Mitsubishi Kirim Prototipe SH-60L Seahawk, Helikopter Anti Kapal Selam Terbaru AL Jepang
|Punya ancaman nyata dari kekuatan bawah laut Cina dan Korea Utara, menjadikan Jepang getol dalam meningkatkan kemampuan anti kapal selamnya. Guna menunjang misi buru dan hancurkan kapal selam, salah satu andalan Angkatan Laut Jepang adalah keberadaan armada helikopter AKS, dimana sejak dekade 90-an, berkat bantuan Amerika Serikat, Jepang telah mampu memproduksi helikopter AKS di bawah lisensi.
Baca juga: Hibiki Class – Kapal Canggih Spesialis Pemburu Sinyal Akustik kapal Selam Asing
Terkait dengan update helikopter AKS, ada kabar bahwa AL Jepang tidak lama lagi akan mengoperasikan varian helikopter AKS termutakhir SH-60L Seahawk. Dikutip dari shephardmedia.com (3/10/2021), Mitsubishi Heavy Industries (MHI) selaku manufaktur telah menyerahkan dua unit prototipe XSH-60L kepada Acquisition, Technology and Logistics Agency (ATLA) pada 28 September lalu. Dimana untuk pengiriman perdana SH-60L kepada AL Jepang akan dimulai pada tahun 2022.
Meski punya desain yang tak berbeda dengan keluarga Seahawk lainnya, namun SH-60L dirancang dengan sejumlah peningkatkan pada performa mesin dan kemampuan sensor bawah airnya. Misalnya untuk urusan mengendus posisi kapal selam lawan, SH-60L mengadopsi sonar multistatik besutan NEC, sedangkan pada varian sebelumnya, SH-60K masih menggunakan sonar monostatik.
Sistem sonarnya sendiri mengandalkan teknik celup (dipping sonar) dengan frekuensi rendah guna mendapatkan pemrosesan akustik. SH-60L dapat melakukan operasi AKS terkoordinasi dengan unit helikopter lainnya.

SH-60L dikatakan sudah menggunaan transmisi mesin baru untuk meningkatkan kinerja penerbangan, dan datalink kecepatan tinggi baru.
MHI meluncurkan SH-60L pada 1 Oktober 2020, dan terbang perdana pada 12 Mei 2021. Prototipe SH-60L melakukan uji terbang selama 30 menit dari fasilitas Komaki-Minami milik perusahaan di Bandara Nagoya, tempat versi pembuatan lisensi dari Sikorsky SH-60 Seahawk dibuat.
SH-60 dikembangkan berdasarkan kontrak senilai US$63 juta dari ATLA pada November 2015. Bila dirunut dari Seahawk yang telah dibuat di Jepang, SH-60L adalah varian ketiga. Yang pertama adalah SH-60J yang dibuat 102 unit dan mulai digunakan sejak tahun 1991. Kemudian generasi kedua, SH-60K yang diperkenalkan pada tahun 2000. SH-60K menawarkan sistem yang lebih modern, kabin yang diperbesar, dan bilah rotor utama yang baru. SH-60K telah diproduksi sekitar 70 unit.
Baca juga: Singapura Terima Paket Terakhir Helikopter AKS Sikorsky S-70B Seahawk
Sebelum mulai memproduksi lisensi Seahawk dari Sikorsky, MHI sudah pernah memproduksi helikopter AKS Sikorsky HSS-2 Sea King. Sementara untuk kebutuhan matra lain, Mitsubishi juga telah memproduksi varian UH-60J dan UH-60JA di bawah lisensi, yang terakhir adalah versi khusus Jepang dari UH-60L Black Hawk. (Bayu Pamungkas)
@WK :
1. Emangnya beli alusita seperti beli kendaraan?(#alutsista).
Munkin hanya anda yang menganggap seperti itu. Seperti yang saya bilang sebelumnya dari Maret 2020 hingga sekarang hanya rencana. Pengadaan alutsista itu perlu kontrak dengan pihak penjual. Apa sudah ada kepastian kontrak pembelian? Hanya pembelian lisensi fregat Arrowhead. Memang sudah ada kabar bahwa PT PAL sudah mulai membangun satu unit, dan itu kabar bagus yang seharusnya diumumkan secara resmi.
2.Tidak semua negara mau menjual alusita gaharnya kepada Republik Indonesia.
Kita batasi saja dengan Rafale, FREMM, SU-35, Mogami class, Arrowhead, yang sudah ditawarkan oleh negara penjual dan sudah diincar Kemenhan, walau sebenarnya Eurofighter Typhon, Gripen, SU-57 juga ditawarkan. Kita batasi saja dengan itu, tidak usah ngawur kesana kemari.
3.Sebelumnya pernah pindah ibukota ke Jogja dan Bukittinggi, tapi apa di sana membangun gedung-gedung pemerintahan? Tidak khan? Tidak!
Ini bukan masalah budaya yang kurang bagus, tapi masalah anggaran yang terbatas! Dana yang terbatas ini mau dialihkan kemana? Mana yang lebih penting, Natuna atau ibukota baru?
Kalau anda beranggapan bahwa Jakarta akan tenggelam, kita bisa belajar dari Belanda untuk membuat dam, saya percaya membuat dam di Utara Jakarta akan lebih murah dari pada pindah ibukota.
Tapi saya setuju bahwa suatu saat ibukota harus dipindah ke luar Jawa, tapi tidak sekarang.
