ASM-135 ASAT – Satu-satunya Rudal dari Jet Tempur yang Sukses Hancurkan Satelit di Luar Angkasa

Peristiwanya sudah berlangsung 35 tahun lalu, atau saat Perang Dingin masih bergelora, namun momen pada 13 September 1985, akan selalu dikenang dalam jagad dirgantara dan antariksa global, pasalnya untuk pertama kalinya dan boleh dibilang satu-satunya, sebuah satelit berhasil ditembak dan dihancurkan oleh rudal yang dilepaskan dari jet tempur. Sang algojo adalah F-15A Eagle dengan rudal anti satelit (anti satellite missile) ASM-135 ASAT (Anti-satellite weapons).

Baca juga: Saling Pepet di Ruang Angkasa, Satelit Rusia Dekati Satelit Mata-mata AS

Sasaran yang berhasil dihancurkan adalah sebuah satelit seukuran sedan VW Kodok, yaitu Solwind P78-1, yang tak lain adalah satelit cuaca yang diluncurkan pada 24 Februari 1979. Pilot satu-satunya di dunia yang berkesempatan meluncurkan rudal anti satelit adalah Mayor Wilbert D. “Doug” Pearson, yang menerbangkan F-15A Eagle 76-0084 dengan label “Celestial Eagle.”

Dari beberapa literasi, disebutkan F-15A terbang sejauh 322 km ke arah barat dari Lanud Vandenberg. Sasaran satelit Solwind P78-1 kala itu berada di ketinggian 555 km dari atas permukaan laut. Sebelum peluncuran, F-15 terbang dengan kecepatan Mach 1.22 dan melakukan pendakian di gravitasi 3,8g pada sudut 65 derajat. Selanjutnya ASM-135 ASAT secara otomatis diluncurkan pada ketinggian 11.582 meter, sementara F-15 saat pelepasan rudal terbang dengan kecepatan Mach 0.9.

ASM-135 ASAT diproduksi oleh LTV Aerospace pada tahun 1984, dalam mengarah ke sasaran, rudal dengan bobot 1.180 kg ini mengandalkan pemandu berupa Infrared homing seeker. Dengan tenaga dari LPC-415 solid propellant two pulse rocket, ASM-135 ASAT dapat melesat dengan kecepatan hipersonik – 14.260 km per jam. Ketinggian luncur rudal bisa mencapai 563 km, sementara jarak jangkaunya 648 km.

Dengan hulu ledak kinetic energy kill, satelit Solwind P78 dengan bobot 907 kg berhasil dihancurkan saat melesat di luar angkasa dengan kecepatan 24.140 km per jam. Laporan menyebut, sasaran hancur menjadi 285 potongan puing yang tersebar ke orbit.

Bagi AS, adopsi sistem rudal anti satelit dengan platform peluncur jet tempur disiapkan tak lain untuk mengeliminasi bertebarnya satelit mata-mata milik Uni Soviet, yang mengorbit dengan ukuran relatif kecil. Jika respon penghancuran mengandalkan rudal anti satelit yang berbasis di darat (ground based), diperkirakan tidak cukup efektif, lantaran posisi satelit yang ingin dihancurkan harus pada posisi pas dari area jangkauan rudal hanud. Sementara bila diproyeksikan dengan kendaraan peluncur mobile seperti truk, maka pergerakan dan mobilitasnya dinilai tak memadai untuk menguber satelit yang melesat begitu cepat di luar angkasa.

Mayor Wilbert D. “Doug” Pearson

Baca juga: Israel Sukses Luncurkan Ofek 16, Satelit Mata-mata dengan Electro Optical Reconnaissance

AU AS pernah merencanakan untuk mengakuisisi 112 unit ASM-135, namun dengan berakhirnya Perang Dingin dan bubarnya Uni Soviet, program ASM-135 lantas dihentikan. Sebagai gantinya, arsenal rudal anti satelit yang kini diandalkan oleh AS adalah RIM-161 Standard Missile 3 (SM-3) yang diluncurkan dari kapal perang. Selain AS, negara lain yang punya kapabilitas dalam rudal anti satelit adalah Rusia, Cina dan India. (Haryo Adjie)

11 Comments