AL Korea Selatan Adopsi Kanon CIWS Phalanx Generasi Terbaru, Ini Kemampuannya
|
Setiap angkatan laut punya preferensi tersendiri atas adopsi kanon reaksi cepat – Close In Weapon System (CIWS). Lantaran adanya dinamika dan kebutuhan, ada kalanya penggunaan jenis kanon CIWS bisa berbeda-beda jenis, ambil contoh TNI AL yang mengadopsi kanon CIWS dari pabrikan Rheinmetall dan Norinco. Serupa tapi tidak sama, AL Korea Selatan dikabarkan akan menggunakan kanon CIWS Phalanx generasi terbaru untuk kapal perusak rudal Sejong Daewang Class (KDX III) batch II. Yang unik, Sejong Daewang Class batch I yang terdiri dari tiga unit kapal perusak, justru mengusung kanon CIWS Goalkeeper besutan Thales Nederland.
Baca juga: Oerlikon Millennium 35mm – Perisai Reaksi Cepat Andalan PKR Martadinata Class TNI AL
Merujuk ke informasi dari Janes.com (2/12/2020), disebutkan US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada 1 Desember 2020 telah memberikan persetujuan untuk penjualan dua unit Phalanx Block 1B Baseline 2 (IB2)/MK 15 MOD 25 berikut 4.000 munisi armor-piercing incendiary (API) 20 mm kepada Korea Selatan dengan nilai sekitar US$39 juta lewat program Foreign Military Sale (FMS).
Sementara untuk kesepatakan untuk suku cadang, peralatan pendukung, perangkat lunak, pelatihan, bantuan teknis teknik serta elemen terkait lainnya masih menunggu persetujuan Kongres AS. Lantaran hanya mengakuisisi dua unit, pengadaan kanon CIWS Phalanx terbaru ini tidak menyertakan perjanjian offset alias imbal beli.
Antara Goalkeeper dan Phalanx adalah dua jenis kanon CIWS berstandar NATO yang punya perbedaan dari jumlah laras dan kaliber. Goalkeeper mengusung tujuh laras dengan kaliber 30 mm, serupa dengan kanon Type 730 yang dipasang pada dua unit korvet Parchim Class TNI AL. Sedangkan Phalanx mengusung enam laras dengan kaliber 20 mm. Lantaran menggunakan basis kanon Vulcan M61 Gatling Gun yang banyak digunakan sebagai kanon organik di jet tempur besutan AS, maka debut Phalanx memang lebih populer dibanding Goalkeeper.
AL Korea Selatan mengonfirmasi pesanan Sejong Daewang Class batch II pada 10 Oktober 2019, dimana dipesan tiga unit tambahan pada kapal perusak yang punya bobot 11.000 ton pada galangan Hyundai Heavy Industries (HHI). Unit pertama KDX III batch II rencananya akan diserahterimakan pada November 2024.

Sekilas tentang Phalanx Block 1B Baseline 2, kanon produksi Raytheon Missile and Defense ini, merupakan bentuk penyempurnaan dari generasi Phalanx sebelumnya, dimana kanon ini mengalami perombakan total, mulai dari laras yang mengusung OGB (Optimized Gun Barrels) lebih panjang untuk mencapai jarak tembak yang lebih jauh.
Kemudian ada bekal FLIR (Forward Looking InfraRed) untuk dapat menyasar sasaran di daratan. Kanon Phalanx anyar ini juga mengalami peningkatan elevasi laras hingga bisa diarahkan lebih ke bawah untuk menyasar sasaran di permukaan. Yang disebut terakhir, bahwa untuk menyasar sasaran lebih ke bawah didasarkan atas pengalaman buruk yang dialami AS, yaitu dalam kasus peledakan USS Cole di Yaman.
Phalanx Block 1B Baseline 2 juga mengusung munisi baru MK224 yang disasar untuk laras OGB. Phalanx generasi terbaru ini pertama kali dioperasikan secara penuh di USS Taylor pada September 2000. Kanon ini punya jarak tembak efektif 1.500 meter dan jara tembak maksimum 5.500 meter.
Kecepatan tembak Phalanx ini mencapai 4.500 proyektil per menit, atau 75 proyektil per detik dan digadang handal untuk mencegat laju serangan rudal anti kapal. Munisi di kanon ini ditempatkan dalam wadah berupa drum yang berisi 1.550 munisi.
Baca juga: Palma Naval, Sistem Hanud Hybrid Kombinasi Rudal SHORAD dan Kanon CIWS
Sebagai sekutu dekat AS, Korea Selatan sudah barang tentu tak asing mengopersikan kanon Phalanx, sebelumnya armada laut Negeri Ginseng ini telah mengadopsi Phalanx pada frigat Daegu Class dan Incheon Class. (Gilang Perdana)
Min, kabarnya AL belanda akan meninggalkan goalkeeper dan beralih ke kanon otomelara 76mm terbaru (lupa tipenya) …yg gak.pake drum amo didek bawah ya ?
Achhhhhhh, namanya Soprafonte…..dibikin artikel dong @admin (kalo belum.ada)
Bukannya Strales
Bukan……@sopravonte sistemnya bolt on (bisa di dek atau diatas hangar) dg drum penyimpan ammo didalam kubah jadi tidak harus mempenetrasi dek dibawahnya
Kemungkinannya berapa persen ya, CIWS PHALANX dipasang di 30FFM ? 😂
*Ada yang bisa jawab ?
Mustahil coy apalagi Goalkeeper. Harga adalah koentji. Millennium tetap CIWS yg paling terjangkau saat ini. Harganya cuma 1/4-1/3 dari Phalanx & Goalkeeper
Kita pake Millenium gun mungkin
Lebih demen Milenium gun dibanding phalanx.
