Kemhan Buka Peluang Abeking & Rasmussen Pasok Kapal Hidrografi Samudera untuk TNI AL
|Meski baru dalam tahap pembicaraan awal, manufaktur kapal asal Jerman Abeking & Rasmussen, rupanya mendapat kesempatan untuk menawarkan solusi kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Persisnya Kemhan punya rencana untuk mengakuisisi kapal hidrografi samudera (ocean-going hydrographic vessel).
TNI AL saat ini mengoperasikan beberapa kapal hidrogarfi, termasuk yang paling canggih Rigel Class, namun kapal hidro-oseangrafi buatan Perancis itu punya tonase kecil dan bukan untuk beroperasi di lautan lepas.
Bila merujuk pada spesifikasi yang dibutuhkan TNI AL, kapal hidro-oseanografi berukuran besar memang diperlukan, tapi fungsinya akan digabungkan sebagai kapal penyelamat kapal selam. Dikutip dari Janes.com (23/9/2021), disebutkan pada 3 September lalu, pihak Kemhan RI mengadakan pertemuan virtual dengan Abeking & Rasmussen untuk membahas kemungkinan pengadaan kapal hidrografi samudera. Rapat dipimpin Dirjen Potensi Pertahanan Brigjen Aribowo Teguh Santoso, sedangkan pejabat Abeking & Rasmussen didampingi perwakilan dari agen lokal PT Agrapana Nugraha Katara.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari galangan kapal Indonesia, PT Palindo Marine, PT Batamec, dan PT Bandar Abadi, perusahaan elektronik PT Len Industri, dan para dekan fakultas permesinan dan elektro-informatika dari Institut Teknologi Bandung. Poin dari pertemuan tersebut berpusat pada bagaimana Abeking & Rasmussen dapat bekerja dengan perusahaan lokal (Indonesia) jika kontrak untuk kapal hidrografi terwujud. Pejabat dari Kemhan ingin mengetahui apakah kapal tersebut dapat dibangun di dalam negeri dengan bantuan insinyur Jerman.
Sekilas pola yang diinginkan dari Kemhan RI mirip dengan perjanjian lisensi dan offset pembuatan frigat Arrowhead 140 dari Babcock Inggris kepada mitra lokal, dalam hal ini PT PAL Indonesia.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Pertahanan Indonesia telah menyetujui rencana untuk memperoleh pinjaman luar negeri hingga US$150 juta untuk pengadaan kapal hidrografi samudera. Ini adalah salah satu dari 31 program pengadaan, peningkatan, dan pemeliharaan alutsista yang mendapat izin untuk mendapatkan pinjaman luar negeri pada tahun 2021.
Tentang Abeking & Rasmussen, manufaktur asal Jerman ini adalah peraih kontrak pembangunan dua unit kapal pemburu/sapu ranjau – Mine Countermeasures Vessels (MCMV) Frankenthal Class pesanan Kemhan untuk TNI AL. Saat ini pesanan dua unit kapal pemburu ranjau Type MHV-60 TNI AL telah memasuki tahap pengerjaaan, dimana pada Januari 2021 telah dilakukan tahapan first steel cutting. (Gilang Perdana)
distanata 25/09/2021Reply
Materi dalam MEF saja berubah 2 kali
Orang sipil seperti kita kita cukup kebingungan
———————————————————-
Bukan kebingungan, tapi memang ente gak paham cuma berlagak sok paham. Referensi cuma dr gugling aja lagunya spt lebih hebat dr pakar militernya sendiri. Yg ente paham kan cuma sebatas Grigorovich mangkrak doank…😁😁😁
Ya. Salaamm…👍👍👍
150 juta dollar untuk berapa unit itu min?
Materi dalam MEF saja berubah 2 kali
Orang sipil seperti kita kita cukup kebingungan
Tapi kapal pendukung seperti ini sebaiknya jangan hanya 2 unit saja. Minimal total 3 unit dibagi jadi satu unit setiap Komando Armada
Udah seharusnya Indonesia memiliki armada ocean going tidak sekedar pengamanan laut territorial, semoga segera terwujud, Aamiin
@Ade : Menambah sudah pasti, tapi entah kapan 😂
Kalau nambah kapal ocean Hidrografi kayanya tanda2 mau nambah KS ini..