Update Drone KamikazeKlik di Atas

Antisipasi Serangan Udara di Moskow, Sistem Hanud Pantsir S-1 Ditempatkan di Rooftop Beberapa Gedung Penting

Pantsir S-1 di rooftop Gedung Kementerian Pertahanan Rusia.

Sebagai jantung pemerintahan Rusia, Moskow dikenal berlapis sistem pertahanan udara yang mutakhir. Meski begitu, penempatan sistem hanud dibuat tidak mencolok, sehingga sulit untuk diketahui secara langsung oleh warganya sekalipun. Namun, ada yang berbeda saat ini, untuk pertama kalinya sistem hanud hybrid Pantsir S-1 secara terang-terangan digelar di Moskow.

Baca juga: Lewat Operasi Rahasia, Amerika Serikat Angkut Pantsir S-1 dari Libya ke Lanud di Jerman

Dikutip dari beberapa media internasional, sistem hanud Pantsir S-1 telah ditempatkan di atas gedung (rooftop), yang salah satunya diketahui adalah Gedung Kementerian Pertahanan Rusia disisi Sungai Moskva, yang lokasinya hanya beberapa kilometer dari Kremlin.

Informasi dari media sosial juga menyebut kontainer Pantsir S-1 juga digelar di beberapa gedung lain, seperti ke rooftop Gedung Pendidikan di distrik Taganka Moskow, 2,5 mil tenggara Kremlin.

Selain itu, baterai rudal hanud S-400 juga dikerahkan di area Taman Nasional Losiny Ostrov yang dekat dengan area pemukiman di Moskow.

Penempatan sistem hanud, baik Pantsir-S1 dan S-400 di Moskow, mengindikasikan ke khawatiran atas serangan drone Ukraina yang dapat menjangkau jauh ke wilayah Rusia. Sebut saja kasus serangan drone kamikaze pada 5 Desember 2022, yakni dua pangkalan udara Rusia yang berbeda, Engels dan Dyagilevo.

Terletak jauh di wilayah Rusia, Lanud Engels dan Dyagilevo adalah basis pembom strategis jarak jauh yang digunakan dalam misi serangan udara ke Ukraina. Pangkalan udara di Engels — juga dikenal sebagai Engels-2 — di wilayah Saratov adalah Pangkalan Penerbangan Jarak Jauh utama Rusia di bagian barat negara itu, dan bejarak sekitar 482 km dari perbatasan Ukraina. Serangan itu mampu membetot perhatian dunia, pasalnya serangan diarahkan ke instalasi penting militer Rusia, yang lokasinya notabene jauh dari perbatasan Ukraina – Rusia.

Baca juga: Dua Pangkalan Udara Pembom Strategis Rusia Diserang Drone ‘Kamikaze’ Bertenaga Jet era Soviet

Pejabat Ukraina juga mengatakan mereka telah mulai menguji drone jarak jauh yang dapat menempuh jarak hingga 1.000 km (621 mil), berpotensi menempatkan Moskow dalam jarak serang.

Menurut keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, sistem Pantsir S-1 mampu mendeteksi dan menghancurkan beberapa target dari berbagai jenis, termasuk drone mini berukuran 30×30 centimeter.

“Sistem pendeteksi Pantsir memungkinkan operator untuk menghitung rudal jelajah dan rudal balistik, helikopter, pesawat terbang atau munisi MLRS tipe Soviet dan Barat, serta drone kecil berukuran 30×30 cm, yang sering digunakan oleh intelijen Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU),” dikutip dari kantor berita Rusia – TASS.

Untuk mendukung kemampuan tersebut, Panstir S-1 Rusia kini dilengkapi perangkat imager termal yang memungkinkan penembak anti-pesawat untuk melihat apakah drone plastik kecil dipersenjatai dengan bahan peledak atau tidak.

Baca juga: Jadi Senjata Pertahanan Pantai, Sistem Hanud Pantsir Sukses Uji Tembak Sasaran di Permukaan 

Pantsir S-1 mengusung konsep hybrid juga mengedepankan unsur SHORAD lewat adanya kanon empat laras kaliber 30 mm. Sementara kebutuhan hanud jarak menengah hadir dengan konfigurasi rudal 57E6. Baik kanon dan rudal dikemas dalam satu wahana, plus platform dapat bergerak mandiri dengan, generator, perangkat sensor, ruang kendali FCS (fire control system) dan radar yang kesemuanya terigentegrasi dalam kontainer. (Gilang Perdana)

9 Comments