Dgn Amunisi Ahead jangkauan area tembakan perlindungannya lebih jauh ketimbang phalanx
Phalanx kurang mumpuni, cIWS Khastan tetaplah yg terbaik dan paling mematikan. Khastan dilengkapi dng rudal jarak pendek dan kanon ganda. Jngkan pespur atau rudal dan drone, bahkan nyamukpun tdk akan lolos. Produk alutsista Rusia memang Betel Prupen dan sdh terkenal Sangat Strooongg Bingiiiiittt….🤣🤣🏃🏃🏃
Phalanx lapisan terakhir dek kaga sendirian biasanya ditemani Rim-162 ESSM
Kasthan malah akan diganti varian dari Pantsir yg udah keblinger proven
Lapisan terakhir kalau ga laser Ciws atau yg pake amunisi airburst proximity fuze lebih yahud. Dua2nya lebih mantap karena Laser sendiri masih bergantung cuaca.
beli senjata canggih2 + mahal tp gak pernah di pake buat apa, liat aja pemerintah walaupun diblg su-27 hebat 2u-30 hebat tp kl urusan sm malaysia smp pulau aja ilang, kepake gak itu sukhoi.
Aaaaaachhh dasar ga pernah baca sejarah yg benar….sipadan-ligitan lepas ketangan malaysia krn sikap abai pemerintah RI terhadap pulau2 tsb.
Malah baru tau keberadaan 2 pulau tsb ketika ada malaysia mengiklankan kampanye wisata besar-besaran
Eh bocil Sukhoi belum dateng waktu kita ditikam dari yg suka teriak serumpun. Belajar sono ttg ilmu geopolitik
Lalu F 16 , F 5 , hawk ada dimana saat pulaunya hilang.
Lagipula Bung Harto lebih memilih maju ke mahkamah internasional ketimbang adu otot dengan malaysia, dan siapapun presidennya saat MI mengetok palu…..dia yang kena getahnya 🤷
Sipadan dan ligitan di era Orba masih status quo. Malay mengajukan sengketa pulau2 tsb ke mahkamah arbitrase internasional pada bulan November 1998 ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi dan politik internal.
So much for serumpun
Strong tapi tak dilirik TNI sama sekali
Norinco NG18 alias AK630M kw dipilih buat KCR dan Millenium dipilih buat korvet dan frigate TNI AL
Burevetsnik A220 kalah sama Bofors 57
Pokoknya yang terbaik bunyinya bbrrrrrrrttttttt sama wuusssshhh wuuuuuussssshhh .
Apa apa daya cuman bisa beli wwhhiiitttt wwhhhiiiitttt. Nnteeekkk nttteeeek.
Kalo aku lebih condong cocok millenium gun karena dengan kaliber 35 mm mampu menyemburkan peluru kecil yang menjadikan y perisai pertahanan yang sangat kuat di bandingkan dengan sistem pertahanan udara lain yang cuma gembar-gembor dalam kertas
saya perna nonton youtube ada sistem pertahanan udara azerbaijan atau armenia terus menembak drone yg malah gesit mengelak terus. tembakan melengkung mengejar terus drone belok belok ke kanan kiri. masih ttp gagal.. saya cari video gak ketemu2. itu waktu bulan lalu. jadi pertanyaan kl tembak drone gesit belok2 kanan kiri naik turun, seharusnya lagsung kena bukan buang2 peluru.. apakah Millenium gun mampu memenuhi persyaratan tersebut? coba remote drone dalam jarak 3 km lalu gesit bolak balik.. apakah gun milenium mampu menghancurkan langsung? biar tidak mubazir kl ada latihan dulu.
Vote Rafale ,,, minta TOT utk Rafale dan helicopter Caracal. Minta asistensi utk pembuatan kedua alutsista tsb. Jgn lupa utk TOT rudal Exocet nya. Atau minta bantuan France utk teknologi rudal produk Indonesia.
SU30mk2 gado-gado di makassar ketemu F15S singaporexxx pertempuran malam ( ngk usah malam siang juga sama jedduur jedoorrr KIA) satu lawan 6…. I bet with you soook…… hayuuuhh yakin saya, semua hancur dengan BVR dan dogfight, hanya karena pilot AU kita baik SU30 SU27 single seater kita…mungkin…MUNGKIINN had the slightest chances…. bisa menang lawan F15S mereka…..TETAPI secara pesawat ruskkkyy outten……keluar lapangan!!!!! termasuk SU35 …….thumbs down…..BMP3 proud you banggakan juga ketemu IFV SGP bikinan lokal hancyuurrrr…..leburrrr
Coba 2 kapal induk china dan us hadap2aam jarak 1km saling tembakan CIWS apa bisa melubangi kapal induk?
Kalau berhadap2an mestinya malah bakal ada acara transfer bag mail pakai tali, tukar kirim menu makan dan latihan menghadapi perompak dan teroris, serta latihan penyelamatan bencana
Khabar rudal Seacat Nexgen Dislitbang TNI bagaimana ya, benar nya lumayan tu stock rudal seacat yg ada bisa dipasang di korvet Parchim Class, LST, atau LPD walau subsonic 0,9 mach ni rudal botol pulpen asli, rudal2 cina pun yg kita pakai masih subsonic. Sayang sekali modif nextgen tidak dilanjut sampai tuntas, mungkin kita takut kena hak cipta kah, atau memang lebih demen beli, tapi kenyataan nya sedikit sekali kita beli rudal dan kapal2 perang kita urusan senjata sangat minimalis…sayang sekali
Rudal merapi lebih menjanjikan