Sudah Punya Ribuan Rudal Stinger, Taiwan Datangkan Lagi Paket FIM-92 Stinger Senilai US$500 Juta
|Sebagai sekutu Amerika Serikat yang mendapatkan ‘perhatian’ ekstra, maka kepemilikan rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence Systems) FIM-92 Stinger, jelas sudah lumrah. Taiwan memiliki setidaknya 1.800 rudal Stinger dalam varian Dual Mount Stinger (DMS), sistem Stinger Avenger yang dipasang di rantis Humvee, dan konfigurasi peluncuran udara untuk helikopter serang AH-64 Apache. Namun, jumlah ribuan dan varian Stinger masih dirasakan kurang oleh Taiwan.
Baca juga: Muncul Opsi Buka Kembali Jalur Produksi Rudal FIM-92 Stinger, Ini Kata Produsen
Belajar dari konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina, menjadi menarik perhatian untuk memperkuat elemen hanud jarak pendek – SHORAD (Short Range Air Defence), persisnya bila terjadi invasi oleh Cina daratan, maka serangan drone kamikaze bakal menjadi momok yang menakutkan bagi Taiwan.
Sistem hanud rudal Taiwan sejatinya sudah terbilang maju, namun lebih terkonsetrasi untuk menghadapi ancaman medium dan jarak jauh yang punya kecepatan tinggi, khususnya untuk menhadapi jet tempur, pembom sampai rudal balistik dan jelajah. Sebut saja, Taiwan telah mengoperasikan sistem hanud Patriot dan Sky Bow III, buatan dalam negeri.
Menurut Shu Hsiao-huang, seorang analis di Institute for National Defense and Security Research, mengatakan bahwa pertahanan udata Taiwan kekurangan senjata yang efektif untuk melawan pesawat terbang rendah, yang hal ini dapat diatasi dengan dimasukkannya rudal Stinger. Rudal ini diharapkan efektif melawan helikopter dan drone yang diluncurkan dari kapal serbu amfibi Angkatan Laut Cina.
Dikutip dari Taipeitimes.com (27/5/2023), Taiwan belum lama ini telah menerima gelombang pertama rudal hanud FIM-92 Stinger dari AS sebagai bagian dari paket bantuan militer senilai US$500 juta. Senjata itu tiba di Bandara Internasional Taoyuan akhir pekan lalu dengan pesawat kargo Boeing 747.
Menurut sebuah laporan oleh Taipei Times, rudal Stinger seharusnya dikirim lebih awal, tetapi perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung telah menunda proses tersebut. Meski tidak disebut varian Stinger terbaru untuk Taiwan, kabarnya yang didapatkan Taiwan saat ini adalah portabel genggam – handheld portable configuration.
Pada 23 Mei 2023, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan kepada Kongres AS bahwa paket bantuan militer yang signifikan akan dikirimkan ke Taiwan. Sebagai bagian dari anggaran 2023, Kongres AS mengesahkan hingga US$1 miliar bantuan militer ke Taiwan menggunakan Presidential Drawdown Authority (PDA). Menteri Pertahanan Nasional Chiu Kuo-cheng membenarkan bahwa Taipei telah diberitahu tentang paket tersebut sebelum pengumuman publiknya.
AS mengizinkan transfer sistem rudal Stinger ke Taiwan pada tahun 1996. Namun, tidak ada transfer lebih lanjut yang dilakukan setelah tahun 2000 karena kekhawatiran bahwa senjata tersebut memiliki potensi ofensif.
Rudal Stinger dikembangkan oleh Raytheon Missiles & Defense. Dibandingkan dengan rudal Redeye pendahulunya, Stinger varian terbaru telah ditingkatkan pada aspek kecepatan dan jangkauan, yakni hingga jarak delapan kilometer.
Sistem senjata Stinger menyediakan daya tembak di ketinggian rendah dan dapat dengan mudah digunakan di bandara, stasiun radar, atau area tempur lainnya untuk menargetkan ancaman musuh yang terbang rendah.
Rudal hanud MANPADS terpopuler sejagad, FIM-92 Stinger, sejatinya akan dipensiunkan secara bertahap dari inventaris AD Amerika Serikat. Stinger mulai masuk fase produksi pada tahun 1978 dan sejak 1981 resmi mulai dioperasikan oleh militer AS.
Baca juga: Helikopter Serang Kamov Ka-52 Rusia Jatuh di Ukraina, Disengat Rudal Stinger?
Stinger dengan pemandu infrared mulai naik pamor saat digunakan Inggris dalam Perang Malvinas, dan di puncak era Perang Dingin, Stinger memperlihatkan tajinya di laga Perang Afghanistan, dimana Stinger yang dipasok AS ke pejuang Mujahidin berhasil merontokan banyak pesawat dan helikopter militer Uni Soviet.
Stinger dengan tenaga dari solid fuel rocket motor dapat melesat hingga Mach 2.54 dan jarak jangkau ke sasaran sejauh 4.800 meter. Secara keseluruhan, produksi Stinger mencapai 70.000 unit, dimana rudal ini juga telah diproduksi secara lisensi oleh Jerman dan Turki. (Gilang Perdana)
Antidotnya Stinger adalah UAV/drone kamikaze kan? Masa drone ditembak dengan rudal darat permukaan sih? Macam negara di sono itu tu… Disumbang rudal/senapan mesin anti serangan udara eeee….main tembak borosnya gk kira2. Hahaha… Tapi gk pa2 ding. Peras aja para donaturnya, pasti dikasihlah. Smart.
@TN
beda keperluan mas, TNI buat pertahanan negara, lah US Marine buat apa?
Ha? Stinger 100 unit/batalion?
Apa nggak kebanyakan tuh?
US marine aja cuma 45 unit stinger per resimen ( 3 batalion infantri)
Nah ini, Indonesia sebaiknya juga memperbanyak rudal manpads. Kalo perlu sekalian lisensinya. Sudah sangat terbukti di palagan Ukraina. Siapkan aja 100 unit/batalion. Jadi bila terjadi konflik bisa digunakan untuk melumat musuh yg mencoba menyerang dan ingin mendarat di Indonesia khususnya Natuna.
kalau di indonesia mungkin saingannya strela, meski QW series yang lebih baru atau mungkin si rudal cluster starstreak sepertinya akan lebih bagus untuk diperbanyak, tergantung yang lebih akurat dan mudah digunakan yang mana, sama ini, ToT + lisensi siapa yang lebih mau ngasih, kita butuh bejibun rudal tipe ini, termasuk untuk wilayah pelosok