Update Drone KamikazeKlik di Atas

Punya Desain Mirip Tsirkon, Inilah “Fattah 2” – Rudal Jelajah Hipersonik Iran yang Bikin Israel Ketar-ketir

Buntut dari serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran adalah mendidihnya hubungan antara Israel dan Iran, yang mengemuka adalah adanya peluang serangan jilid kedua yang bakal dilakukan Iran, yang oleh analis intelijen AS disebut bakal jauh lebih besar dari serangan Iran jilid pertama pada 19 April 2024.

Baca juga: Iran Pamerkan ‘Fattah’ – Rudal Balistik Hipersonik Pertama dengan Kecepatan Mach 15

Lantaran bara amarah Iran sudah membara, maka yang dikhawatirkan pada rencana serangan jilid kedua adalah digunakannya kembali rudal jelajah anti intercept, yakni rudal jelajah berkecepatan hipersonik Fattah 2. Sebagai catatan, sebelumnya Iran telah meluncurkan rudal Fattah (Fattah 1) pada pertengahan tahun 2023, namun yang dipublikasi kala itu adalah jenis rudal balistik hipersonik yang mampu melesat dengan kecepatah Mach 15.

Sementara Fattah 2 adalah rudal jelajah hipersonik yang profilnya identik dengan rudal jelajah hipersonik Tsirkon (Zircon) milik Rusia. Fattah 2 resmi diperkenakan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei saat berkunjung ke museum Garda Revolusi Iran di Teheran pada 19 November 2023.

Rudal Fattah 1 (kiri) dan rudal Fattah 2 (kanan)

Pengembangan teknologi rudal hipersonik Iran, khususnya seri Fattah, menandai kemajuan signifikan dalam kemampuan militernya dan memiliki implikasi bagi dinamika keamanan regional. Peluncuran rudal hipersonik Fattah 1 pada Juni 2023, sebagaimana dilaporkan oleh berbagai sumber, merupakan momen penting dalam upaya teknologi pertahanan Iran.

Pengembangan rudal Fattah sejalan dengan tujuan strategis Iran untuk meningkatkan kemampuan pencegahannya di tengah ketegangan regional yang sedang berlangsung. Desain rudal tersebut menggabungkan fitur-fitur seperti nosel yang dapat digerakkan dan kemampuan untuk beroperasi baik di dalam maupun di luar atmosfer Bumi, yang memungkinkannya untuk menghindari intersepsi oleh sistem pertahanan yang canggih.

Fattah 2 diduga menggunakan propulsi berbahan bakar cair dan memiliki jangkauan hingga 1.500 kilometer, dilengkapi hulu ledak seberat 450 kg yang mampu bermanuver di tengah penerbangan untuk menghindari pertahanan rudal.

Dalam desainnya, Fattah menggunakan sirip aerodinamis depan pada tahap pertama untuk menstabilkan dan mengarahkan lintasannya segera setelah peluncuran. Tahap kedua menggabungkan penopang dengan thrust vector control (TVC) dan re-entry vehicle (RV) aerodynamic fins. Komponen-komponen ini sangat penting karena memungkinkan rudal menyesuaikan lintasannya secara dinamis, meningkatkan akurasinya dan membuatnya lebih sulit untuk dicegat.

Tsirkon

Dimensi fisik rudal Fattah meliputi diameter badan sekitar 1 meter dan panjang sekitar 15,3 meter. Rudal Fattah 2 memiliki berat lepas landas yang cukup besar sekitar 12 ton, yang mencakup hampir 9 ton propelan, yang menonjolkan kapasitas muatannya yang signifikan. Wahana masuk kembali itu sendiri berbobot sekitar 1 ton, dan dapat membawa hulu ledak dengan berat antara 350 hingga 450 kilogram.

Untuk navigasi dan panduan, Fattah menggunakan inertial navigation unit (INU) dan global navigation satellite system (GNSS), termasuk GPS and GLONASS systems. Panduan sistem ganda ini memastikan bahwa rudal dapat mempertahankan jalur dengan presisi tinggi, dengan circular error probable (CEP) yang diperkirakan berkisar antara 10 hingga 25 meter. Hulu ledak rudal tersebut adalah jenis yang berdaya ledak tinggi, yang dirancang untuk menghasilkan kerusakan besar saat terjadi benturan.

Baca juga: Informasi Baru Tentang Rudal Jelajah Hipersonik Tsirkon, “Punya Panjang 9 Meter”

Pengembangan dan penyebaran Fattah 2 menyoroti kemajuan signifikan dalam teknologi rudal Iran, terutama kapasitasnya untuk mencapai kecepatan hipersonik dan kemampuan manuvernya yang ditingkatkan. Karakteristik tersebut diyakini akan menantang efektivitas sistem pertahanan udara dan rudal paling canggih yang saat ini digunakan oleh Israel.

Pakar militer menyatakan bahwa integrasi teknologi yang digunakan dalam roket peluncur satelit Iran ke dalam desain Fattah-2 telah memainkan peran penting dalam keberhasilan operasionalnya. Kendaraan masuk kembali – re-entry vehicle (RV rudal tersebut khususnya terkenal karena menggabungkan motor propelan padat penggerak dorong, yang aktif selama fase terminal untuk menyesuaikan lintasan rudal, yang semakin mempersulit upaya intersepsi.

Perkembangan ini mencerminkan strategi militer Iran yang lebih luas untuk mempertahankan kemampuan pencegahan yang kuat dalam konteks regional yang tidak stabil, di mana keunggulan teknologi sering kali dapat mengubah keseimbangan strategis. Dengan demikian, pengenalan teknologi hipersonik ke dalam persenjataan Iran menimbulkan tantangan baru bagi para ahli strategi pertahanan rudal secara global, yang mendorong penilaian ulang terhadap postur dan kemampuan pertahanan saat ini.

Menurut informasi yang dipublikasikan pada tanggal 15 April 2024 oleh “Press TV”, jaringan berita milik negara Iran, Korps Garda Revolusi Iran berhasil meluncurkan rudal Fattah 2 pada serangan Iran ke Israel pada 19 April 2024, yakni menyerang infrastruktur militer utama Israel.

ABC News telah mengonfirmasi dari seorang pejabat senior AS bahwa serangan tersebut berdampak pada dua pangkalan udara di Israel, dengan Pangkalan Udara Nevatim mengalami kerusakan yang cukup parah. Infrastruktur yang terkena serangan termasuk pesawat angkut militer C-130, landasan pacu, dan fasilitas penyimpanan. Sementara itu, pangkalan udara lain yang dirahasiakan di Gurun Negev juga diserang, meskipun dilaporkan mengalami kerusakan yang tidak terlalu signifikan. (Gilang Perdana)

Dari Analisa Puing, Ukraina Pelajari Kemampuan Rudal Hipersonik 3M22 Tsirkon (Zircon)

3 Comments