First Win 4×4: Tampil Perdana di HUT TNI Ke-74, Inilah Rantis MRAP Terbaru Kopassus
|Bila pada defile HUT TNI ke-72, 5 Oktober 2017, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD memperlihatkan rantis baru jenis P6-ATAV dan Jankel Al-Thalab LRPV (Long Range Patrol Vehicle) 4×4, maka pada HUT TNI ke-74, 5 Oktober 2019, Kopassus kembali akan memperlihatkan rantis terbarunya dari jenis lapis baja dengan kualifikasi MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) 4×4.
Baca juga: Mamba MK2 SWB – Rantis Serbu MRAP Sat-81/Gultor Kopassus TNI AD
Korps Baret Merah selama ini diketahui telah mengoperasikan beberapa rantis lapis baja MRAP, sebut saja ada Mamba MK2 SWB, Casspir MK3 dan Bushmaster PMV. Mengutip dari situs airspace-review.com, disebutkan pada defile alutsista HUT TNI ke-74 di Bandara Halim Perdanakusuma, Kopassus akan menampilkan rantis lapis baja yang disebut sebagai Hanoman. Rantis yang digunakan Sat-81/Gultor ini dirancang mampu menahan efek ledakan ranjau dan bahan peledak improvisasi.
Meski sudah punya label nama Hanoman, namun rantis dengan cat hitam ini diketahui aslinya adalah rantis tipe First Win 4×4 buatan Chaeseri Defence, Thailand. First Win sendiri bukan barang yang terlalu baru, lantaran debut perdana rantis ini pertama kali muncul pada International Defense Exhibition (IDEX) 2011.
Desain First Win mengusung V-shaped monocoque hull dengan posisi mesin di depan. Kendaraan ini dilengkapi dua pintu di setiap sisi bodi dan satu pintu tunggal manual di bagian belakang kendaraan. Setiap pintu dilengkapi dengan satu jendela kecil anti peluru plus satu firing port.
First Win dirancang mampu membawa total delapan pesonnel, sudah termasuk komandan, sopir dan penembak. Dari sisi ketahana, rantis asal Negeri Gajah Putih ini mengadopsi perlindungan dengan standar Level 1 STANAG 4569, dimana lapisan bodi kendaraan dapat menahan terjangan proyektil AP (Armor-Piercing) kaliber 7,62 mm dari jarak 30 meter dengan kecepatan luncur 930 meter per detik. Sementara untuk menahan ledakan, bagian bawah (kolong) dan roda First Win sanggup mengantisipasi efek ledakan ranjau TNT seberat 8 kg.
Fist Win ditenagai mesin diesel Cummins ISB yang mampu menghasilkan tenaga 300 hp. Sistem transmisi menggunakan jenis otomatis Allison 2500 denga enam gigi maju dan satu gigi mundur. Dengan bobot 13 ton dan payload sampai 2 ton, Firt Win dapat melesat hingga 110 km per jam di jalan mulus. Sementara dengan bahan bakar penuh, First Win sanggup menjelajah 600 km di jalan mulus, atau 400 km di medan off-road. First Win dapat melaju di medan berair setinggi 1 meter.
Dalam paketnta First Win telah dilengkapi RTC60 transfer case, anti-lock braking system (ABS), automatic tyre inflation system dengan ban run-flat. Ada satu kotak penyimpanan di setiap sisi lambung dan satu jerigen di bagian belakang. Winch ditempatkan pada pbagian depan ruang mesin. Rantis ini juga dibealu lampu putih yang dipasang pada atap kompartemen pasukan.
Bicara soal senjata nyaris tidak ada yang istimewa, tak beda dengan rantis MRAP lain. Pada varian standar seperti yang digunakan Kopassus, dilengkapi kubah berperisai untuk satu pucuk senapan mesin berat (SMB) kaliber 12,7 mm pada bagian roof. Lepas dari itu, First Win dapat saja dipasangkan beragam jenis senjata lain, termasuk penambahan lapisan baja hingga Level 3 STANAG 4569. Dari spesifikasi, First Win punya panjang 6,5 meter, lebar 2,45 meter dan tinggi 2,65 meter.
Baca juga: IAG Guardian 4×4 APC: Battle Proven di Irak, Kini Ditawarkan di Indonesia
Selain dioperasikan Thailand, negara lain pengguna First Win adalah Malaysia, yang memesan hingga 200 unit. Di tangan Malaysia, First Win berganti nama menjadi AV4 Lipanbara setelah produksi rantis ini dilakukan secara lisensi oleh Malaysia’s DRB-Hicom Defence Technologies (DefTech). Nah, jika muncul nama “Hanoman,” apakah rantis ini nantinya juga bakal dibuat di Indonesia? (Gilang Perdana)
Menurut saya ada baiknya TNI membelo alutsista dari negara tetangga sehingga bisa mempelajari kekurangan dan kelebihan. Jika suatu saat ada perang di asean kopasus sudah lihai mengotak utik shared alutsista dengan malay dan thai. Sebaliknya jika ada perang dengan thai dan malay kita sudah dapat mengetahui titik kelemahan senjata mereka.
Kesannya begitu tau kendaraan buatan Thailand seperti ada yg tdk pas. Kualitas KOPASUS begitu dikenal dunia tapi menggunakan produk Thailand yg baru sy dengar.