MBDA dan Rheinmetall Berkolaborasi Wujudkan Sistem Senjata Laser untuk AL Jerman
MBDA dan Rheinmetall, adalah dua nama besar dalam jagad industri alutsista global, terasuk di Indonesia, nama keduanya dikenal sebagai pemasok papan atas kebutuhan persenjataan bagi TNI. Lantas ketika keduanya ‘disatukan’ dalam satu program pengebangan sistem senjata, maka bisa diproyeksikan seperti apa hasilnya kelak. Belum lama ini, diwartakan MBDA dan Rheinmetall bersatu dalam program pengembangan senjata laser untuk kebutuhan Angkatan Laut Jerman.
Mengutip dari Navalnews.com (26/1/2021), disebutkan MBDA dan Rheinmetall telah meraih kontrak senilai 2 juta euro untuk pengembangan dan uji demonstrasi high energy laser system dalam payung konsorsium ARGE. Dalam program ini, MBDA yang dilibatkan adalah MBDA Deutschland GmbH bersama Rheinmetall Waffe Munition GmbH. Kontrak untuk kedua perusahaan mencakup pembuatan, pengintegrasian dan pengujian senjata laser di kapal perang Jerman.
Porsi kerja di antara keduanya adalah, MBDA Deutschland bertanggung jawab untuk pebuatan sistem pelacak, konsol operator, dan koneksi antara sistem kendali penembakan ke unit senjata. Sedangkan Rheinmetall bertanggung jawab atas rancangan dan pembangunan konsol senjata, sistem pemandu laser, sistem pendinginan, dan integrasi sistem senjata laser ke dalam modul uji coba.
Jika tiada aral melintang, demonstrasi uji atas integrasi siste akan dilakukan pada akhir 2021. Kemudian uji coba penembakan di atas frigat F124 Sachsen bakal dilakukan pada tahun 2022.
Rheinmetall sendiri sudah punya rekam jejak dalam pembuatan prototipe senjata laser, seperti desain High Energy Laser (HEL) Gun yang dirilis Rheinmetall pada tahun 2018.
Komponen senjata hanud masa depan ini terdiri dari HEL effector yang isinya terdapat satu fiber high-energy laser and satu beam forming unit (pembentuk laser) dengan daya 10 Kw. Beam forming unit berperan menyediakan fokus sinar secara difraksi terbatas, pencitraan dan pelacakan sasaran. Dengan mengadopsi teknologi beam-superimposing, Rheinmetall dapat memusatkan kekuatan sinar laser kepada satu titik kecil. Sifat laser pada sasaran tidak menimbulkan kerusakan besar, namun dapat menetralisir sistem pada sasaran.
Kebutuhan energi yang tinggi dan tingkat efisiensi yang rendah, sampai saat ini menjadi tantangan dalam pengembangan senjata berbasis laser. Untuk itu, Rheinmetall mengusung teknologi diode-pumped solid-state laser yang dapat lebih menghemat konsumsi energi. Rheinmetall baru dalam tahap mengembangkan HEL, senjata ini berhasil ditembakan dengan sasaran yang berjarak 3 ribu meter. (Haryo Adjie)
Related Posts
-
Jepang Rilis Konsep Multipurpose Trimaran, Ingatkan Kita Pada Sosok KRI Klewang 625
18 Comments | Jun 14, 2017
-
Analisa Foto Satelit, Korea Utara Diduga Kembangkan AWACS dari Pesawat Il-76
2 Comments | Dec 17, 2023
-
Geser Posisi Indonesia di Asia Pasifik, India Resmi Akuisisi 56 Unit Airbus C-295
8 Comments | Sep 9, 2021
-
Jelang Pembentukan Skadron Udara 100, TNI AL Kirim Penerbang Berlatih AKS di India
10 Comments | Oct 8, 2018
Ciuuw..ciuuww…ciuuww…πββπ₯π«
Kalau mau riset energi gerak laju kapal dgn bahan bakar bisa dikonversi ke tenaga listrik utk menyuplai kebutuhan energi sistem kapal itupun kalau mau invest riset dan adanya dukungan politikππ€£ππ€£
Suatu saat nnti kolaborasi pindad dan len bs membuat light saber
Laser ? Kayak Film Star Wars aja.
Anakin, Jedi, Han Solo, Darth Vader dkk hehehe
Laser sepertinya cocok untk object yg statis atau yg bergerak lambat krn tembakannya yg tegak lurus..tp kalau object yg bergerak cepat seperti Pespur sepertinya sulit y..
Mungkin karena senjata laser saat ini masih belum cukup kuat & cepat utk menghancurkan sasaran yg ditembak tdk spt di film dimana senjata laser bisa langsung menghancurkan sasaran dlm waktu singkat.
Lebih kuatir cuaca
coba lagi pelajari cara kerja dan kelebihan laser sebagai senjata deh.
laser itu pakai kecepatan cahaya dan tergantung pada sumber tenaga nya baik jarak maupun durasi waktu pengunaanya.
memang masih banyak kekurangan dan kendalanya,tapi terus akan disempurnakan dan akan semakin berkembang.
Di palagan suriah, drone ch-4 cina rontok kena tembakan laser buatan Turki.
Yg benar itu drone cina milik UEA yg ditembak jatuh oleh laser di libya.sayangnya drone tdk langsung meledak diudara tapi rusak berat ketika jatuh ke tanah berserta rudalnya yg masih utuh nasib baik tdk jatuh dan meledak di pemukiman.