‘Pelajaran’ dari Operasi di Sudan, Keputusan Inggris Pensiunkan C-130J Super Hercules Dianggap Keliru

Keputusan Inggris untuk memensiunkan sepenuhnya armada pesawat angkut C-130J Super Hercules telah menuai kritikan dari dalam negeri. Seperti diketahui, pada 30 Juni 2023, Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force) akan resmi memensiunkan seluruh C-130J, di mana saat ini setidaknya ada belasan unit yang masih beroperasi, yang beberapa di antaranya akan dan telah dijual kepada negara asing.

Baca juga: Sebelum Pensiun Resmi 30 Juni, Tiga C-130J Super Hercules Inggris Akan Terbang Terakhir Pada 17 Juni 2023

Kritik atas keputusan penghapusan armada Super Hercules terjadi setelah misi evakuasi warga Inggris dari Sudan. Sekitar 2.000 warga Inggris harus dievakuasi lewat jalur udara dalam “Operation Polarbear”. Untuk misi ini mengambil pangkalan aju di Siprus, dan telah dikerahkan empat unit Airbus A400 Atlas serta tiga unit C-130J.

Dikutip dari news.sky.com (15/5/2023), disebutkan komunitas pertahanan Negeri Raja Charles tersebut mengungkapkan kerentanan militer Inggris dalam menggunakan wahana angkut udara. Peran C-130J sepenuhnya akan diambil alih A400M pada akhir bulan depan (Juni 2023). Lantas yang menjadi persoalan disini adalah dua pertiga dari armada A400M ternyata tidak tersedia untuk menjalankan misi.

(RAF)

Sumber di internal pertahanan Inggris mengatakan bahwa Inggris “terekspos bahaya” ketika memotong armada pesawat pasukan khusus yang memainkan peran kunci dalam mengevakuasi warga negara Inggris dari Sudan, dan yang telah mengangkut amunisi penting untuk pasukan Ukraina.

Dokumen internal yang dilihat oleh Sky News mengungkapkan bahwa jenis pesawat angkut yang lebih baru, yang akan mengambil alih peran C-130J Hercules pada akhir bulan depan (A400M), masih ‘diganggu’ oleh beragam masalah, dengan dua pertiga armada tidak ↓untuk misi terbang pada awal Mei ini.

Baca juga: 30 Juni 2023, AU Inggris Resmi Pensiunkan C-130J Super Hercules, Dijual Mulai dari Pesawat, Suku Cadang Sampai Simulator

Meski ada kerentanan atas operasional dan penggelaran pasukan dan logistik, Kementerian Pertahanan Inggris memberikan argumen pembelaan atas penggunaan A400M sebagai pengganti C-130J.

Sebuah sumber senior di angkatan udara Sudan mengatakan sejumlah pesawat A400M (tidak diketahui asal negaranya) telah menyebabkan kerusakan paling parah pada landasan pacu di sebuah pangkalan udara di luar Khartoum (ibu kota Sudan) yang digunakan untuk evakuasi. Belakangan Inggris mengatakan pasukan zeninya akan melakukan “perbaikan mendesak … karena kerusakan permukaan landasan pacu sebagai akibat dari volume penerbangan internasional”.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, ketika ditanyai tentang laporan Sky News saat muncul di hadapan anggota parlemen untuk menjawab pertanyaan tentang masalah militer. Ia dengan gigih mempertahankan rekor A400M. : “A400 mengungguli Hercules pada sebagian besar jenis misi, A400 memiliki jangkauan yang lebih jauh, kapasitas yang lebih besar, dapat mendarat di area yang sama, bahkan dapat mendarat dalam jarak yang lebih pendek dari Hercules,” ujar Wallace.

Memangkas seluruh armada adalah salah satu cara termudah untuk menghemat anggaran dalam jangka panjang. Tapi itu harus dibayar dengan kemampuan operasional yang dipertaruhkan. Dengan perang yang berkecamuk di Ukraina, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menghadapi kenyataan yang tidak menyenangkan melihat kemampuan militernya untuk mengangkut pasukan dan peralatan melalui udara menyusut pada saat ancaman keamanan meningkat.

Pada saat yang sama, C-130J milik Inggris yang masih dapat terbang selama bertahun-tahun – telah dijual kepada pembeli, termasuk Angkatan Laut AS, Angkatan Udara Bangladesh, dan Angkatan Udara Bahrain.

Baca juga: Tanpa ToT, Bangladesh Telah Terima Tuntas Lima Unit Super Hercules

AU Inggris mengoperasikan 15 unit C-130J yang akan dipensiunkan pada Juni 2023 dengan alasan penghematan biaya, di mana AU Inggris akan beralih menggunakan Airbus A400M Atlas. (Bayu Pamungkas)

One Comment