Menanti Kapal Selam Nuklir, Saab Tawarkan Australia Upgrade Collins Class Agar Tetap Strong Hingga Tahun 2048
|Australia dengan dukungan pakta AUKUS telah menetapkan pilihanya untuk mengadopsi delapan kapal selam nuklir. Meski belum ketahuan platform apa yang akan jadi rujukan Australia untuk kapal selam nuklirnya, tapi dipastikan program pembangunan kapal selam nuklir tidak mudah dan bakal memakan waktu lama, terlebih bila nantinya konstruksi kapal selam nuklir akan dibangun di wilayah Australia.
Baca juga: Menanti Tahun 2040, Australia Berencana Sewa Kapal Selam Nuklir dari AS atau Inggris
Petinggi di Pemerintahan Australia tentu menyadari hal tersebut, bila proses pengadaan mulus pun, unit perdana kapal selam nuklir Australia baru akan diterima pada tahun 2040. Menghadapi gap waktu yang demikian panjang sementara kondisi keamanan regional bisa berubah dalam waktu dekat, maka pilihan Australia bisa ditebak, yaitu merencanakan untuk menyewa kapal selam nuklir dari AS atau Inggris.
Menyewa kedengarannya mudah dilakukan, tapi faktanya itu pun butuh persiapan dan pendanaan yang tak sedikit. Opsi sewa kapal selam digulirkan Australia, salah satunya sebagai ajang adaptasi bagi awak kapal. Namun itu semua perlu persiapan infrastruktur pendukung yang cermat. Lain dari itu, belum tentu AS atau Inggris punya armada kapal selam nuklir yang siap untuk disewakan dalam waktu dekat.
Menghadapi realita di atas, maka opsi terbaik saat ini adalah mempertahankan tingkat kesiapan tempur dari enam unit kapal selam diesel listrik Collins Class. Sebenarnya tanpa ada niatan mengakuisisi kapal selam nuklir, Angkatan Laut Australia (Royal Australia Navy/RAN), sudah ada beberapa kali program untuk meningkatkan kemampuan Collins Class.
Karena pernah di dera beberapa permasalahan teknis, armada Collins Class telah mengalami beberapa proses upgrade dari sisi sensor dan persenjataan. Berbagai permasalahan teknis menghantui kapal selam buatan Australia ini. Entah itu kerusakan combat system, kerusakan generator dan lain sebagainya. Semua itu berawal dari keinginan Australia untuk mengoperasikan kapal selam yang tidak digunakan oleh Angkatan Laut lain di dunia. Persyaratan Collins Class adalah kemampuannya untuk beroperasi di perairan Samudera.
Untuk itu Canberra lebih memilih pendekatan desain daripada off-the-shelf. Kapal selam kelas Collins desain dasarnya adalah kapal selam Vastergotland asal Kockum AB, Swedia yang kemudian didesain ulang oleh ASC (Australian Submarine Corporation). Melalui desain ulang, dimensi kapal selam mengalami pembesaran beberapa kali dibandingkan aslinya. Sebagai informasi, Collins Class punya bobot di permukaan 3.100 ton dan bobot saat menyelam 3.407 ton
Melihat ada potensi untuk memperpanjang usia operasional Collins Class, yang tadinya ditaksir sampai tahun 2030, maka pihak Saab Kockum AB yang merupakan pihak perancang desain Collins Class, menawarkan solusi untuk memperpanjang usia pakai kapal selam ini, setidaknya sampai tahun 2048, saat dimana Australia dalam fase transisi ke era kapal selam nuklir.
Dikutip dari Navalnews.com (28/9/2021), Andy Keough, Managing Director Saab Australia saat berbicara dalam Saab Submarine Seminar menyebutkan, bahwa selama ini Collins Class kerap dioperasikan di lautan lepas, jauh di luar teritori Australia dengan durasi operasi selama 50 hari. Dan guna meningkatkan kemampuannya untuk berada di lautan lepas, Saab menawarkan pembaruan peralatan propulsi utama, yang mencakup generator diesel dan mesin pendorong.
Bila Saab dilibatkan, maka teknologi pada kapal selam A26 Class kemungkinan juga akan diaodopsi. Keough mengatakan bahwa Collins Class bersifat modular, maka Saab dengan pengalaman yang luas dalam kemampuan ‘memotong’ lambung kapal selam menjadi dua, akan memasukkan kemampuan baru. Saab telah melakukan ini di banyak kelas di masa lalu, terakhir dengan Gotland Class milik AL Swedia.
Tidak dijelaskan persis teknologi yang akan diadopsi, namun kuat dugaaan adalah AIP (Air Independent Propulsion) yang mungkin menjadi pilihan. Adanya elemen baru tentu akan mempengaruhi desain lambung. Faktanya, desain Collin Class saat ini sudah besar, sehingga ini bukan tantangan yang ringan dalam hal rancang bangun. Collins Class punya panjang lambung 77,42 meter dengan diameter 8 meter.
Pada Desember 2020, Thales Australia dan Commonwealth of Australia (CoA) telah menandatangani kontrak senilai US$23,7 juta untuk memasok next generation system pada enam unit kapal selam Collins Class. Ada dua elemen utama dalam next generation system, yaitu Heron MOAS (Mine and Obstacle Avoidance Sonar) dan HFIA (High Frequency Intercept Array).
Heron MOAS menyediakan peningkatan deteksi dengan low false alarm rate untuk menghadapi ancaman mulai dari ranjau hingga terumbu karang, beting, dan benda berbahaya seperti kontainer pengiriman yang dipindahkan. Sementara HFIA digadang meningkatkan kemampuan kapal selam untuk mendeteksi emisi frekuensi tinggi seperti sonar, dan ancaman bawah laut yang muncul.
Baca juga: AL Australia Pertimbangkan Pengadaan Kapal Selam Type 214 dari Jerman
Heron MOAS adalah sistem yang dirancang dan dikembangkan oleh Thales, AL Australia, dan Litbang Industri Pertahanan untuk mengembangkan sistem sonar yang disesuaikan dengan persyaratan operasi unik bagi kapal selam, terutama dalam berlayar di perairan dangkal dengan peta laut yang tidak memadai. (Gilang Perdana)
saking hebatnya collin bahkan pernah ketangkep jaring nelayan kita wkwkwkw
Ngimpi apa bro..? Mana mau australia akuisisi alutsista ecek2. Yg dari prancis yg jauh lbh canggih aja di batalin. Dan tawaran jerman untuk U-214 aja ngga dilirik apalagi changbogo. Versi kw dari U-209.
F35 sudah punya, sekarang mau kasel nuklir nanti rudal hipersonik ICBM, ini sonotan mau jajah indonesia atau mau pecah belah jadi kecil-kecil biar mudah di serap sdanya..itu nalar inteleijen saya jng dibawa serius hahahaha
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera masukkan proposal penawaran utk upgrade Collin Class sekaligus juga tawarkan Nagapasa Class a.k.a. Changbogo Class yg sdah berhasil kita buat. Berikan insentif, offset dan ToT kepada Australia agar mereka tertarik, juga tawarkan imbal beli sebagai alternatif pembayaran yg trend di negara kita utk pembelian alutsista. Laksanakan ! Bravo !
50 hari di lautan lepas pasti laut yg di utara, klo laut yg di selatan ngintai pinguin dong
Apa kabarnya pembelian KASEL kita ?