Tanpa Kanon Reaksi Cepat, Frigat Baden-Württemberg Jerman Percayakan CIWS pada RAM Block II
Setelah melakukan pelayaran jarak jauhnya ke Jepang, termasuk melintasi Selat Taiwan, misi pelayan jarak jauh Angkatan Laut Jerman ke Indo Pasifik, yang terdiri dari frigat Baden-Württemberg class (Type 125), yakni F222 Baden-Württemberg, dan kapal pendukung tempur (tanker) A1412 Frankfurt Am Main – Berlin class (Type 702), kini berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, mulai dari tanggal 26 sampai 29 September 2024.
Pelayaran ke Indonesia dua kapal perang Jerman adalah dalam rangka perjalanan kembali ke negara asalnya. Meski mengemban misi pelayaran muhibah ke negara-negara yang bersahabat, namun kehadiran armada Jerman sempat membuat ketegangan, khususnya saat mereka melintasi Selat Taiwan.
Frigat F222 Baden-Württemberg memegang peran kunci dalam pelayaran ini. Walau serba canggih dan padat persenjataan, namun Baden-Württemberg untuk urusan pertahanan jarak dekat, Close In Weapon System (CIWS) frigat ini tidak dilengkapi kanon reaksi cepat seperti Phalanx atau Rheinmetall Oerlikon Millennium Gun.
Nah, untuk meladeni potensi ancaman udara, dalam segmen CIWS, frigat Baden-Württemberg faktanya bertumpu pada dua stasiun RAM Block II (Rolling Airframe Missile Block II) launcher, yang masig-masing terdapat di depan anjungan dan di atas hanggar menghadap buritan. Setiap stasiun RAM Block II launcher terdiri dari 21 rudal RIM-116 Rolling Airframe Missile.
RIM-116 adalah rudal pertahanan jarak pendek yang dirancang untuk melindungi kapal dari ancaman rudal anti-kapal, pesawat, dan drone. RIM-116 juga merupakan rudal yang sangat lincah dan cepat dengan sistem pemandu dual-mode (radar pasif dan pencari inframerah), sehingga memungkinkan deteksi dan pelacakan target yang lebih efektif.
Ada beberapa varian RIM-116, dan untuk RAM Block II, varian rudalnya adalah RIM-116C Block II. Dari spesifikasi, RIM-116C Block II ditenagai
Hercules/Bermite Mk. 36 Solid-fuel rocket, yang mampu melesatkan rudal dengan kecepatan lebih dari Mach 2.
Dengan bobot 88 kg, RIM-116C Block II punya panjang 2,8 meter, diameter 127 mm dan lebar bentang sayap 434 mm. Dengan sistem pemandu radar pasif dan inframerah (dual-mode seeker), rudal pelindung kapal perang ini dapat menjangkau sasaran sampai jarak 10 kilometer. Tingkat akurasi rudal ini diklaim mencapai 95 persen.
Hingga saat ini, RIM-116C Block II belum dilaporkan digunakan dalam operasi militer langsung skenario tempur besar. Namun, RIM-116C telah dikerahkan di berbagai kapal perang yang aktif dalam operasi militer global, termasuk dalam misi-misi patroli, penjagaan laut, dan operasi tempur terbatas.
RAM Block II diproduksi oleh RAM-System GmbH (RAMSYS) dari Jerman dan Raytheon Missile Systems (RMS) dari AS. Diehl Defense dan MBDA Deutschland adalah pemegang saham RAM-System GmbH.
Dalam lembar fakta, disebut RAM Block II telah rerbukti dalam lebih dari 350 uji terbang dan penembakan operasional. Lebih dari 200 sistem peluncur – Guided Missile Launching System (GMLS) MK-4 dan 4500 rudal RIM-116 telah dikirimkan. Selain digunakan oleh Angkatan Laut AS dan Jerman, RAM Block II juga telah diadopsi oleh armada kapal perang Mesir, Turki, Yunani, Qatar, Korea Selatan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Mauser MLG27
Pada frigat Baden-Württemberg sejatinya terdapat dua pucuk kanon Mauser MLG27 kaliber 27 mm. Namun, Mauser MLG27 tidak termasuk sebagai CIWS (Close-In Weapon System) karena sistem senjata ini dirancang untuk peran yang berbeda, meskipun memiliki beberapa kesamaan dengan CIWS, seperti kemampuan untuk digunakan dalam pertahanan kapal.
MLG27 adalah senjata otomatis yang dipasang di kapal dan dirancang untuk melawan ancaman seperti kapal kecil, perahu cepat, serta ancaman permukaan lainnya. Meskipun dapat digunakan untuk pertahanan terhadap pesawat dan helikopter, MLG27 tidak dirancang khusus untuk menghadapi ancaman rudal anti-kapal yang bergerak sangat cepat, yang merupakan peran utama dari CIWS.
MLG27 menggunakan meriam otomatis kaliber 27 mm, yang memiliki kecepatan tembak yang cukup tinggi, tetapi tidak setara dengan sistem CIWS yang biasanya menggunakan meriam gatling multilaras (seperti Phalanx) atau RAM.
CIWS sepenuhnya otomatis dan dapat mendeteksi, melacak, dan menyerang target tanpa campur tangan manusia, dalam waktu yang sangat singkat, karena dirancang untuk bereaksi dalam hitungan detik terhadap ancaman rudal. Sementara, MLG27 dapat dioperasikan secara manual atau otomatis, tetapi tidak memiliki sistem radar atau sensor yang secanggih CIWS, yang memungkinkan deteksi dan pelacakan ancaman udara yang cepat secara otomatis. (Gilang Perdana)
Mehr videos…….
https://youtu.be/kdpJrNYNtPQ?si=xLu4VmMpRF1BxMA-
https://youtu.be/i9LkrU1Mog8?si=I1shuluRERIyg1Mf
https://youtu.be/_4jNJq_WoV0?si=WLGFSXdNVNx-fm7V
Die Videos der Fregatte Baden-Württemberg
https://www.instagram.com/reel/DAaMdAzJHWt/?igsh=MXh1djExM2FtbDF2eg==
https://www.instagram.com/reel/DAXOtulvt7B/?igsh=MWdqZjFlMzVyY2tnZg==
https://www.instagram.com/reel/DAVkXHasQ_O/?igsh=bzhrazc1ZGh6ZGMz
https://youtu.be/_WQNENQTX5Q?si=csb8Vi9nC6KtuhUa
https://youtu.be/B78Gsrw9lGI?si=0q_EVTjiEYvZ_ZYl
die Videos der Fregatte Baden-Württemberg…….
https://youtu.be/bXJ0Cwgs1cQ?si=RB5ygR5-blJ_q0sf
https://youtu.be/KArsK-SAm8c?si=2vSiO02stgTSapFn