Buka Blokade Laut Hitam, Washington Pertimbangkan Kirim Rudal Anti Kapal ke Ukraina, Pilihan antara Harpoon atau NSM

Ilustrasi Harpoon Coastal Defense System.

Gedung Putih kini tengah mempertimbangkan usaha pengiriman rudal anti kapal untuk Ukraina. Hal tersebut terkait dengan upaya Amerika Serikat dan NATO untuk membuka blokade pelabuhan laut Ukraina dari Armada Laut Hitam Rusia. Seperti diketahui, Ukraina saat ini tidak dapat melakukan pengiriman produk pertanian, terutana gandum ke luar negeri. Sekitar 20 unit kapal perang Rusia, termasuk kapal selam, berada di zona operasional Laut Hitam.

Baca juga: Armada Laut Hitam Rusia Diperkuat B-871 Alrosa – Kapal Selam Diesel Listrik Bermesin Waterjet

Dikutip dari reuters.com (20/5/2022), disebutkan ada dua opsi rudal anti kapal yang sedang dipelajari Gedung Putih untuk Ukraina. Yang pertama adalah rudal Harpoon buatan Boeing, dan opsi kedua adalah rudal NSM (Naval Strike Missile) buatan Kongsberg dan Raytheon Technologies.

Tapi perlu jadi catatan, bahwa solusi rudal anti kapal untuk Ukraina harus dalam plaform coastal defence, alias rudal anti kapal yang diluncurkan dari daratan (wilayah pesisir). Lantaran Ukraina tak lagi memiliki kekuatan laut (kapal perang), maka solusi melawan blokade laut Rusia harus dengan rudal anti kapal yang diluncurkan dari pesisir.

Blokade Armada Laut Hitam Rusia di pesisir Ukraina.

Lepas dari hal teknis, para Pejabat AS saat ini sedang mengkalkulasi beragam risiko atas pengiriman rudal anti kapal. Hal yang menjadi pemikiran adalah persyaratan pelatihan yang panjang, kesulitan pemeliharaan peralatan, sampai kekhawatiran persenjataan AS dapat ditangkap oleh pasukan Rusia. Ada lagi faktor politik yang cukup menakutkan, bahwa pengiriman rudal tersebut dapat meningkatkan ekskalasi dengan Rusia.

Pada bulan April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengimbau Portugal untuk memberikan rudal Harpoon kepada militer Ukraina, yang memiliki jangkauan hingga hampir 300 km. Meski pun direstui AS, tetapi ada beberapa masalah yang membuat Ukraina tidak dapat menerima rudal tersebut. Pertama, ketersediaan platform yang terbatas untuk meluncurkan Harpoon dari pantai – solusi yang secara teknis menantang menurut beberapa pejabat – karena sebagian besar merupakan rudal berbasis laut (sea-based missile).

Sempat ada usulan dari dua pejabat di Pentagon yang mengatakan Amerika Serikat sedang mengerjakan solusi potensial yang menarik peluncur dari kapal AS ke darat. Baik rudal Harpoon dan NSM, punya harga sekitar US$1,5 juta per unitnya.

Bryan Clark, seorang analis pertatahan dari Hudson Institute, mengatakan 12 hingga 24 rudal anti-kapal seperti Harpoon dengan jangkauan lebih dari 100 km akan cukup untuk mengancam kapal-kapal Rusia dan dapat meyakinkan Moskow untuk mencabut blokade. “Jika Putin tetap bertahan, Ukraina bisa menembak kapal terbesar Rusia, karena mereka tidak punya tempat untuk bersembunyi di Laut Hitam,” kata Clark. Sejauh ini AL Rusia telah menderita kerugian besar dengan tenggelamnya kapal penjelajah rudal yang sekaligus flagship Armada Laut Hitam, RTS Moskva akibat serangan rudal antik kapal RK-360MC Neptune.

“Beberapa negara telah bersedia mengirim Harpoon ke Ukraina,” kata pejabat AS dan sumber kongres. Tetapi tidak ada yang ingin menjadi negara pertama atau satu-satunya yang melakukannya, karena mereka takut akan pembalasan dari Rusia jika sebuah kapal ditenggelamkan dengan Harpoon dari yang mereka kirimkan, kata pejabat AS.

Pejabat AS itu mengatakan satu negara sedang mempertimbangkan untuk menjadi yang pertama memasok rudal ke Ukraina. Begitu negara itu berkomitmen untuk mengirim Harpoon, negara lain mungkin akan mengikuti, kata pejabat itu.

Rudal NSM yang dapat diluncurkan dari pantai dan memiliki jangkauan 250 km, serta waktu pelatihan personel kurang dari 14 hari, dipandang ideal untuk Ukraina. NSM lebih tersedia secara logistik ketimbang Harpoon, ditambah sekutu NATO dapat meminjamkan peluncur darat bergerak yang tersedia, dan hulu ledak dari Norwegia.

Anatomi rudal Harpoon

Sumber di kongres AS mengatakan opsi lain adalah Norwegia menyumbangkan NSM ke Ukraina, sebuah gagasan yang didukung oleh anggota parlemen Norwegia. Namun, Kementerian Pertahanan Norwegia menolak berkomentar tentang kontribusi tambahan senjata dan peralatan pertahanan apa yang mungkin dipertimbangkan untuk ditawarkan ke Ukraina.

Semua pengirian senjata yang memiliki komponen yang berasal dari perusahaan AS, termasuk NSM dari Norwegia, harus mendapat persetujuan dari Departemen Pertahanan AS.

Bila NSM sudah tersedia dalam versi coastal defence, sebaliknya Harpoon versi coaste defence masih dalam tahapan produksi. Merujuk tahun 2021, AS memutuskan untuk melanjutkan produksi Harpoon Coastal Defense System (HCDS) untuk Taiwan dengan basis Harpoon Block II yang punya jangkauan hingga 125 Km.

Lebih tepatnya, pada Oktober 2021 Amerika Serikat dan Republik China (Taiwan) menandatangani kontrak untuk pengadaan 100 peluncur HCDS, 25 kendaraan pengendali tembakan, dan 400 rudal anti kapal Harpoon Block II. Kontrak bernilai US$220 juta, dan pengiriman tuntas pada Juli 2023.

Baca juga: Thales dan Kongsberg Hadirkan StrikeMaster – Varian Bushmaster dengan Peluncur Rudal Anti Kapal NSM

Pada Maret 2022, AS dan Taiwan menandatangani kontrak lain untuk pasokan 100 peluncur HCDS, 25 sistem pengendali tembakan senilai US$498 juta. Berdasarkan perjanjian ini, pengiriman harus selesai pada Desember 2028. Secara keseluruhan, dalam 6 tahun ke depan, 200 peluncur HCDS, 50 fire control vehicle dan setidaknya 400 rudal anti kapal Harpoon Block II direncanakan akan diproduksi sekaligus. Jika Harpoon terpilih untuk Ukraina, maka bisa jadi stok produksi Harpoon untuk Taiwan akan ‘dialihkan’ ke Ukraina. (Bayu Pamungkas)

10 Comments