Dementia ttg Imperium Soviet
Sayang sebagian bekas imperium soviet tsb bilang moh males dimiskienkeun tyuz.
Kita perlu mempunyai rudal seperti ini untuk menembak satelit yang tidak berizin atw satelit intai asing yang nekat nyelonong
Nyelonong bagaimana memangnya wilayah luar angkasa ada pemiliknya?
Tergantung bgmn konstitusi suatu negara merumuskannya 🤷
Pak Cappy Hakim pernah membahas ttg hal ini, bahwa konstitusi kita tidak mengatur ttg penguasaan ruang udara diatas wilayah teritorial RI hingga ke ruang angkasa shg satelit milik negara asing pun bebas mengorbit diatas ruang angkasa RI
Satelit intai bambang sering potret instalasi militer suatu negara.
‘Seperti lo sedang mandi,nah tetangga lo terbangun drone buat ngintip lo mandi”.dari pada kelihatan barangmu lebih baik tembak aja begitu kurang lebih.
Betul, sebab hanya disebut tanah dan air. Perumus konstitusi lupa mencantumkan udara atau langit. Sampai penggubah lagu dan penguasa bahkan prajurit serta komandan hanya menyebut rasa cinta kepada tanah dan air saja sedangkan langit tidak disebut. Padahal langit pun juga penting tapi tidak dicintai. Kasihan langitku.
Beda dengan orang Mongol. Bahkan Jenghis Khan sudah mencintai langit yang biru. Dia berpandangan jauh ke depan.
Sekarang apa kita punya space tracking radar untuk melacak pergerakan obyek antariksa. Dan yang terpenting pasokan listrik mumpuni belum lagi biaya dari pembelian hingga integrasi
Radar hanud dan maritim TNI sedikit yang mampu operasional 24 jam karena kurangnye pasokan daya listrik
Space tracking radar dan OTHT radar seperti Jindalee mengkonsumsi daya listrik berkali lipat dibandingkan radar hanud dan maritim
Sekelas weibel harusnya bisa.
Tanah Air Udara dan Teknologi Elektronika Informatika Bung TN
Gap teknologi adalah ancaman nyata negara
Bismillah setuju banget,perlu ditambah dengan rudal tor,rudal buk,rudal kalibr,rudal brahmos dan neptune,coba kita usung ke KCR,panser anoa kita ada rudal javelin,spike jadi gahar.
hohoho
selamat bermimpi
masih halal lho
realita berkata lain