Penerus SS-1 R5, Pasukan Raider Kostrad Gunakan Senapan Serbu Pindad SS-2V5 A1
|Sebagai salah satu unit elite TNI AD, pasukan Raider sejak lima tahun silam telah mendapatkan standar senapan serbu yang khas. Hal tersebut dibuktikan dengan diadopsinya Pindad SS-1 R5 yang dirancang untuk Batalyon Raider. Dan, seiring modernisasi persenjataan perorangan, pasukan Raider kini mendapatkan senapan jenis baru, masih dipasokan oleh PT Pindad, senjata tersebut adalah SS-2V5 A1.
Baca juga: SS-1 R5 – Born to Raiders, Senapan Serbu Kompak dari Pindad
Tampil dengan sejumlah upgrade, SS-2V5 A1 masih satu rancangan dengan SS-1 R5, dimana senapan dengan kaliber 5,56 x 45 mm ini mengusung model laras pendek. Adopsi laras pendek menjadi acuan pada senapan Raider, dimana pasukan elite berkualifikasi para ini dipersiapkan untuk berlaga di medan perang modern, perang anti gerilya dan pertempuran jarak dekat. Yang disebut terakhir, pertempuran jarak dekat (PJD) memang lebih efektif jika menggunakan senapan dengan laras pendek.
Dikutip dari divif2kostrad.com (12/1/2021), bertempat di Lapangan Tembak Kembangsari, Salatiga, disebutkan Yonif Mekanis Raider 411 Kostrad menggelar uji coba koreksi senjata dan latihan menembak senjata dalam rangka mengenal indeks senjata baru yang dimiliki oleh satuan Yonif Mekanis Raider 411 Kostrad, yaitu SS-2V5 A1.
Danyonif Mekanis Raider 411 Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya, dalam keterangan rilisnya mengatakan, bahwa kegiatan latihan menembak uji coba dan koreksi menggunakan senjata SS-2V5 A1 merupakan dukungan terbaru dari komando atas untuk Yonif Mekanis Raider 411 Kostrad.
Ditambahkan, keunggulan senjata ini punya jarak tembak efektif 200 meter. SS-2V5 A1 diproyeksikan untuk PJD serbuan ruangan, sehingga ideal bagi pasukan Raider Mekanis dengan alutsista ranpur M113 A1.
Bila varian lama, SS-1 R5 masih menggunakan model popor lipat, maka SS-2V5 A1 sudah mengadopsi model popor teleskopik. Pada bagian handguard, disematkan rail (Picatinny Rail MIL-STD 1913) pada kiri, kanan, atas, dan bawah untuk memasang berbagai aksesoris. Kemudian pada rail bawah, sudah terpasang sebuah vertical foregrip yang dapat menambah ergonomi dan kenyamanan dalam penggunaan senjata.
Selain itu, pisir model carry handle diganti dengan model lipat pada rail. Pisir dan pijera ini dapat diganti dengan berbagai jenis teleskop yang dipasang pada rail senjata.
Baca juga: Pindad SS-2 V2/SS-2 V4 Heavy Barrel, Senapan Serbu Sang Juara di AARM 2016
Dari spesifikasi, SS-2V5 A1 punya panjang laras 225 mm, sedangkan panjang keseluruhan 850-853 mm. Bobot SS-2V5 A1 dalam kondisi kosong 3,35 kg, sementara bila dengan magasin terpasang (30 peluru), bobotnya 3,71 kg. Jenis munisi tak ada perubahan, masih sesuai standar 5,56 mm, yaitu MU5-Tj atau SS 109. (Gilang Perdana)
Mbok ya gear dan vest hitam diganti kek udah dibilang dari dulu bagaikan pancaran sinar petromak kalau pake modul NV gen terbaru. Biar Polri dan Brimob aja yg make.
Nostalgia amat.
Om, utuk vest itu karena bahan atau warnanya ?
Misal, warna tetep item tapi bahannya yang anti infrared gitu (saya kurang ngerti), apa tetep kayak petromax ?
Yg namanya warna hanya tidak terlihat atau tertangkap mata telanjang dlm kegelapan karena tidak adanya cahaya (photon) itulah kenapa photon partikel dari warna hitam kalau diiluminasi oleh lapisan layar phosphor dan terlebih dahulu diubah menjadi elektron oleh photocathode yg ada pada NV googles, Benda dgn warna hitam jreng lebih terlihat dari benda dgn warna yg lain disekelilingnya.
hmm thx om penjelasannya, harusnya dah ada riset dari litbang TNI
Riset yang kaya gitu nggak butuh karena itu pengetahuan dasar dalam dunia militer. Apalagi yang jadi TNI sendiri seharusnya sudah tau. Masyarakat umum saja bisa tahu lewat Google masa TNI gak tau???
Masalahnya TNI pesan peralatan untuk personil seperti itu berdasarkan “kebutuhan” tiap wilayah. Tidak ada standardisasi baku yang mendetail karena sengaja dibuat ruang agar fleksibel. Di atas kertas bagus, tapi ternyata pelaksanaan di lapangan hancur.
Masa ada yang punya vest dengan nama warna kuning besar tertera di depannya??? Musuh ya gampang melihat dari jauh karena mencolok. Itu kaya teriak “Aku di sini! Ayo tembak aku!”
Gitu lah kacaunya TNI.
Kenapa picatinny 1913 full pakainya, ngak enakan pakai mlok atau keymod aja mendingan. Ama mudah mudahan semua unit bukan cuman raider bakal modernisasi kaya gini, ss2 v1 udah jadul kebanyakan cuman ironsight sama kalau aksesoris cuman bisa sight doang kagak ada rail buat peq15, handstop, dll.
Min, bahas pandur 2 nya Zeni TNI AD min, bedanya dengan pandur 2 / cobra IFV apa min?
Trus apa benar POLRI berencana memesan rantis Leopard 4 x 4 buatan Panus Thailand, padahal di Indonesia untuk jenis rantis 4 x 4 udah seabreg jenisnya dan kualitas yg mumpuni juga?
Kalo bedanya pandur, ente baca disini aja jawabannya dek :
https://www.indomiliter.com/juli-2017-dua-varian-pandur-ii-8×8-akan-tiba-di-indonesia/
Kalo urusan rantis Leopard 4 x 4 buatan Panus Thailand yg di pesan POLRI itu bagian dr kerja sama imbal dagang antara pemerintah RI dan Thailand atas pembelian pesawat produksi PT. DI. Supaya produk kedua negara bisa terjual.
Beda proyek pengadaan. Yang untuk zeni itu dikirim langsung dari Excalibur Army, bagian dari paket pengadaan jembatan ponton M3I, digunakan sebagai kendaraan support, disebut TCVA Pandur II.
Kalo buat kavaleri/infantri nanti yang rakitan Pindad (dengan label Cobra).