AD Australia Uji Sertifikasi Sistem Hanud NASAMS, Kemampuan Operasional Penuh di Tahun 2026
|Meski belakangan mengimplementasi sistem hanud NASAMS (National/Norwegian Advanced Surface to Air Missile System) dibandingkan Indonesia, tetapi Australia mengadopsi sistem NASAMS yang lebih lengkap dan lebih modern dibandingkan milik Indonesia. Salah satunya Australia mengusung varian NASAMS 3 yang menggunakan campuran varian rudal AIM-120 AMRAAM dan rudal AIM-9X Sidewinder Block 2.
Baca juga: Gelombang Perdana Peluncur NASAMS Tiba di Australia
Paket NASAMS 3 hadir dengan stasiun Fire Distribution Center (FDC) yang diperbarui dan memiliki permukaan kontrol ergonomis serta tiga layar panel datar besar pada kompartemen FDC. Kemudian canister launcher Mk2 yang didesain ulang dapat menembakkan rudal jarak pendek AIM-9X Sidewinder Block 2 dan rudal AMRAAM-ER (Extended Range) dari rel peluncurannya, selain tentunya AIM-120 AMRAAM.
Pada Oktober 2021, Raytheon mengumumkan bahwa NASAMS 3 akan ditingkatkan dengan integrasi GhostEye MR, yakni jenis radar AESA S-band jarak menengah terbaru yang dirancang berdasarkan teknologi GhostEye yang dikembangkan untuk sistem rudal hanud MIM-104 Patriot.
Lain dari itu, belum lama ini, Angkatan Darat Australia (Australian Army) telah mendapatkan pelatihan langsung NASAMS selama kegiatan uji coba dan sertifikasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan 16th Regiment Australian Army dan Royal Regiment of Australian Artillery.
Menurut siaran pers dari Departemen Pertahanan Australia (12/3/2023), kegiatan tersebut dirancang untuk menguji komponen NASAMS sebelum resimen mendapatkan pengiriman awal bulan ini, diikuti dengan pelatihan kualifikasi, yang akan dimulai segera setelahnya.
Departemen Pertahanan Australia mengatakan angkatan darat akan mengoperasikan versi yang disempurnakan dari desain sistem Norwegia, yang mencakup teknologi radar 3D Raytheon AN/MPQ-64F1 Sentinel X-band, peluncur berbasis rantis Hawkei 4×4, dan sensor optik inframerah.
NASAMS versi Australia akan dirakit di dalam negeri oleh Raytheon Australia, terdiri dari campuran rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile (AMRAAM) dan Sidewinder yang dapat dimuat pada peluncur rantis dengan mobilitas tinggi Hawkei atau peluncur tabung MK II.
Menurut Dephan Australia, setiap pasukan akan mengoperasikan tiga tabung atau peluncur dengan mobilitas tinggi. “Resimen itu diharapkan menggunakan dua baterai setelah kemampuan operasional penuh tercapai pada tahun 2026.”
Pada 20 Juni 2019, Kongsberg Defense & Aerospace mendapat kontrak oleh Raytheon Australia untuk pengiriman komponen NASAMS senilai Aus$2,5 miliar. Raytheon Australia adalah kontraktor utama yang mengirimkan NASAMS untuk program Australian Government Land 19 Phase 7B. Raytheon Australia dan Kongsberg mengumumkan persetujuan program tersebut pada 25 Maret 2019, dalam sebuah upacara di Pusat Integrasi Bersama Raytheon Australia yang baru yang akan dibangun di Adelaide, Australia.
Baca juga: Mengenal Canister Launcher System – Ujung Tombak Satuan Tembak Hanud NASAMS
Satu baterai NASAMS umumnya terdiri dari 12 peluncur , dan satu peluncur mengakomodasi 6 rudal sekaligus , jadi total ada 24 peluncur rudal dan 144 rudal yang siap beraksi memperoteksi ruang udara Negeri Kanguru. (Gilang Perdana)
Sebenarnya 1 baterai itu 12 peluncur apa 1 peluncur, Indonesia beli 1 baterai cuma dapat 1 peluncur, gimana itu min?
Disini dibilang “Satu baterai NASAMS umumnya terdiri dari 12 peluncur , dan satu peluncur mengakomodasi 6 rudal sekaligus”, tapi Indonesia beli 1 baterai cuma dapat 1 peluncur, jadi yg betul 1 baterai itu brapa, 1 peluncur apa 12 peluncur?
karena nasams menggunakan rudal yang sama dengan pespur, lebih baik untuk tidak dijadikan hanud utama kalau pespur penggunanya juga ada, jika tidak maka akan lucu jadinya jika sampai rudal pespur habis dibuat amunisi nasams sebelum pespur “asli” penggunanya menggunakannya, jadi ya ada baiknya ini dijadikan pertahanan area terbatas atau lapis kedua saja, mungkin ini agak OOT, waktu dulu ada polling hanud untuk IKN saya juga termasuk pemilih nasams (karena lebih mudah dirawat TNI), dan ya ngga ada hanud jarak jauh kayak aster 30, HQ-9, S-300, dsb waktu itu kalau saya ingat-ingat, jika ada pilihan rudal jarak jauh saya akan lebih pilih itu
Sedemikian canggih dan lengkap Nasam nya Ostrali pertinyiinyi utk hadapi siapakah, alien dari selatan tidak, Cina tak mungkin pelurunya sampe, Selandia Baru or Papua Nugini juga tidak, Rusia tak mungkin serang