Update Drone KamikazeKlik di Atas

Kerahkan P-8A Poseidon dan P-3 Orion, AS dan Kanada Buru Kapal Selam Nuklir Rusia K-561 Kazan di Lepas Pantai Florida

Amerika Serikat mulai ‘was-was’ atas kehadiran dua kapal perang utama Rusia di perairan Kuba, yakni kapal selam serang bertenaga nuklir K-561 Kazan (Yasen M class) dan frigat Admiral Gorshkov. Berada tepat di ‘halaman belakang’ Negeri Paman Sam, atau hanya 150 kilometer dari Miami, K-561 Kazan membawa rudal jelajah rudal jelajah Kalibr (SS-N-27 Sizzler) dan frigat Admiral Gorshkov membawa rudal jelajah hipersonik Tsirkon.

Baca juga: Kapal Selam Serang Bertenaga Nuklir Rusia K-561 Kazan (Yasen class) Berlayar ke Kuba, Hanya Berjarak 150 Km dari Miami

Sejak tiba di Pelabuhan Havana, keberadaan frigat Admiral Gorshkov tidak sulit dipantau oleh intelijen AS, tapi lain halnya dengan kapal selam K-561 Kazan. Monster bawah laut berbobot 13.800 ton (saat menyelam) itu sejak awal kehadiran armada Rusia di Kuba, seperti tidak diketahui dengan jelas. Padahal gugus pelayaran jarak jauh Angkatan Laut Rusia kali ini terdiri dari empat unit kapal, yakni frigat Admiral Gorshkov, kapal selam K-561 Kazan, kapal bantu logistik/tanker Pashin dan kapal tunda penyelamat Nikolai Chiker.

Nah, tidak diketahuinya posisi keberadaan K-561 Kazan sontak telah memicu alarm kewaspadaan tingkat tinggi pada otoritas pertahanan AS. Guna mencari keberadaan K-561 Kazan, Angkatan Laut AS (US Navy) telah menerbangkan pesawat intai maritim Boeing P-8A Poseidon. Dari pantuan lewat situs pelacakan pesawat, diketahui P-8A Poseidon sempat terbang berputar-putar di lepas pantai Florida. Sumber tak resmi menyebut, posisi K-561 Kazan diperkirakan berada 66 mil (106 km) dari pantai Florida, dan yang ditakutkan adalah keberadaan rudal jelajah Kalibr-M yang dapat menjangkau sasaran di permukaan (daratan) sejauh 4.500 km.

Untuk misi pencarian K-561 Kazan, ada indikasi bahwa AS bekerja sama erat dengan Angkatan Laut Kanada dalam pencarian tersebut. Untuk mendukung upaya tersebut, Ottawa telah meluncurkan pesawat Lockheed P-3 Orion, yang beroperasi mendampingi P-8 Poseidon AS.

Tangkapan layar dari aplikasi pelacakan lalu lintas udara menunjukkan pesawat ini beroperasi dalam kuadran tertentu, terbang berputar-putar saat melakukan pencarian. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi mengenai hasil operasi angkatan laut Kanada dan AS ini.

Pengerahan Armada Utara Rusia ke Kuba diartikan Moskow sebagai bentuk kerja sama antara kedua negara bersabatat. Sebaliknya, langkah Rusia dipandang sebagai unjuk kekuatan, yang berpotensi meresahkan AS atau sebagai upaya membalas atas tekanan AS yang dilakukan di Eropa.

Pengerahan P-8A Poseidon dan P-3 Orion ke lepas pantai Florida adalah hal dipandang tepat, karena kedua pesawat tersebut punya kemampuan untuk mengendus keberadaan kapal selam. Kedua pesawat mengandalkan sistem sonar canggih untuk mendeteksi kapal selam. Sistem ini mencakup sonar aktif dan pasif.

Sonar aktif memancarkan gelombang suara yang memantulkan objek, memungkinkan pesawat mendeteksi lokasi kapal selam berdasarkan gema yang dikembalikan. Sementara sonar pasif mendengarkan suara yang dikeluarkan oleh kapal selam, seperti suara mesin atau kavitasi baling-baling, untuk mengidentifikasi keberadaan dan lokasinya.

P-8A Poseidon dan P-3 Orion menggunakan sonobuoy, yaitu sistem sonar kecil yang dijatuhkan ke laut. Sonobuoy ini dapat memancarkan gelombang sonar (aktif) atau mendengarkan suara di bawah air (pasif). Data yang dikumpulkan oleh sonobuoy dikirim kembali ke pesawat, lalu dianalisis untuk mendeteksi dan melacak posisi kapal selam.

P-3C Orion: Kombinasi Apik dari Pesawat Intai Maritim, Pemburu Kapal Selam, dan SAR di Laut Lepas

Tidak itu saja, P-8A Poseidon dan P-3 Orion juga dibekali kemampuan Magnetic Anomaly Detection (MAD), yakni metode untuk mendeteksi kapal selam dengan mendeteksi gangguan kecil pada medan magnet bumi yang disebabkan oleh logam lambung kapal selam. P-3 Orion dilengkapi dengan boom MAD, sedangkan P-8 Poseidon menggunakan sensor canggih untuk melakukan fungsi serupa. Teknik ini sangat berguna untuk mendeteksi kapal selam yang berjalan diam dan menghindari deteksi sonar.

P-8 Poseidon dan P-3 Orion juga menggunakan sistem electronic intelligence (ELINT) dan signals intelligence (SIGINT) untuk mendeteksi dan menganalisis emisi elektronik dari kapal selam. Sistem ini dapat menangkap komunikasi, sinyal radar, dan emisi elektronik lainnya, sehingga memberikan informasi berharga tentang keberadaan dan aktivitas kapal selam.

Sensor inframerah dan optik juga merupakan bagian dari kemampuan pendeteksi. Sensor-sensor ini dapat mendeteksi tanda panas atau keberadaan visual kapal selam, terutama ketika berada di dekat permukaan. P-8 Poseidon dilengkapi dengan kamera elektro-optik/inframerah (EO/IR) canggih yang meningkatkan kemampuannya untuk mendeteksi kapal selam secara visual.

Penggabungan data dan algoritme tingkat lanjut memainkan peran penting dalam proses pendeteksian. P-8 Poseidon dan P-3 Orion mengintegrasikan data dari berbagai sensor dan sumber, menggunakan algoritma canggih untuk menganalisis dan menghubungkan informasi. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi dan melacak kapal selam secara akurat, bahkan di lingkungan yang kompleks dan menantang.

Nah, apakah usaha P-8 Poseidon dan P-3 Orion untuk melacak posisi kapal selam Rusia K-561 Kazan berhasil? Kita tunggu kabar selanjutnya. (Gilang Perdana)

Misi Anti Kapal Selam, TNI AL Waspadai “Shadow Zone”

5 Comments