AMEV Digdori 4×4: Keluarga Ambulans Lapis Baja Terbaru di Indonesia
|Ambulans lapis baja, sudah barang tentu TNI memilikinya dalam beberapa jenis, sebut saja ada panser Pindad Anoa 6×6 Ambulance, sementara dari basis kendaraan roda rantai ada AMX-13 VCTB (Vehicule Chenillé Transport Blessés) dan Alvis Stormer Armored Battlefield Ambulance. Meski secara kuantitas jumlahnya tak besar, porsi kendaraan evakuasi medis lapis baja tetap mendapat porsi tersendiri dalam setiap pengadaan alutsista.
Baca juga: Anoa 6×6 Ambulance – Generasi Ambulans Lapis Baja Paling Modern
Dan terkait ambulans lapis baja di Indonesia, ada kabar terbaru yang dilansir dari defence-blog.com (2/1/2018), yang menyebutkan Indonesia telah memesan ambulans lapis baja dari platform rantis 4×4 buatan Georgia. Kendaraan khusus (ransus) yang dimaksud adalah Didgori Armored Medical Evacuation Vehicles (AMEV) produksi Georgia Delta State Military Scientific-Technical Centre (STC Delta).
Ucha Dzidzuashvili, Director General of the STC Delta melaporkan bahwa perusahaannya telah menandatangani kontrak dengan Indonesia untuk pengiriman AMEV Didgori. “Sebuah kontrak telah ditandatangani, pembayaran di muka telah dilakukan dan pekerjaan sedang berlangsung,” ujar Ucha Dzidzuashvili. Meski begitu, belum ada informasi untuk matra dan kesatuan apa AMEV Digdori ini dipesan oleh Indonesia.
Tak sedikit yang kemudian bertanya, apa yang khas dari AMEV Digdori? Pasalnya dari segi tampilan, ransus/rantis model seperti ini semestinya sudah bisa dipenuhi industri alutsista atau otomotif di dalam negeri. Merujuk ke informasi dari situs resminya, delta.gov.ge, AMEV Digdori dibangun dari sasis heavy duty truck Ford F550, menjadikan ambulans lapis baja ini punya kemiripan dengan rantis Turangga 4×4 yang juga mengusung sasis dari Ford F550.
Sebagai kendaraan medis, AMEV Digdori dapat membawa empat usungan pasien lengkap dengan fasilitas pendukung kondisi darurat, sementara jumlah awaknya 3 orang, termasuk pengemudi. Konstruksi lapis bajanya mengacu pada standar EN1063 B7+ yan melindingu sisi bagian depan, samping dan kompartemen pasien. Rancangan kendaraan sudah dipersiapkan untuk menahan efek ledakan ranjau dan serpihan artileri. Secara umum, lapisan baja yang ada dapat menahan terjangan proyektil sampai kaliber 7,62 mm. Namun bila proteksi lapis baja masih kurang, dapat dipasang add on armor panels.
Ransus Medevac (Medical Evacuation) ini menggunakan mesin Turbo Diesel V8 6.700 cc. Tenaga dari mesin ini mencapai 356 HP. AMEV Digdori dapat dibawa ngebut sampai kecepatan 120 km per jam. Jarak tempuhnya hingga 500 km pada kecepatan jelajah 90 km per jam. Bobot penuh AMEV Digdori mencapai 10.900 kg, panjang kendaraan ini mencapai 6,5 meter dan lebar 2,6 meter. AMEV Digdori dapat berputar dalam radius 7 meter. (Bayu Pamungkas)
miris euy, yg beginian udah bisa lokal koq …… kalo yg jeli produk lokal, coba ingat lg saat pameran indo defense kemarin
Aduh netijen awam dan toxic banyak yg tanya nih ranpur ambulance disocmed, ada yg terima ada yg g, ampe bacotnya ampe ke ubun ubun. Ampe ribut dan nyambungnya kemana mana. Ada yg dah dikasih data dan fakta kelebihannya masih aja bacotnya gede dan kayak tau segalanya. Aduh ada ada saja netizen negara berkembang
Bengkel sebelah kehabisan modal
memang bengkel las sebelah ga sanggup ya bikin yang ginian … sampe harus pesen ke toko online segala ..wkwkwk..
