Kerahkan “Milisi Maritim,” Cina Tangkapi Drone Bawah Laut Asing
|Nelayan Cina di Laut Cina Selatan mungkin menjadi nelayan yang paling ‘bahagia’ di dunia, mengapa? Mulai dari ongkos bahan bakar yang mendapat subsidi tinggi dari pemerintah, sampai melaut pun mendapat pengawalan dari kapal penjaga pantai (China Coast Guard/CCG). Tidak itu saja, nelayan Cina malah mendapat rejeki tambahan, bukan lantaran menangkap ikan, melainkan karena prestasi mereka menangkap drone bawah laut. Lho?
Baca juga: Ciptakan “Milisi Maritim,” Aksi Kapal Nelayan Cina Berpotensi Memicu Perang Terbuka
Bukan rahasia, bila ada sebutan buat sebagian komunitas nelayan Cina sebagai “Milisi Maritim,” Dikutip dari BBC.com (16/1/2020), Andrew S Erikson, profesor dari US Naval War College menyebut, bahwa Milisi Maritim punya peran penting dalam kampanye militer dan kegiatan ‘intimidasi’ atas wilayah di kawasan Laut Cina Selatan.
“Meski tidak dapat dijelaskan di depan umum, strategi ini telah diketahui oleh militer Amerika Serikat,” uja Andrew. Bahkan, Ia menyebut, status beberapa nelayan Cina adalah anggota militer yang disusupkan dengan bekal perangkat komunikasi intelijen yang memadai.
Namun yang lebih menarik adalah, kegiatan nelayan Cina selain menangkap ikan, masih dari sumber yang sama, disebutkan pada nelayan Cina kerap mendapat penghargaan atas kemampuan mereka menangkap drone bawah laut atau populer disebut Unmanned Underwater Vehicle (UUV) yang diduga sebagai spy drones.
Tahap pertama di 2017 ada 11 orang nelayan yang mendapat reward karena sukses ‘menciduk’ 11 drone, kemudian pada tahun 2018, ada 18 orang nelayan yang mampu menangkap tujuh drone. Untuk memacu antusias nelayan, bahkan acara pemberian penghargaan dilakukan dengan seremoni dan disiarkan oleh media nasional. Hadiah yang diberikan pun bukan kaleng-kaleng, total sekitar 500 ribu yuan atau US$72 ribu.
Lantas yang jadi pertanyaan, drone bawah laut milik siapakah yang dengan indahnya diciduk oleh para nelayan milisi tersebut? Sejauh ini tidak ada negara yang secara gamblang mengaku kehilangan atas drone bawah laut. Namun wilayah utama penangkapan drone-drone tersebut terjadi di Perairan Jiangsu, Laut Cina Timur, yaitu kawasan yang berbatasan dengan wilayah Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Dengan fakta geografis dan potensi ketegangan dengan Cina, maka bisa ditebak kira-kira asal drone-drone tersebut.
Kilas balik ke Desember 2016, Indomiliter.com pernah mengupas tentang Bluefin-21, yaitu drone bawah laut milik AL AS yang diciduk AL Cina di Laut Cina Selatan. Drone bawah laut tersebut diluncurkan dari kapal oseanografi USNS Bowditch. Oleh pihak Cina, drone canggih ini disebut-sebut tengah melakukan aksi mata-mata terhadap aktivitas AL Cina di kawasan tersebut.
Baca juga: Bluefin-21 – Drone Bawah Laut AS Yang Diciduk AL Cina di Laut Cina Selatan
Meski tidak ada bukti langsung terkait aksi mata-mata dari drone bawah laut AS, pihak Cina punya dugaan sendiri, sebab sehari sebelumnya konvoi kapal perang AL Cina tengah melakukan latihan penembakkan rudal di sekitar kawasan yang dilalui si drone malang tersebut.
Cina Juga Penebar Drone Bawah Laut
Namun jangan dikiran Cina defensif untuk urusan drone bawah laut, para pengamat intelijen pertahanan meyakini di bawah program “Great Underwater Wall of China” – populasi drone bawah laut milik Cina cukup besar. Kapasitas dan jangkauan pengawasan aktivitas bawah laut tentu yang menjadi incaran dari kegiatan ini, yang notabene hampir dilalukan oleh semua institusi angkatan laut di semua negara.
Belum hilang dalam ingatan, pada Mei 2019, nelayan di Riau menemukan drone bawah laut. Sosok yang tadinya dikira sebuah rudal itu, dipastikan adalah drone, meski tidak diketahui asalnya, namun dari aksara yang ada di bodi drone, diketahui merupakan milik salah satu lembaga penelitian Cina.
Baca juga: HSU-001 – Drone Bawah Laut yang Serba Misterius
Cina kini tak tanggung-tanggung dalam merilis drone bawah laut, bahkan secara nyata ingin memperlihatkan kedigdayaannya kepada dunia, terutama lewat kemunculan HSU-001 pada Parade militer di Hari Nasional Republik Rakyat Cina pada 1 Oktober 2019 lalu. HSU-001 yang dilepaskan dari kapal permukaan digunakan untuk misi pengumpulan data intelijen, pencarian obyek di permukaan, pengintaian ranjau dan misi anti kapal selam pada area laut dangkal. (Haryo Adjie)
Jangan kuatir nanti kalau pertumbuhan ekonomi meroket 7 – 8 % , kita bangun alutistas yg bagus
Yang ada hutang yang meroket…
NKRI harga mati harus beli itu drone HSU-001 made in Imperium Tiongkok sekitar 100-200 unit…Ini utk penting utk jagain Natuna sekaligus ToT dan kerja sama maritim yg baik dengan Imperium Tiongkok…Hrus ada Forum Persaudaraan Antar Nelayan Imperium Tiongkok dan NKRI Natuna disingkat (FPANIT2N)…🈹
Iya… Iya… Ntar kita beli yg banyak buat mainan anak2 kita ya om
Beli senjata dari cina ?padahal cina yang selama ini mengusik natuna dan perairan laut china selatan!!! Apalagi mereka sewenang2 dengan nine dashbline mereka,,apalagi mendapat TOT dari mereka orang rudal c 802 aja kita beli banyak susah dapat TOTnya
Wong edan tiki kok ambek calon musuh!
Iya tenang aja, nanti juga kita bikin milisi TKW/TKI
Jangan2 . . . Jangan2 lho. Itu drone milik Indonesia. 😏