Lindungi Ruang Udara Mekkah, Arab Saudi Masih Percayakan Hanud Titik Pada Patriot

Bagi Arab Saudi, momen penyelenggaraan Ibadah Haji adalah peristiwa besar tahunan yang multak mendapat penanganan serius. Berkumpulnya lebih dari 2,5 jamaan Haji dari seluruh dunia, merupakan tantangan tersendiri dari aspek pelayanan. Namun lepas dari itu, hajatan tahunan bernilai strategis ini juga dapat memicu kerawanan. Selain ancaman terorisme, ada ancaman lain yang berpotensi besar menimbulkan gangguan, tak lain adalah ancaman yang datang dari udara dan menyasar ke wilayah Mekkah, Jedah dan Riyadh.

Baca juga: Drone Kamikaze, Kebangkitan Era Rudal Jelajah “Gaya” Baru

Ancaman yang paling dikhawatirkan bukan berasal dari drone kamikaze yang beberapa waktu lalu diluncurkan milisi Houthi di Yaman. Lebih dari itu ancaman terbesar datang dari rudal balistik. Ini bukan sebatas proyeksi, melainkan sistem hanud (pertahanan udara) Arab Saudi pada Mei 2019 dilaporkan telah mampu menetralisir serangan dua rudal balistik yang masing-masing mengarah ke Mekkah dan Jedah.

Dikutip dari gulfbusiness.com (20/5/2019), sistem hanud Arab Saudi berhasil menjatuhkan satu rudal di kawasan Taif, dan satu rudal lainnya ditembak jatuh di 50 kilometer di laur kota Mekkah.

Masih dari sumber yang sama, rudal-rudal balistik di atas disebut berasal dari milisi Houthi. Setidaknya sampai Mei lalu sudah 226 roket dan rudal yang diduga buata Iran ditembakan ke arah Arab Saudi. Jika dirunut kebelakang, serangan roket, rudal balistik dan drone telah dilakukan bergelombang sejak 2016 lalu.

Tak ingin kecolongan dalam melindungi obyek vital strategis, terutama guna mengamankan ruang udara di Kota Suci Mekkah, Royal Saudi Air Defense Forces (RSADF) telah menempatkan baterai sistem hanud Patriot dengan rudal PAC-3 di sekitaran Mekkah sebagai bagian dari hanud titik.

Merujuk berita dari Janes.com (22/8/2018), penempatan Patriot telah dilakukan pada musim Haji tahun lalu (2018). Seperti nampak pada foto satelit DigitalGlobe di atas, RSADF menempatkan setidaknya empat satuan tembak (satbak) Patriot, dimana masing-masing Satbak terdiri dari empat peluncur rudal PAC-3 yang siap ditembakan. Jarak antara Mekkah dan perbatasan Yaman sekitar 570 kilometer. Serangan rudal balistik ke arah Mekkah terjadi pada 9 Oktober 2016, dan berhasil dilumpuhkan Patriot pada jarak 69 kilometer dari wilayah Mekkah.

Sistem rudal Patriot dirancang untuk mendeteksi, menargetkan, dan kemudian menetralisir sasaran dengan cara menabrakan diri pada kecepatan Mach 4.

Sistem Patriot beroperasi menggunakan radar di permukaan (AN/MPQ-65) untuk menemukan, mengidentifikasi, dan melacak target. Jarak kuncian dari rudal Patriot menuju target mencapai 50 mil atau yang setara dengan 80,5 kilometer. Pada jarak sejauh itu, rudal yang masuk bahkan tidak akan terlihat oleh manusia, apalagi diidentifikasi. Bahkan, bukan hal yang mustahil bagi sistem rudal Patriot untuk beroperasi dalam mode yang sepenuhnya otomatis (fully automatic mode) tanpa intervensi manusia sama sekali.

Baca juga: Radar Hanud S-400 (92N6E) vs Radar Patriot (AN/MPQ-65), Mana yang Lebih Unggul?

Baterai (kompi) Patriot bisa mencakup hingga 16 peluncur. Setiap peluncur kira-kira seukuran rig traktor-trailer, seperti halnya ECS dan truk power supply. Ada juga personel yang beroperasi, teknisi, personel pendukung, bahan bakar untuk generator, pasukan keamanan untuk melindungi baterai, dan lain-lain. Penempatan rudal Patriot bukanlah keputusan yang mudah untuk dilakukan.

Meski dapat melesat hingga Mach 4, namun bukan berarti sistem rudal Patriot tanpa cela. Selain ada berita keberhasilan mencegat sasaran, tapi ada juga kabar yang menyebut Patriot telah gagal beberapa kali, termasuk pada peluncuran rudal terbaru Patriot PAC-3. Sampai-sampai AS pun turun tangan untuk urusan ini, lantaran menyangkut citra produk mereka.

Peluncuran rudal balistik oleh milisi Houthi.

Dari laporan yang diterbitkan oleh Program Pemantauan Kebijakan Keamanan dari Pusat Kebijakan Internasional, menyebutkan bahwa AS menyetujui peningkatan sistem pertahanan rudal Arab Saudi senilai US$195 juta. Keputusan ini dibuat oleh AS di bulan Desember 2018, Departemen Luar Negeri AS menyetujui dan memberi tahu kepada Kongres tentang penjualan rudal itu.

Baca juga: Tandingi THAAD, Rusia Lindungi Moskow dengan Sistem Hanud S-500 Prometheus

Sebelumnya, Arab Saudi pada 2015 telah mengajukan pembelian 600 rudal PAC-3 dan modifikasi atas peluncur yang bernilai US$7,15 miliar. Selain berpangku ke Patriot, sistem hanud Arab Saudi di masa mendatang juga akan diperkuat sista hanud lain yang lebih fantastis dan mahal, tak lain adalah Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan Lockheed Martin dengan kemampuan melesat hipersonik untuk menghancurkan sasaran di udara. (Nurhalim)

41 Comments