[Video] Kapal Selam Kilo Class Armada Laut Hitam Luncurkan Rudal Jelajah 3M-54 Kalibr
|Tak kurang dari 102 rudal jelajah diluncurkan militer Rusia ke arah wilayah Ukraina dalam dua hari belakangan. ‘Hujan’ rudal itu dilepaskan Rusia sebagai balasan atas serangan bom yang merusak jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea – Rusia. Dari ratusan rudal jelajah yang dilepaskan Rusia, beberapa di antaranya diluncurkan dari kapal selam.
Baca juga: Babak Awal Serangan ke Ukraina, Rusia Luncurkan Rudal Jelajah 3M-54 Kalibr
Khusus tentang peluncuran rudal dari kapal selam, pola ini telah dilakukan sebelumnya oleh Rusia, yakni dalam misi serangan ke basis ISIS di Suriah. Yang menarik untuk dicermati, pola serangan rudal jelajah yang digunakan Rusia di palagan Suriah dan Ukraina adalah sama, yaitu rudal jelajah anti kapal/permukaan 3M-54 Kalibr (Club-S). Kemudian wahana yang digunakan pun sama, yaitu mengandalkan kapal selam diesel listrik Kilo Class dari Armada Laut Hitam.
Dari inventaris Armada Laut Hitam Rusia, terdapat tujuh unit kapal selam Kilo Class, di mana tiga diantaranya dikerahkan ke Mediterania untuk operasi militer di Suriah. Dari tiga yang dikerahkan, dua unit saat ini dikabarkan telah kembali ke Rusia untuk perbaikan. Maka, setidaknya Armada Laut Hitam masih mengoperasikan empat unit Kilo Class dalam operasi khusus Rusia terhadap Ukraina.
Karena Kilo Class tidak mempunyai Vertical Launching System (VLS), maka rudal 3M-54 Kalibr diluncurkan dari tabung torpedo, dengan tenaga multi-stage solid-fuel rocket dan turbojet, rudal ini punya jarak jelajah hingga 200 km dengan ketinggian terbang maksimum 1.000 meter.
Berbeda dengan rudal anti kapal keluaran AS/Barat yang diluncurkan dari kapal selam, seperti SM39 Exocet dan UGM-84L Harpoon yang meluncur dengan kecepatan high subsonic, maka 3M-54 Kalibr (versi milik Rusia 3M54K) melesat dengan kecepatan supersonik Mach 2.9.
Saat tahap awal peluncuran, rudal Kalibr akan terbang pada ketinggian jelajah antara 50 – 150 meter, baru kemudia di fase final stage, Kalibr akan terbang dengan pola sea skimming dengan ketinggian 5 meter di atas permukaan laut.
Di bawah ini adalah video pendek yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia (4/5/2022), yakni peluncuran rudal jelajah Kalibr ke wilayah Ukraina, yang dilepaskan dari kapal selam Kilo Class Armada Laut Hitam.
Rudal 3M-54 Kalibr mengandalkan sistem pemandu yang mekombinasikan Inertial guidance plus terminal Active radar homing, bahkan bisa dipadukan dengan dukungan kendali satelit GLONASS. Sensor pendeteksi sasaran dibekali ARGS-54 active radar target detection yang mampu mengidentifikasi sasaran dari jarak 60 km. Begitu sasaran ada di jangkauan deteksi 60 km, sistem rudal akam mengunci sasaran.
Dari spesifikasi, Kalibr punya bobot 2,3 ton ini punya panjang 8,22 meter, diameter 0,53 meter dan dilengkapi hulu ledak explosive fragmentation seberat 200 kg. Selain digunakan Rusia, 3M-54 Kalibr juga dimiliki oleh negara-negara pengguna kapal selam Kilo Class, seperti Vietnam, Aljazair, Iran, India dan Cina. (Gilang Perdana)
min, sekalian mau tanya nih mumpung beritanya juga muncul di rekomendasi artikel, untuk proyek pengadaan nagapasa class batch 2 itu ada perkembangan atau tidak? (atau mungkin dah dialihkan ke type 212 + scorpene?)
Cb netral non blok hidup berdampingan seperti indonesia,walau lambat maju,cendrung dikendalikan tapi banyak negara mau ngasih hutangan.
