Mengenal Canister Launcher System – Ujung Tombak Satuan Tembak Hanud NASAMS
|Kabar terbaru tentang sistem hanud NASAMS (National Advanced Surface to Air Missile System) telah menarik perhatian netizen, terlebih setelah beberapa foto yang menampilkan aktivitas kru dan peluncur NASAMS beredar di media sosial. Meski belakangan foto-foto itu telah ‘menghilang,’ namun bisa diketahui bahwa tak lama lagi baterai NASAMS di Teluk Naga akan diaktifkan untuk memagari ruang udara Jakarta dan sekitarya.
Baca juga: Mengenal Fire Distribution Center – Jantung Pengendali Sistem Hanud NASAMS
Dan salah satu yang terlihat dari foto-foto yang pernah diunggah tentang NASAMS adalah tampilan Canister Launcher System. Setelah pada postingan sebelumnya kami kupas tentang Fire Distribution Center (FDC) sebagai elemen integrator sensor dan pengendali rudal, maka kini menarik disinggung tentang NASAMS Canister Multi Launcher System.
Peluncur NASAMS yang diakuisisi oleh TNI AU mengusung model enam rudal yang siap tembak. Meski yang dibeli Indonesia adalah rudal AIM-120 AMRAAM, namun pada prinsipya jenis peluncur ini sifatnya multi missile, selain jumlahnya enam rudal, elemen peluncur ini dapat dikombinasikan dengan reload rudal AIM-120 AMRAAM B/C5/C7/ER dan rudal AIM 9-X Sidewinder. Satu peluncur memungkinkan peluncuran cepat hingga enam rudal terhadap satu atau beberapa sasaran udara.
Dalam situsnya, pihak manufaktur, Kongsberg mengklaim bahwa peluncur punya biaya operasional yang rendah, kuat dan andal dalam merespon peluncuran rudal dalam coverage 360 derajat di kondisi siang/malam hari. Elemen peluncur ini punya sistem koneksi langsung dengan FDC, berupa transmisi data sasaran, panduan sebelum dan selama rudal meluncur ke sasaran.
Sejauh ini disebut sudah 200 kali uji peluncuran rudal dilakukan pada sistem hanud NASAMS di iklim gurun dan Arktik. Sebagai medan uji coba dipilih wilayah AS, Norwegia, Spanyol, Finlandia, Oman dan Swedia. Mungkin yang paling dibanggakan Kongsberg adalah kepercayaan dari Amerika Serikat pada NASAMS untuk menjadi hanud utama yang melindungi kawasan Washington DC dalam 24 jam penuh.

NASAMS Canister Multi Launcher System terdiri dari canister launcher, truk pengangkut Mercedes Benz Actros 8×8, trailer dan generator. Model penggelaran NASAMS untuk Indonesia mirip dengan kanon Oerlikon Skyshield, dimana unit kanon/peluncur dapat digunakan setelah canister diturunkan dari truk pengangkut.
Baca juga: Raytheon AN/MPQ-64 F1 Sentinel, Radar Intai Pada Sistem Hanud NASAMS
Selain diangkut dengan truk, canister NASAMS juga dapat dibawa dengan sling helikopter, atau bisa dibutuhkan, dapat pula dimasukan ke ruang kargo pesawat sekelas C-130 Hercules. (Haryo Adjie)
Jayalah Indonesia ku
Boleh juga nih disematkan di KRI, gak mesti VLS
Model Horizontal Launcer Boros tempat, salah satu tujuan pake Vertical Launcer adalah efesiensi pengunaan ruang di kapal
Menurut berita Kemenhan membeli 2 baterai nasams , satu baterai terdiri dari 12 peluncur , dan satu peluncur mengakomodasi 6 rudal sekaligus , jadi totaly ada 24 peluncur rudal dan 144 rudal yg standby , apa benar begitu ? Satu baterai di t4 kan di teluk naga Tanggerang dan satu baterai lagi menurut isu di t4kan di Natuna
Dari nilai kontraknya bisa ditebak dapat berapa pelumcur.
Silahkan dibandingin ama punya Lithuania yg juga barusan order.
24 peluncur?
😛
Jumlah akusisi NASAMS TNI berapa peluncur yaa?? Sempat dengar hanya satu peluncur
2 Baterai bung
Kalau tidak salah 1 BATERAI 12 Luancher
HARUS dilindungi dng meriam Rheinmetall-Oerlikon Skyshield 35 mm kalau ingin selamat.
“A complete NASAMS battery consists of 12 AIM-120 AMRAAM missiles launchers, eight radars, one fire control centre, one electro-optical camera vehicle and one Tactical Control Cell vehicle..”
====
1 baterai = 2 kendaraan peluncur.
1 kendaraan peluncur = 6 cell rudal
Jadi 2 baterai = 4 kendaraan peluncur.
😛
Yang 12 itu launcher (peluncurnya), jadi bukan missilenya.
Kalo hanya 12 missile saja dibagi 6 missile per peluncur maka jadinya hanya 2 peluncur. Kalo hanya 2 peluncur maka nggak butuh 8 radar.
Lebih masuk akal 12 launcher (peluncur) berisi 6 x 12 = 72 rudal yang butuh 8 radar.