4.PSBB PPKM, itu karantina terbatas yang diterapkan supaya pemerintah tidak menerapkan karantina penuh, karena kalau karantina penuh diterapkan maka pemerintah wajib melaksanakan UU karantina, yang ujungnya anggaran yang terbatas. Jadi rakyat disuruh cari makan sendiri-sendiri.
5.Ada masalah apa dengan perpolitikan luar negeri?
Pesawat osprey untuk apa ? Apa osprey bisa menghadapi J-20, atau fregat RRC? Osprey hanya pesawat angkut pasukan. Indonesia berminat pada F-15EX dan pabrikan Boeing sudah kebelet ingin menjualnya pada kita.
@Daryono : Emangnya beli alusita seperti beli kendaraan?
Punya uang bisa langsung bawa pulang dan langsung dipakai?
Alusita itu sangat kompleks, bukan hanya unsur kerahasiaan teknologi dan hak paten saja, ada politik juga didalamnya.
Tidak semua negara mau menjual alusita gaharnya kepada Republik Indonesia dengan dalih beragam.
Jangankan Natuna dan rakyat Indonesia, laut China Selatan saja yang diakui oleh beberapa negara dan mencakup banyak rakyat dari beberapa negara hingga sekarang polemiknya makin besar, karena mengundang negara² lain yang tidak bersengketa dengan alasan beragam.
Apa yang salah dengan pemindahan ibukota?
Dahulu ibukota kita pun pernah pindah dan untuk merubah suatu budaya yang kurang bagus tidak semudah membaik telapak tangan.
Contoh, ketika diterapkan PSBB rakyat teriak, lalu ketika di terapkan PPKM rakyat menjerit dengan alasan beragam, akan tetapi ketika PSBB dan PPKM telah berhasil menghambat penyebaran COVID-19 rakyat tidak ada yang teriak dan menjerit bersukur karena keberhasilan rencana tersebut!
Kembali ke alusita, nominal keuangan memang salah satu diantara penentu pembelian alusita, tapi kepercayaan yang mutlak dalam membangun perpolitikan luar negri juga menjadi salah satu yang utama faktor penentu, contohnya : Hanya sedikit negara² di dunia yang di tawari pesawat Osprey oleh Amerika.
Mohon lebih bijak dalam menilai segala sesuatunya.. 🙏
@gelito… bulan Maret 2020 saya di-bully, dia bilang anggaran Kemenhan Rp.150T… sampai sekarang tetap wacana/rencana alutsista gahar.
Tapi hati kecil saya tetap berharap anggaran Rp.122T segera terwujud jadi alutsista gahar, amin.
“Achhhhhh. ….itu cuma perasaanmu saja kawan @yono 🤐”
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/09/29/jokowi-siapkan-anggaran-jumbo-rp-122-triliun-untukjaga-laut-natuna
beli alutsista baru untuk TNI ? duitnya sudah habis untuk bikin ibukota baru… persetan dengan Natuna dan rakyat yang lagi pada susah !
Mendeteksi KS cina ngga perlu sensor canggih. Pake garpu tala aja bisa kedetek gema mesinnya yg brisik. 😂😂
Karena TNI AL minim kasel yang mumpuni maka seharusnya TNI AL memperbanyak AS565 MBe Panther full AKS untuk ditempatkan di dek kaprang kelas korvet dan frigat TNI AL dan juga mengupgrade sonar kaprangnya.
Heli AKS lebih difungsikan ketika adanya penyusup dibawah permukaan baik dalam keadaan perang ataupun jika ada indikasi kecurigaan ketika berpatroli.
Jika dalam keadaan kondusif ketika melakukan patroli, biasanya hanya mengandalkan sonar yang terinstal di kaprang.
@Syaliendra 17 : TNI AL untuk AKS sudah memiliki AS565 MBe Panther dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan tetapi tidak semuanya Panther milik TNI AL full AKS.
Dikutip dari Janes.com (15/1/2020), disebutkan dari lima unit AS565 MBe yang akan di-upgrade, rinciannya adalah tiga unit akan di-upgrade dengan anti surface equipment, yang mencakup bekal sonar dan torpedo. Sementara dua unit helikopter Panther lainnya akan di-upgrade dengan fitting sonar capability. Adanya permintaan atas upgrade armada helikopter Panther ini telah dibenarkan oleh Humas PT Dirgantara Indonesia (DI).
Sejauh ini, dari 11 unit AS565 MBe Panther yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan pada tahun 2014, 10 unit sudah diserahterimakan kepada TNI AL. Unit pesanan ke-11 (yang belum diserahkan) dikabarkan sudah hadir dalam konfigurasi full AKS, termasuk sistem sonar celup Helras (Helicopter Long-Range Active Sonar) DS-100 dari L3 Ocean System yang menjadi andalan dalam misi buru kapal selam.
Link : https://www.indomiliter.com/tni-al-ajukan-upgrade-fitur-anti-kapal-selam-untuk-armada-as565-mbe-panther/
Bismillah heli SH 60L SEAHAWK kenapa tidak PT.DI adakan kerjasama rakitan pesawat anti kapal selam ini coba hal ini difikirkan dan dikaji kerjasamanya dengan pihak Mitshubishi dan Boeing mohon dibantu oleh komisi I DPR RI dan menhan, Kemenkeu panglima TNI berikut PT.DI.dengan kita adakan kerjasamanya otomatis memenuhi alutsista TNI AU sertta membuka lowongan kerja.