Inilah Desain Kokpit Pembom Strategis B-52 Hasil Upgrade, Label Varian Akan Menjadi B-52I atau B-52J

Guna memperpanjang usia pengabdiannya hingga tahun 2050, pembom strategis Boeing B-52 Stratofortress kini masuk dalam Commercial Engine Replacement Program (CERP), yakni dengan pemasangan mesin baru, Rolls-Royce F130 untuk menggantikan mesin saat ini, Pratt & Whitney TF33- PW-103 yang digunakan sejak tahun 1960-an. Tidak itu saja, Angkatan Udara AS sepertinya tidak mau dibilang ‘tanggung’.

Baca juga: “Menolak Pensiun”, Pembom Strategis B-52 Dipasangi Mesin Baru dan Radar AESA, Strong Sampai 2050

B-52 CERP adalah upgrade kompleks yang tidak hanya memperbarui pesawat dengan mesin baru, tetapi juga memperbarui area dek penerbangan, penyangga dan nacelles. Lain dari itu, platform B-52H akan mengalami upgrade berupa pemasangan radar active electronically scanned array (AESA) APG-79 yang biasa digunakan pada jet tempur F/A-18E/F Super Hornet.

Pengujian penerbangan B-52 CERP hasil modifikasi yang dilengkapi dengan AGP-79B4 dijadwalkan akan dimulai pada akhir tahun 2025, sedangkan kemampuan operasi awal diharapkan pada tahun 2027.

Tampilan kokpit B-52H.

Nah, belum lama ini Boeing merilis rekaan tampilan layout dari kokpit B-52 yang akrab dengan julukan “BUFF” (Big Ugly Fat Fella). Dikutip dari airandspaceforces.com (17/10/2022), diperlihatkan desain kokpit B-52 hasil upgrade akan tampil lebih bersih dan lebih ramping

Tentu saja desain kokpit masih belum diputuskan, tapi kemungkinan akan mendekati versi final. Gambar digital yang dirilis oleh Boeing ke Air & Space Forces Magazine, menunjukkan tata letak dengan banyak tampilan glass cockpit baru, tetapi tetap mempertahankan beberapa“steam gauges” dan tampilan bergaya analog dari enam dekade pelayanan B-52H.

Tampilan kokpit B-52 hasil upgrade (B52I atau B-52J)

Mendominasi dasbor akan menjadi empat large color multifunction displays yang akan menyajikan berbagai informasi status penerbangan, serta citra dari sistem radar baru B-52—yang diturunkan dari radar AN/APG-79 juga sebagai presentasi datalink dan citra B-52 baru dari pod penargetan optik/inframerah Sniper atau LITENING.

B-52 hasil ugrade dirancang mampu memainkan peran dalam penggunaan senjata hipersonik baru AGM-183A Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW)—serta senjata nuklir barunya, AGM-181 Long Range Stand Off Weapon (LRSO).

Perangkat LITENING pada B-52

Pada kokpit, konsol bagian tengah menampilkan stasiun throttle yang diperbarui, untuk mengontrol delapan mesin Rolls Royce F130 B-52 baru, dari sistem throttle mekanis ke sistem digital hibrida. Terkait dengan penggantian jenis mesin, B-52 akan dilengkapi unit konsentrator data baru (2x), perekam perawatan kesalahan mesin baru, sistem data udara engine baru (dan) dimodifikasi panel sistem, serta pembaruan struktural, listrik, pneumatik, dan hidraulik yang terkait dengan upaya modernisasi ini.

Pejabat Angkatan Udara AS saat ini tengah mempertimbangkan untuk mengganti nama varian B-52H menjadi B-52I atau B-52J setelah menerima radar dan mesin baru. Alasannya, karena pesawat akan cukup berbeda secara substansial setelah upgrade untuk menjamin penunjuk baru dan untuk menjaga catatan yang lebih jelas tentang jam perawatan dan aspek teknis lainnya.

Mesin Rolls-Royce F130.

Baca juga: Dari Pembom B-52, AS Sukses Uji Coba Peluncuran Rudal Hipersonik AGM-183A ARRW

Boeing adalah integrator untuk berbagai peningkatan yang dipasang pada B-52, dan akan melakukan banyak konfigurasi ulang internal sistem kontrol dan kabel pada B-52 awal di fasilitas San Antonio, Texas. Pekerjaan selanjutnya akan dilakukan di depo B-52 di Kompleks Logistik Udara Oklahoma di Kota Oklahoma. (Gilang Perdana)