Jadi terjemahan dari kalimat “A complete NASAMS battery consists of 12 AIM-120 AMRAAM missiles launchers, eight radars, one fire control centre, one electro-optical camera vehicle and one Tactical Control Cell vehicle..”
Adalah :
Satu baterai NASAMS yang lengkap terdiri dari 12 peluncur rudal AIM-120, 8 radar, 1 pusat pengendali tembakan, 1 kendaraan kamera electro optik, 1 kendaraan sel kendali taktis.
Nah translation dr Bung tukang Hitung yang paling masuk nih.
Karena arti dari missiles Launcher itu yah platform peluncur rudalnya bukan kuantitas jumlah rudalnya..
Lagian masa 2 peluncur Rudal didampingi sama 8 Radar, boros amet hehehe..
Mungkin kalo NSM dipasang di NASAMS bisa lebih seru lagi tuh.
Sepertinya yg kita beli sebanyak 2 baterai bukan versi lengkap. To good to be true kalau ada 24 peluncur @ 6 rudal = 144 rudal.
Sekedar menambahkan.
Sumber: https://www.deagel.com/Artillery%20Systems/NASAMS/a000380
Each NASAMS battery consists of 3 or 4 fire distribution centers, 3 or 4 AN/TPQ-36 surveillance, acquisition, and tracking radar systems, 9 truck-mounted missile launchers with 6 AMRAAM missiles each, and 3 or 4 truck-mounted MSP 500 electro-optical sensor for visual target identification and raid size assessment. This configuration enables NASAMS to engage up to 54 targets simultaneously within a few seconds. The launchers can be located at up to 25 kilometers from the fire distribution center extending the air defense coverage.
Terjemahan:
Setiap NASAMS baterai terdiri dari 3 atau 4 pengatur distribusi tembakan, 3 atau 4 system radar AN/TPQ-36, 9 truk peluncur rudal dengan masing-masing membawa 6 rudal AMRAAM, 3 atau 4 truk dengan sensor visual target MSP 500. Konfigurasi ini mampu mendeteksi 54 target secara simultan dalam beberapa detik. Truk peluncur rudal dapat ditempatkan maksimal sejauh 25 km dari si pengatur distribusi tembakan untuk memperluas jangkauan atau radius yang bisa discover NASAMS.
KSAL Bantah TNI AL Incar Kapal Iver Huitfeldt
nah yooo gimana nih MBULETISASI..wkkkkk
KSAL sekarang belum pernah ke Denmark, yang pernah ke Denmark adalah KSAL yang dulu (Pak Ade Supandi).
Jadi benar kalo KSAL sekarang ngaku dia nggak ngincar. Iver udah preamble contract di bulan April 2020.
Jepang datang jadi bimbang
TNI AL emg ga ngincer, yg ngincer kemhan, User cuman ngasih spek aja soalnya yg megang duit tuh Kemhan.
Indonesia bantah incar rudal satan
Nah, itu info yang patut dipercaya
Disinggung tentang kabar TNI AL mengincar, dan bahkan tertarik untuk membeli kapal fregat Iver Huitfeldt, Yudo membantahnya. Hingga kini, Markas Besar AL (Mabesal) belum pernah mengajukan pembelian KRI jenis itu kepada Kemenhan.
Dia menjelaskan, setiap spesifikasi alutsista yang diinginkan TNI AL semuanya diserahkan ke Kemenhan untuk diproses atau dibeli. “Belum (diajukan),” kata Yudo singkat.
*Semua terserah pihak Kemenhan RI, pihak AL nantinya hanya tinggal menerima dan mengobservasi 😁
Hanud jarak jauh kita rencananya apa y..
Ga usah dibahas, ntar dibantah lagi.
😛
Canister NASAMS pdahal bisa sampe 9 unit tp trgantung costumer/pembeli ttapi yang lebih dominan costumer memilih 6 unit. TNI memilih 6 Canister
Admin, kata: “mesia” di paragraf awal di re-edit donk, terima kasih 🙂
Siap, terima kasih 🙂
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera beli misil canggih RIM-162 ESSM Sparrow, jangkauan tinggi lebih tinggi dari AMRAAM kalo dipasang di NASAMS!! Jangan lupa Pasang Sidewinder juga. Laksanakan!! Bravo !!!!
Hhhhhhhhhhhhhhh
Tetapi ada baiknya juga NASAMS d instal di Martadinata atau Iver biar kapal perang TNI lebih kece… bener ngga bung @Sugimura Agato (yang hampir mendapat F-35 pasca Joe Biden & Kamala Harris jd Presiden & Wakil Presiden, USA)
Hhhaa… 😀
Kayak nya kaga pernah ada kapal perang dipasangin NASAMS.
karena beda platform.
Untuk platform laut (kapal laut) beda karena yg dipasangin Sistem Peluncur Vertikal macam Sylver A50 buat misil Aster.
Betul kata @ERSAT harus banyak sistem yang di modifikasi untuk diinstal di kapal perang. Padahal fungsi NASAMS di kapal perang lebih Mobile dan Proses prepare.y pun ga ribet.
Harus banyak modif sistem (programnya). Soalnya akan menyangkut settingan dasar ground. Kalo dilaut lebih flexibel berdasarkan ombak dan pasang surut air laut
PKR yg dipersenjatai dg kombinasi VL MICA-NG, millenium didepan anjungan dan C-RAM diatas hangar sudah mirip Nasams 🤷