Marine 2035+ Jerman: Rencana Bangun Delapan Fregat F127 Class (10.000 Ton) Berkemampuan Destroyer

Tertuang dalam dokumen strategi maritim “Marine 2035+”, Angkatan Laut Jerman (Deutsche Marine) memiliki misi jangka panjang untuk memperluas kemampuannya jauh melampaui perairan regional (Green Water Navy). Dan salah satu elemen peningkatan kekuatan adalah dengan membangun delapan unit fregat kelas berat, yang dari aspek persenjataan dan bobot sudah menyamai destroyer.

Baca juga: Masuk ke Bisnis Kapal Perang, Rheinmetall Borong Mayoritas Saham Lürssen Defence

Yang dimaksud adalah fregat F127 class, yang akan dibangun oleh konsorsium perusahaan galangan kapal Jerman yang dipimpin oleh TKMS (ThyssenKrupp Marine Systems) dan NVL Group (Naval Vessels Lürssen). Kedua perusahaan telah membentuk usaha patungan (joint venture) dengan TKMS sebagai pemegang saham mayoritas untuk proyek ini. Desain kapal ini sendiri didasarkan pada konsep MEKO A-400 AMD yang dikembangkan oleh TKMS.

Jumlah unit yang akan dibangun telah mengalami peningkatan karena kebutuhan pertahanan Jerman, rencana awal adalah 5 kapal dengan opsi untuk kapal keenam (total 6), kemudian rencana terbaru menunjuk pada akuisisi sebanyak delapan unit kapal F127 class.

Anggaran sekitar 26 miliar Euro (US$30.6 miliar) telah disiapkan untuk program ini, yang mencakup pembangunan dan sistem persenjataan lengkap. Kapal pertama diharapkan akan mulai bertugas sekitar tahun 2033 atau 2034.

Mengenai jadwal konstruksi, proyek F127 saat ini masih berada dalam tahap desain akhir, perencanaan, dan pengadaan sistem tempur utama (seperti sistem Aegis). Setelah kontrak diberikan, peletakan lunas kapal pertama (First in Class) diharapkan dapat dimulai segera setelahnya, kemungkinan pada akhir 2025 atau awal 2026.

F127 class diproyeksikan menjadi kapal perang permukaan terbesar yang pernah dioperasikan oleh Angkatan Laut Jerman (Deutsche Marine) pasca-Perang Dunia II. Bobot F127 sekitar 10.000 ton (setara dengan destroyer Amerika Serikat kelas Arleigh Burke).

Sebagai perbandingan, F127 jauh melampaui ukuran kapal-kapal Jerman yang ada saat ini, seperti fregat F125 (Baden-Württemberg class) 7.200 ton, dan fregat F124 (Sachsen class) 5.800 ton.

Ukuran yang masif ini diperlukan untuk menampung sistem radar canggih (kemungkinan AN/SPY-6) dan 64 sel peluncur vertikal (VLS) Mk 41 yang mutlak diperlukan untuk peran sebagai kapal Pertahanan Rudal Balistik (BMD) dan Pertahanan Udara Area (Area Air Defence).

Angkatan Laut Jerman Kembali ke Indo Pasifik, Kerahkan Frigat Baden-Württemberg Class dan Kapal Tanker Berlin Class

Selain bobotnya yang 10.000 ton, F127 memiliki ukuran yang luar biasa besar untuk diklasifikasikan sebagai fregat; ukurannya setara dengan kapal penghancur (destroyer) modern, panjang sekitar 160 meter dan lebar 21 meter.

Fregat F127 dirancang untuk menggunakan sistem propulsi CODLOG (Combined Diesel-Electric Or Gas). Pada kecepatan jelajah yang rendah (mode patroli atau pengawasan), kapal digerakkan oleh motor listrik yang ditenagai oleh generator diesel. Ini sangat efisien bahan bakar dan lebih senyap (penting untuk operasi anti-kapal selam). Dan ketika kecepatan penuh atau tenaga tempur dibutuhkan, turbin gas akan diaktifkan untuk memberikan dorongan maksimum, memungkinkan kapal mencapai kecepatan tertinggi.

Sempat Dilirik Indonesia, Frigat Bremen Class Terakhir Resmi Dipensiunkan AL Jerman

Kecepatan Maksimum diproyeksi sampai 32 knot dan jangkauan operasi 4.000 mil laut (7.408 kilometer), serta daya tahan (endurance) lebih dari 30 hari di laut tanpa perlu pengisian ulang.

Fregat F127-class dirancang dengan dek penerbangan dan hanggar yang besar untuk mendukung operasi udara maritim. Fregat F127 akan mampu membawa dua helikopter seukuran kelas NH-90 Sea Tiger (helikopter utama Angkatan Laut Jerman saat ini).

Selain Canggih, Frigat FDI (Belharra Class) Naval Group Unggul Berkat Desain Lambung “Inverted Bow”

Desain Haluan Inverted Bow
Desain haluan terbalik (Inverted Bow) telah menjadi tren di kapal perang modern, khususnya kapal tempur besar Eropa, karena keuntungan hidrodinamik dan operasionalnya. Kapal-kapal ini sering kali diklasifikasikan sebagai desain wave-piercing (pemecah gelombang). Model kapal kombatan dengan desain seperti ini juga telah diterapkan pada fregat FDI class (Perancis) dan destroyer Zumwalt class (AS).

Netizen Gaduh, Destroyer Stealth USS Michael Monsoor (Zumwalt Class) Terlihat Berkarat, Ini Pengaruhnya!

Tetap Disebut Fregat
Angkatan Laut Jerman secara historis mengklasifikasikan kapal mereka berdasarkan peran dan misi utama yang diembannya, bukan semata-mata berdasarkan berat benaman (displacement) atau ukurannya. Huruf F (Fregat) digunakan untuk kapal-kapal yang tugas utamanya adalah pengawalan, patroli, dan pertahanan udara area dalam kelompok tugas (task group).

Selain itu, sejak Perang Dunia II, Angkatan Laut Jerman cenderung menghindari penggunaan istilah “Destroyer” untuk kapal perang permukaan yang baru. Kapal perang besar yang dibangun Jerman setelah perang cenderung secara konsisten diklasifikasikan sebagai Fregat (F), meskipun spesifikasi mereka terus bertambah hingga menyamai destroyer.  

Hancurkan Drone, Untuk Pertama Kali AL Jerman Uji Coba Senjata Laser di Frigat Sachsen Class

Dalam strategi Marine 2035+, Angkatan Laut Jerman juga membangun fregat F126 class (Niedersachsen class) berbobot 8.000 ton. Fokus operasinya ditekankan pada misi anti kapal selam di lautan terbuka dan lingkungan konflik intensitas rendah. F126 bertindak sebagai pemburu kapal selam dan kapal multi misi, sementara F127 bertindak sebagai perisai pertahanan udara dan rudal. Dalam kelompok tempur NATO, fregat F126 akan dilindungi oleh perisai anti udara dari fregat F127. (Gilang Perdana)

Jerman Mulai Bangun Frigat F126 Class – Jadi Kapal Perang Terbesar Jerman Sejak Perang Dunia II

2 Comments