@abdul
“Yang istimewa dari ranpur medis ini, ialah pada inovasi stretchernya(bertingkat) yg belum diproduksi didalam negri.
Kita perlu contoh untuk dipelajari struktur, dimensi dan mekanismenya yg selanjutnya bisa diterapkan pd berbagai jenis platform ambulan tempur (armored atau non armored) yg diproduksi oleh ambulance builder nasional”
Komodo kan bisa dibimin begini perlu dipertanyakan pengadaan ini
@taufig
“Yang istimewa dari ranpur medis ini, ialah pada inovasi stretchernya(bertingkat) yg belum diproduksi didalam negri.
Kita perlu contoh untuk dipelajari struktur, dimensi dan mekanismenya yg selanjutnya bisa diterapkan pd berbagai jenis platform ambulan tempur (armored atau non armored) yg diproduksi oleh ambulance builder nasional”
si zulheri ngomong plentat plentut kyk fansboy rusia d blog jkgr & indo defense
Gua cm d blog ini bro g perna yg lain
Yang istimewa dari ranpur medis ini, ialah pada inovasi stretchernya(bertingkat) yg belum diproduksi didalam negri.
Kita perlu contoh untuk dipelajari struktur, dimensi dan mekanismenya yg selanjutnya bisa diterapkan pd berbagai jenis platform ambulan tempur (armored atau non armored) yg diproduksi oleh ambulance builder nasional
Berikut contoh 2 jenis double-tier stretcher stacker yg belum diproduksi oleh ambulance builder di indonesia 👇👇👇
“Naaaah kalo model stretchernya double-tier milik boxer(rheinmettal) udah tipe mekanik-hidraulic double-tier stacker…yg ini lebih mahal krn dan sistim hidraulic spt ini mesti impor dr eropa, tapi cen josss kotos-kotos 💪”
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Boxer_sgSanKfz_stretchers_2.jpg
Hapus
smilinghari2123 Januari 2019 11.34
“Kalo yg ini penampakan interior ambulan trasnport didgori amev…tampak nyata, simple(tanpa mekanisme elektrik, hidrolik atau pneumatik), ringkas dan tepat guna 🤗🤗🤗”
Link model double-tire stretcher milik didgori amev nya ketinggalan min….🤗🤗🤗
👉👉👉http://agenda.ge/en/news/2016/227
Pola mekanisme pd stretcher didgori amev jika ingin memuat atau mengeluarkan pasien dr stretcher yg ada ditingkat atas yalah meniru gerakan “jerapah minum” (collapsible double-tire stretcher stacker), kaki depan ditekuk kemudian stretchernya ditarik keluar(atau didorong masuk) dg mekanisme rel pd alas stretcher dan selanjutnya kaki ditegakkan kembali.
Terlihat sederhana, tapi inovasi ini belum tersedia disini, walopun telah banyak ambulance builder modern yg beroperasi di indonesia sejak puluhan tahun silam
Harus aman 100% untuk evakuasi korban perang dan g lucu kl ambulan mau menyelamatkan malah hancur duluan. Kl bs proteksi dr SMB g usa rpg javelin icbm yg pasti g akan mempan
Aton
Btw, ambulan gak boleh dijadikan sasaran tembak.
Ya hrs nya gt bro tp d gaza lain lg mereka israel tidak perduli itu toh tidak akan ada yg menghukum mereka. Org mereka yg buat aturan buat kepentingan sendiri. Walau g blh d tembak gmn kl ada serangan jet tempur walau tidak sengaja tp bs aja kena bom JDAM
Aduh ranpur kelas ginian mana ada yg tahan direct hit atgm atau missile. Paling HMG doang itu juga dari depan. Terus amabulance g boleh ditembaki sesuai peraturan