Mungkinkah AMEV Digdori Jadi Bison? Inilah Mobil Evakuasi dari Karoseri Delima Jaya
|Kilas balik ke Januari 2019, saat itu diwartakan Indonesia telah memesan ambulans lapis baja dari platform rantis 4×4 buatan Georgia. Kendaraan khusus (ransus) yang dimaksud adalah Didgori Armored Medical Evacuation Vehicles (AMEV) produksi Georgia Delta State Military Scientific-Technical Centre (STC Delta). Setelah itu, tak terdengar lagi kabar pengadaan ransus tersebut, sampai kemudian ada postingan di akun Instagram Perusahaan Karoseri Delima Jaya, yang memperlihatkan sosok ransus dengan livery Korps Brimob yang disebut Mobil Evakuasi APC – Armoring Level III.
Baca juga: AMEV Digdori 4×4 – Keluarga Ambulans Lapis Baja Terbaru di Indonesia
Unggahan foto ransus tersebut lantas mengundang tanya dari para netizen pemerhati alutsista nasional, apakah yang kendaraan yang dimaksud memang AMEV Digrori? Dari beberapa pertanyaan di akun Instagram Delima Jaya, sayangnya belum ada informasi yang diungkapkan oleh perusahaan yang kondang membuat karoseri bus ini. Namun dari hasil zoom-in pada label merek di kap mesin, tertulis “Bison.” Apakah Bison adalah varian AMEV Digdori yang dirakit di Indonesia? Seperti halnya rantis lapis baja MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) First Win 4×4 yang kemudian diberi nama Hanoman?
Tentu jawabannya masih harus menunggu konfirmasi, yang jelas untuk Mobil Evakuasi APC “Bison,” bila dilihat dari tampilan depannnya sudah identik dengan AMEV Digdori. Dalam berita pembelian AMEV Digdori di Januari 2019, memang tidak disebutkan institusi yang akan mengoperasikannya di Indonesia.
Tak sedikit yang kemudian bertanya, apa yang khas dari AMEV Digdori? Pasalnya dari segi tampilan, ransus/rantis model seperti ini semestinya sudah bisa dipenuhi industri alutsista atau otomotif di dalam negeri. Merujuk ke informasi dari situs resminya, delta.gov.ge, AMEV Digdori dibangun dari sasis heavy duty truck Ford F550, menjadikan ambulans lapis baja ini punya kemiripan dengan rantis Turangga 4×4 yang juga mengusung sasis dari Ford F550.
AMEV Digdori dapat membawa empat usungan pasien lengkap dengan fasilitas pendukung kondisi darurat, sementara jumlah awaknya 3 orang, termasuk pengemudi. Konstruksi lapis bajanya mengacu pada standar EN1063 B7+ yang melindingi sisi bagian depan, samping dan kompartemen pasien. Rancangan kendaraan sudah dipersiapkan untuk menahan efek ledakan ranjau dan serpihan artileri. Secara umum, lapisan baja yang ada dapat menahan terjangan proyektil sampai kaliber 7,62 mm. Namun bila proteksi lapis baja masih kurang, dapat dipasang add on armor panels.
Baca juga: Anoa 6×6 Ambulance – Generasi Ambulans Lapis Baja Paling Modern
Ransus ambulans lapis baja ini mengusung mesin Turbo Diesel V8 6.700 cc. Tenaga dari mesin ini mencapai 356 HP. AMEV Digdori dapat dibawa ngebut sampai kecepatan 120 km per jam. Jarak tempuhnya hingga 500 km pada kecepatan jelajah 90 km per jam. Bobot penuh AMEV Digdori mencapai 10.900 kg, panjang kendaraan ini mencapai 6,5 meter dan lebar 2,6 meter. AMEV Digdori dapat berputar dalam radius 7 meter. (Bayu Pamungkas)
Tahan IED ga. Mana tahu ada IED pas evakuasi. Ambulan ga blh d serang tp kl IED ga tah kan pas lewat bisa aja booom bkn menyelamatkan malah nambah korban
yg jelas produk original lokal lebih baik, rantis ranpur sdh tdk perlu join dg asing, apalagi dg negara yg blm jelas kehandalan produk nya.
Kok rasanya aneh ya.? Jika memang dibangun dari sasis yg sama dng rantis Turangga yaitu heavy duty truck Ford F550. Kenapa bukan ambil rantis turangga saja.?
Bagaimana bung Admin.?
Pertanyaan bagus bang ruskye….
1. Yg memboyong teknologi lansiran AMEV ini beda perusahaan dg yg bangun Turangga
2. Inti dari “ambulan kebal”, selain aspek proteksinya yg sudah dikuasai oleh pabrikan dalam negri, justru terletak pada desain “stretcher tingkat yg kakinya bisa ditekuk_berbahan alumunium” (seperti gaya jerapah sedang minum) saat menaikkan atau menurunkan pasien dari stretcher yg atas.
Desain “stretcher tingkat yg kaki bisa ditekuk” ini lebih sederhana dan lebih murah dibanding “stretcher tingkat pneumatik” yg biasa digunakan oleh amrik (diranpur, helikopter) atau oleh pasukan jerman dg chassis unimog atau dingo.
Anda boleh berkeliling ke pabrikan ambulan diseluruh Indonesia, terutama yg biasa menyuplai TNI-POLRI….belum ada satupun perusahaan ambulan builder yg mempunyai teknologi sepeti ini. Maka sekarang delima jaya menghadirkan teknologi ini di Indonesia supaya bisa diproduksi didalam negri
Ini mas Smili yang dagang ambulance kan?
Tetapi kelihatannya orang yang di atas mas Smili itu yang kemarin ikut ngabisin jatah lemnya buktinya kemarin-kemarin dia halu terus.
Kayaknya pagi ini dia agak waras. Jadi dia tanya tentang Turangga.
Pernah lewat delima jaya sepertinya mereka jg sdg retrofit amx 10.
Itu di atas Bison kan ada Logo STC Delta.
Apa kabar bung Stepanus. Kok baru muncul.? Gmn update.terakhir pengadaan alutsista TNI bung.? Bagi2 infonya bung.
Hobinya buang2 dollar. Nasionalisme bisa diukur dr kecintaan akan produk dalam negeri. Apalagi dg produk sejenis yg sdh bisa di buat di dalam negeri. Jadi pikir aja sndiri. Apakah mrk benar2 cinta produk negeri sendiri.
Itu delima jaya beli teknologi supaya bisa diproduksi didalam negri…..aduuuuuuul 😣😣😣