Peace for ukraina-rusia
mantab
Kereen, Stroonk bingiits, Vietnam sungguh beruntung😁
Hohoho
Paling lucu klaim dari kubu Ruskies via Telegram & Twitter. Dari militer, pemerintah sampai separatis tak satupun yang kompak dari jumlah rudal yang ditembakkan sampai persentase yang kena sasaran.
Klaim bombastis tanpa citra satelit
Perang bakal berkepanjangan karena Rusia tdk menggunakan kekuatan militer penuh alias setengah hati, dan menganggap Ukraina lemah, sementara Ukraina mendptkn bantuan senjata modern dari barat juga tentara bayaran, shg Rusia bisa kedodoran.
@Ani gak ada yg bisa Netral saat ini, udah dari dulu ane nyaranin Indonesia untuk keluar dari politik Bebas Aktif dan join dengan USA karena ancaman nyata Indonesia kedepannya itu bukan USA dan sekutunya tapi China dan sekutunya Rusia. Ancamannya jelas yaitu Natuna, Sebagian wilayah tambang minyak dan pangan di Kalimantan, tambang nikel dan tembaga di Sulawesi serta tambang uranium di Papua. Rusia gak akan mendukung Indonesia kalo lawannya China, bahkan kalo lawannya USA dan sekutunya sekalipun Rusia gak akan mau bantu. Mereka justru ingin masuk untuk mendapatkan wilayah serta pangkalan baru di daerah jalur perdagangan utama dunia yaitu Selat Malaka dan ALKI. Udah, gabung aja Ama USA toh cuman pangkalan aja yg numpang dan justru USA mungkin aja bakal nempatin AEGIS Ashore di Indonesia biar wilayah sekitar jadi aman.
@Periskop: kayaknya bakalan ganti ke Scorphene mengingat Kemhan dan beberapa pejabat juga kecewa dg kemampuan spesifik dari Nagapasa class. Ya gimana lagi orang kita beli dari negara yg bukan pemilik hak cipta. Beda cerita kalo Indonesia belinya langsung ke Jerman. Lagian Indonesia ingin Kasel yg bisa dipersenjatai dg rudal anti kapal permukaan sedangkan kalo pake buatan Korsel baru yg Changbogo 4000 ton yg bisa nampung SSM. Beda cerita kalo Scorphene yg memang bisa dipasang Exocet SM-39. Keduanya buatan Prancis so gak akan masalah buat Indonesia lagian Exocet juga bisa diisi pada Scorphene 2000 yg mau diakuisisi oleh Indonesia.
Btw Bung admin gak jelasin dari 102 rudal yg ditembakkan Rusia ke Ukraina itu berapa yg lolos sergapan berapa yg kena ke target nih??? Hari pertama dari 75 rudal, 34 rudal lolos dari sergapan tapi hanya sekitar 20 yg mengenai target infrastruktur penting di seluruh Ukraina. Hari kedua hanya 8 dari 28 rudal yg lolos dari target dan setengahnya mengenai sasaran yg diharapkan.
