Radar AESA Murad (Turki) Berpotensi Tandingi AN/APG-83 SABR untuk Upgrade F-16 Viper
|
Angkatan Udara Turki lewat program Ozgur akan melakukan upgrade besar-besaran pada armada jet tempur F-16 ke standar ‘Viper’. Yang menarik dari program Ozgur adalah beberapa komponen penting pada pesawat tempur tersebut dipasok oleh perusahaan dalam negeri. Dan salah satu komponen yang mendapat perhatian besar adalah adopsi radar AESA (Active Electronically Scanned Array) Murad yang diproduksi oleh Aselsan.
Sudah barang tentu, upgrade atas F-16 dengan menggunakan komponen non-AS memerlukan persetujuan dari Washington, yang untuk izin ini didapatkan dengan ‘perjuangan’ yang tak mudah di tingkat lobi bilateral. Namun, poin yang bisa dicermati dari adopsi radar AESA Murad adalah Northrop Grumman berpotensi mendapatkan saingan dalam pemasaran radar AESA untuk F-16 Block 72 Viper.
Seperti diketahui, paket radar AESA untuk F-16 Viper berdasakan spesifikasi standar mengacu pada Northrop Grumman AN/APG-83. Northrop Grumman menyebut AN/APG-83 dengan label SABR (Scalable Agile Beam Radar), yaitu radar yang memikiki bandwidth, kecepatan, kelincahan yang lebih besar dan menawarkan pilot kemampuan tempur radar generasi kelima.
Mengutip sumber dari savunmasanayist.com (2/8/2023), disebutkan bahwa uji terbang perdana F-16 Block 30 dengan radar Murad akan dimulai pada bulan September 2023, di mana saat ini ada dua unit F-16 AU Turki yang tengah dalam proses integrasi sistem, termasuk instalasi komputer misi dalam program Ozgur.
Dari segi tampilan dan desain, antara Murad dan AN/APG-83 SABR relatif serupa, karena dirancang khusus menyesuaikan bentuk radome F-16 yang khas.
Aselsan merancang radar AESA Murad tidak hanya untuk F-16, melainkan juga untuk drone tempur (UCAV) Akinci dan jet tempur stealth KAAN (d/h – TF-X). Radar Murad dibangun menggunakan teknologi terbaru Gallium Nitride (GaN). Radar multifungsi ini mampu melakukan misi udara-ke-udara, udara-ke-darat, udara-ke-laut secara simultan dan memiliki kemampuan meladeni peperangan elektronik (electronic warfare).
Dengan teknologi GaN, maka radar Murad memiliki efisiensi daya yang lebih tinggi, yang berarti dapat menghasilkan lebih banyak daya output dengan konsumsi daya yang lebih rendah. Ini membuatnya cocok untuk aplikasi radar dengan kebutuhan daya tinggi dan ketahanan panas yang lebih baik. Teknologi GaN memungkinkan Murad untuk mencapai daya pemancar yang lebih besar, ketahanan panas yang lebih baik, serta kinerja pencarian dan pelacakan yang lebih akurat dalam situasi pertempuran yang beragam.
Spesifikasi lain dari Murad belum dirilis, seperti berapa jarak jangkau deteksi dari radar. Sebagai perbandingan, AN/APG-83 SABR punya jarak jangkau deteksi 120 km, sementara identifikasi sasaran dapat dilakukan di jarak 84 km. Dalam waktu simultan, radar ini dapat melacak lebih dari 20 sasaran, termasuk meladeni peperangan dalam moda beyond visual range dan maritime mode.
Belum diketahui mana yang lebih unggul, apakah Murad atau SABR. Bila Murad mampu menyamai kinerja AN/APG-83, itu sudah merupakan prestasi besar bagi Aselsan. Tentang potensi ekspor? Melihat besarnya pasar upgrade F-16 seri lawas ke standar Viper, maka ada peluang besar memasarkan Murad ke negara-negara pengguna F-16.
Namun kembali lagi, untuk urusan ekspor yang terkait dengan produk (pesawat) buatan AS, maka dipastikan semua fase harus mendapatkan ‘lampu hijau’ dari Washington. (Bayu Pamungkas)
Beli 34 unit F 16 AU Irak (yang mau dipensiunkan mereka), terbangkan ke Turki (dekat toh) lalu setelah itu baru terbang batch per batch ke NKRI !!!
Mas Smili aka Sugiyono,
Kalau mau banyak Viper, mau banyak PKR Sigma, mau Paolo Thaon class, mau KDX Sejong class, mau Suffren class, mau senjata apapun sampai taraf ideal force sini gue beliin, tapi ada syaratnya nih.
Ini syaratnya : dapatin dulu pinjaman luar negeri sebesar USD 350 billion nanti saya beliin apa yang mas Smili mau pakai duit USD 350 billion itu. Cicilan dan bunganya silahkan Mas Smili yang bayar.
Hihihi. Kabuuuuur.
Embargo adalah pelajaran terbaik, Pemangku kepentingan di Kemenhan sudah paham, Amerika tidak akan Sudi kemampuan alutsista Indonesia on par dengan Singapura atau australia, dan apabila kepentingan Amerika bebenturan dengan kepentingan amerika, Amerika akan menggunakan segala cara utk menekan Indonesia, karena itu Kemenhan menetapkan roadmap industri pertahanan Indonesia karena kemandirian adalah langkah terbaik apabila ingin berdaulat dan tidak ingin diintervensi. Hasilnya memang belum akan terasa saat ini tapi, sesuai namanya investasi pertahanan, Indonesia akan menikmati hasilnya dikemudian hari.
*saya kira dulu f-16 dari awal sudah menggunakan AESA, kenyataannya tidak, entah pulse doppler sama PESA bagusan mana
@thor
Orang-orang yg berpikir sebatas kita punya pespur dg cepat dan “yakin” kalo ga ada yg jualan F-16 baru maupun seken….
Sayang sekali, @indomiliter merekam dg baik (artikel tgl 29/10/2019)…..yg jika diawal menjabat memproses pengajuan user mungkin ga akan terjadi gap kesiapan operasional pesawat tempur kita.
Tapi yg ada justru sebaliknya…. alih-alih melanjutkan proses yg sedang berjalan, saat itu malah asyik berburu berbagai jenis alutsista seken…..dan semua terekam baik disini.
Kalo dikatakan lagi ga ada yg jualan f-16 seken…….👉 (masih baru nih) ADN : “US intends to offer 38 secondhands f-16 foto fighters to Argentina”
Tapi bukan itu yg mau saya respon …..tapi sesuai artikel ini ttg “kelangsungan hidup” pesawat tempur disesuaikan dg tantangan teknologi saat ini
Mirage-2000 yg dibeli RI, jelas berada dititik “gak akan kemana-mana lagi”…..berbeda dg f-16 yg masih tetap berevolusi menyesuaikan perkembangan teknologi terkini
Gak perlu nyesel beli second Mirage karena memang yang ada pilihan 2 tahun dateng siap tempur ya cuman itu. Belum lagi Mirage dibeli plus lengkap dg semua peralatan dukungan darat, simulator, suku cadang, senjata dll. paralel banyak sekali pesawat Hawk, Sukhoi, Falcon mesti grounded untuk upgrade dan perawatan
mau F-16 baru, Gripen baru pasti lama dan dapet kosongan pulak. Dampak perang rusia banyak negara tidak mau lepas pesawatnya
Nyesel gag beli lungsuran Mirage…….🤔
……..nyesel dong 🤣🤣🤣
Turki belajar bikin radar AESA dari mana y..?? Israel kah..?