Update Drone KamikazeKlik di Atas

KM-SAM Block II – Sistem Hanud Rudal Jarak Sedang Andalan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan ‘Sentuhan’ Rusia

Dua negara Petro Dollar di Timur Tengah, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) ternyata punya kesamaan selera dalam pilihan sistem hanud rudal jarak sedang, yakni sama-sama telah menetapkan pilihan pada KM-SAM (Korean Medium-range Surface-to-Air Missile) Block II atau disebut Cheongung II.

Baca juga: Hanwha Systems (Korea Selatan) Pasok Radar Hanud Canggih MFR ke Arab Saudi

Persisnya, Arab Saudi telah memesan 10 baterai pada Februari 2024 dengan nilai kesepakatan mencapai US$3,2 miliar. Sementara UEA memesan 12 baterai pada Januari 2023 dengan nilai mencapai US$3,5 miliar, yang mana sebagian komponen dari sistem rudal KM-SAM Block II akan dibuat secara lokal sebagai bagian dari transfer of technology (ToT). Satu baterai (kompi) KM-SAM Block II umumnya terdiri dari empat sampai enam kendaraan peluncur – 8 cell transporter erector launchers (TEL)

Meski produksinya dilakukan oleh dua perusahaan pertahanan besar Korea Selatan, yakni LIG Nex1 yang memproduksi sistem rudal dan Hanwha Aerospace yang memproduksi sistem peluncur dan radar, namun, pada awalnya KM-SAM dibangun berdasarkan asistensi dari manufaktur rudal hanud Rusia, Almaz-Antey – yang ikut berperan dalam merancang KM-SAM Block I.

Sementara inisiator dari kehadiran KM-SAM adalah Agency for Defense Development (ADD) yang mendapat dukungan teknis dari Almaz-Antey dan Fakel, yang memanfaatkan teknologi rudal 9M96 yang digunakan pada sistem hanud rudal S-350E dan S-400.

Meskipun KM-SAM dikembangkan di Rusia oleh Almaz-Antey bekerja sama dengan Samsung Thales, LIG ​​Nex1, dan Doosan DST, namun lokalisasi dan industrialisasi dilakukan di Korea Selatan sehingga dianggap sebagai sistem asli, dan Korea Selatan memiliki hak ekspor independen berdasarkan undang-undang kekayaan intelektual internasional dan tidak menggunakan suku cadang buatan Rusia.

Oleh karena itu, ekspor KM-SAM dapat dilakukan terlepas dari sanksi internasional terhadap Rusia. KM-SAM dapat mencegat target hingga ketinggian 15 km (49.000 kaki) pada jarak 40 km (25 mil). Baterai KM-SAM oleh Korea Selatan akan menggantikan baterai MIM-23 Hawk yang telah di-upgrade. Almaz-Antey melanjutkan programnya setelah prototipe dipindahkan dan telah menciptakan versi khas Rusia yang disebut sistem rudal S-350 Vityaz.

Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) mengungkapkan pada pertengahan tahun 2015 bahwa KM-SAM Block I akan segera memasuki produksi massal dan mulai dikirimkan ke Angkatan Udara pada bulan September, menggantikan rudal Hawk yang telah digunakan Korea sejak tahun 1964.

AU Korea Selatan Resmi Pensiunkan Rudal Hanud Raytheon MIM-23 Hawk

Sistem hanud KM-SAM dapat mencegat hingga enam sasaran secara bersamaan, dan rudal-rudal tersebut memiliki kemampuan perang anti-elektronik untuk tetap berfungsi meskipun terjadi gangguan jamming. Sistem ini lulus uji verifikasi kebutuhan operasional militer pada bulan Juli 2015, dan mulai ditempatkan pada awal tahun 2016 di dekat perbatasan maritim dengan Korea Utara di Laut Kuning.

Pada tanggal 28 April 2020, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) mengumumkan bahwa pengiriman sistem Cheongung KM-SAM Block I ke ROKAF telah selesai. Pada bulan Juli 2021, Korea Selatan menghentikan sistem MIM-23 Hawk terakhirnya, dan menghentikan penggunaannya secara bertahap untuk Cheongung Block I.

KM-SAM Block II
Pada bulan April 2017, pejabat militer Korea Selatan mengungkapkan akan memodifikasi SAM standar dengan teknologi hit-to-kill memungkinkannya mencegat rudal balistik yang masuk pada ketinggian pertengahan sekitar 20 km (66.000 kaki). Dan sistem KM-SAM Block II atau Cheongung II pertama yang ditingkatkan dikirimkan ke RoKAF pada November 2020. Korea Selatan mengklaim rudal Cheongung II efektif terhadap target pesawat dan rudakl balistik.

Tidak berhenti di Block II, DAPA memutuskan untuk mengembangkan KM-SAM Block III dengan investasi 2,8 triliun won dari tahun 2024 hingga 2034. Menurut Defense News, sistem hanud KM-SAM Block III akan dilengkapi dengan radar active electronically scanning array (AESA).

KM-SAM Block II

Untuk jenis yang saat ini digunakan, yakni  Multi-Function Radar (MFR) produksi Hanwha Aerospace beroperasi di X-band dan berputar pada kecepatan 40 rpm, mencakup ketinggian hingga 80 derajat. Radar 3D multifungsi ini mengadopsi teknologi passive electronically scanning array (PESA) yang digunakan pada basis radar di sistem hanud S-400 Rusia. MFR dapat mendeteksi target dalam jarak 100 km (62 mil) dan melacak hingga 40 target secara bersamaan. (Gilang Perdana)

AS Tarik Empat Baterai (Kompi) Sistem Hanud Patriot dari Arab Saudi, Inilah Sederet Penyebabnya!

2 Comments