So far dari 75+28 =103 rudal, Rusia nyebut 102 berarti ada 1 yg gagal meluncur, ada 42 rudal yg lolos dari sergapan (entah tidak hancur semua karena intercept atau kena sedikit makanya jatuh melenceng dari target), artinya ada 38% yg tidak hancur secara langsung dalam intercept sistem Hanud Ukraina dan hanya 23% yg berhasil mencapai target spesifik yg diinginkan oleh Rusia, jauh lebih rendah probabilitasnya daripada serangan 108 rudal Tomahawk dan beberapa rudal Strom Shadow yg diluncurkan ke Suriah 2017 lalu oleh Mr. Trump. Masalahnya itu hanyalah target sipil dan bukan target militer. Itu menunjukkan bahwa Rusia sebetulnya tidak memiliki rencana strategi yg matang untuk menghadapi ancaman pasukan Ukraina yg sebenarnya. Sebuah serangan putus asa yg dapat diantisipasi dg baik. Itu juga akan mempengaruhi kemampuan serangan jarak jauh Rusia dan bahkan kemampuan pertahanan udara mereka mengingat Rusia juga meluncurkan rudal dari S-300/S-400 yg notabene rudal tersebut digunakan untuk pertahanan udara. Kita akan melihat sampai dimana Rusia akan bertahan. Yah setidaknya mereka sekarang memiliki progres nyata di Zaporizhia Oblast dimana mereka mulai maju di wilayah selatan kota Bakhmut. Kota strategis yg menghubungkan antara Zaporizhia dengan Donbass sementara pasukan Ukraina masih tertahan atau setidaknya menahan serangan di sebelah Utara Sungai Dnipro wilayah Oblast Kherson yg mendekati Kota Kherson dan sebelah timur sungai Oskil yg mendekati wilayah Luhanks. Bantuan 200 ribu pasukan cadangan sudah mulai terasa bagi kemenangan yg signifikan buat Rusia ditambah jendral gila perang yg baru Jendral Sergey Surovikin jebolan Operasi Militer Rusia di Suriah. Tapi Ukraina jelas berbeda dg pemberontak Kurdi dan anti Assad di Suriah. Pasukan Ukraina kebanyakan adalah pasukan terlatih langsung yg juga dilengkapi dg senjata canggih dari Barat. Jelas operasi bumi hangus bukan jalan yg tepat bagi Rusia untuk memenangkan perang ini. Ingat, Bumi hangus yg dilakukan oleh Nazi di Stalingrad tidak menurunkan semangat tentara Soviet atau bumi hangus di Bastogne tidak membuat 101st Airborne Division menyerah kepada Nazi. Jika moral pasukan Ukraina tidak jatuh dan terus melawan, bombardir dan bumi hangus hanya akan menguras amunisi artileri yg sangat dibutuhkan untuk menembus pertahanan musuh.
@Andi: kata siapa Dhek Rusia setengah hati Dhek? Jumlah pasukan yg pertama kali dikirim oleh Rusia saat awal operasi itu 200 ribu pasukan aktif Dhek, itu setara 25% pasukan utama dan itu jumlah yg paling signifikan untuk melakukan perang skala penuh. Kenapa begitu? Karena Rusia harus menyisakan jumlah pasukan yg besar untuk menjaga wilayah timur dari ancaman serbuan USA, Jepang dan sekutunya serta di sebelah selatan Siberia dari kemungkinan China bermain-main untuk merebut wilayah mereka. Ente kira China bakal jadi sekutu utama Rusia selamanya??? Enggak Dhek, bahkan ketika zaman Uni Soviet lagi kuat-kuatnya China berani menyerang wilayah Uni Soviet Dhek.
Kalo lebih dari 30% aja pasukan dikeluarkan itu akan mengancam pertahanan utama negara secara langsung kecuali Rusia melakukan perang total. Liat ketika Uni Soviet perang dengan Nazi di East Front, Soviet tidak menurunkan pasukannya tapi menempatkan 40-50% pasukannya di wilayah timur jauh dekat Vladivostok. Kalo Uni Soviet ngirim semua pasukan bisa jebol wilayah Siberia diserang Jepang walopun kenyataannya Jepang juga udah kesusahan di Medan Pasifik.
Sekarang Rusia udah ngirim 200 ribu lagi pasukan cadangan mereka dari total 300 ribu pasukan cadangan,itu artinya mereka udah ngirim 66,667% pasukan cadangan mereka ke Ukraina. Menunjukkan kalo Rusia hampir kalah di Ukraina. Kita liat gimana hasilnya dalam 6 bulan kedepan apakah pasukan cadangan ini akan memberikan bantuan yg signifikan atau enggak. Kalo Rusia kena pukul lagi siap-siap Pasukan Rusia harus menyerah di tangan Ukraina. Dari sini paham Dhek???
Hasilnya 30% pembangkit energi Ukraina rusak berat. Gimana kalau 100% dihancurkan ya? Pasti nggak sulit bagi Rusia utk melakukannya. Apalagi jika terjadi pada musim dingin nanti. Bisa membeku semua warganya (kecuali elite2nya tentu saja). Tapi Rusia tentu saja gk sekejam itu, beda sama Lek Sam, tega2nya 2 kota dibom atom dan tanpa penyesalan.
@agato, untuk masalah politik indonesia dah kena masalah berkepanjangan saat memihak salah satu kubu di masa orde lama dan orde baru, amerika pun dah ngga naati permintaan presiden sukarno soal freeport. jadi ya ngga ada gunanya ikut negara lain jadi bawahan, mending perbaiki masalah internal lalu berkembang mandiri, itu akan lebih sesuai, indonesia cuma akan dimanfaatin buat keuntungan amerika sendiri, terserah mas setuju atau tidak, tapi ya mending liat kedepannya aja gimana, ane lebih suka bebas aktif soalnya terkesan lebih merdeka
untuk kalsel iya sih nagapasa class kurang memuaskan sepertinya, tapi, daripada scorpene ane lebih setuju ke type 214, paling tidak bisa buat menyamai singapore, terlebih, karena kerjasama dengan turki maka produknya akan bagus mengingat turki dah terkenal produksinya bagus
*tambahan
meskipun icbm metupakan ancaman nyata, tapi SDA indonesia dah diincar berbagai negara, jadi kecil kemungkinan serangan icbm terjadi, berbagai negara bisa rugi bandar bahkan termasuk negara yang mungkin nyerang indonesja pake icbm (amit² dah)
103 rudal itu baru DP karena om P gak tega, coba aja kalo ngeyel lagi, pastilah yg dikirim mas iskandar dengan pala yg baru ke Kiev😁
Hohoho
Panas melebar sana sini
Ane cuma menyoroti dari sisi militer bukan politik
Intinya taktik Ruskies bumi hangus mengikuti keberhasilan di Syria tapi ingat taktik bumi hangus faktanya ebih sering menampilkan kebuntuan operasi negara agressor. Vietnam, Bastogne & East Front adalah contohnya
Khusus East Front
https://www.indomiliter.com/maxxpro-4×4-mrap-siap-dikirim-ratusan-unit-ke-ukraina/
Sudah ada diskusi tentang itu. Pasukan garis depan Soviet yang diterjunkan menghadapi NAZI mayoritas dari etnis non Ruskies seperti Belarus, Ukro & Kazakh. Struktur militer pasukan garis depan Soviet serta imperium Tsar mengadopsi Ottoman
Justru Ruskies banyak musuh dgn negara tetangga yang berbatasan langsung. Litho, Esto, Latvi, Fins, Georgia & Nipon bahkan juga Amriki terutama menyangkut Alaska. Jumlah personel harus balance kalau bisa ebih banyak dari jumlah lawan. Contoh penting NATO menempatkan hampir 200.000 personel di Litho, Latvi & Esto. Sangat jelas tidak mungkin bagi Ruskies menarik sebagian besar personel yang kini 250.000 ke Ukro
Back to topic
Serangan bumi hangus Ruskies mempertontonkan fakta bahwa mayoritas rudal yang dipakai adalah bikinan Soviet yang diaktifkan kembali. Oka, KH55, KH22, RK55, KH101. ALCM dimodifikasi jadi ground based, AShM dialihfungsikan jadi rudal jelajah. Ada hal yang bisa diambil kesimpulan yaitu stok rudal Ruskies sejatinya kritis. Sampai kapan taktik bumi hangus berlanjut. Nyatanya serangan rudal hari ke-3 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan hari sebelumnya. Serangan Ukro ke pabrik propelen & rocket engine di Belgorod imbasnya terasa
Klaim 30% pasti dari Tribunnews terutama Tribun timur. Sumber asli Telegram militer Ruskies. Klaim bombastis tanpa bukti citra satelit sama juga o’ong. Di luar sono klaim Ruskies jadi joke & meme. Media lokal sini mayoritas pro Ruskies coyy!! Yang penting viewers & subscribers
Fansboy ura-ura pemikirannya belum ke situ. Sekali komen kabur. Komentar lagi di artikel lain
kalo melucur mengeluarkan asap tebal di tahap2 awal pelucuran. selanjutnya tidak berasap. Semoga RHAN 450 yang digadang2 berdaya jangkau 150 – 200 km dan RHAN 550 yang berdaya jangkau hingga 300 km juga seperti itu. Agar tidak terbaca radar terus dr peluncuran sampe sampe sasaran. RHAN 750 sampe 600 km dan RHAN 1000 sampe 1.000 km. Semoga teknologi metalurgi Indonesia semakin maju seperti cina yang bisa membuat besi dengan rangkaian karbon hingga 21 ikatan.