Jerman Batalkan Pesanan Drone HALE MQ-4C Triton, Inilah Alasannya!

Di luar Amerika Serikat, negara pengguna drone intai HALE (High Altitude Long Endurance) MQ-4C Triton nantinya adalah Australia dan Jerman. AU Australia (RAAF) dikabarkan mulai akan menerima MQ-4C Triton pada tahun 2023, namun lain halnya dengan Jerman, muncul kabar bahwa Pemerintah Jerman telah resmi membatalkan pesanan atas empat unit MQ-4C Triton dari Northrop Grumman senilai US$2,5 miliar.

Baca juga: Drone Intai HALE MQ-4C Triton Mulai Beroperasi di Guam

Dikutip dari fool.com, keputusan pembatalan kontrak miliar dollar bukan hanya mengecewakan pihak Northrop Grumman, melainkan beberapa sub kontraktor ikut dibuat kecewa.Pada April 2018, Pemerintah AS telah mengabulkan permohonan Jerman untuk mengakusisi MQ-4C Triton. Sebenarnya yang disasar Jerman awalnya adalah varian RQ-4 Global Hawk, namun tak mendapat izin dari Senat AS. Bagi AS, akuisisi MQ-4C Triton akan menutup celah kemampuan yang penting antara AS dan negara-negara sekutunya dalam NATO.

Lantas apa yang melatarbelakangi keputusan pembatalan pesanan Jerman atas order MQ-4C Triton? Keterangan dari pejabat Jerman dalam surat rahasia yang diperoleh Reuters mengatakan bahwa drone ini tidak akan siap untuk pengiriman sampai setidaknya tahun 2025 dan tingginya biaya program tidak dapat dengan mudah ditutupi. Biaya akuisisi untuk satu unit MQ-4C Triton sendiri sekitar US$120 juta.

Sebagai gantinya, Jerman akan membeli pesawat Bombardier Global 6000 – jenis pesawat yang digunakan sebagai platform pada Saab GlobalEye dan E-11A BACN (Battlefield Airborne Communications Node), dimana harga akuisisi pesawat ini hanya US$62 juta.

Selain soal biaya, alasan lain pembatalan pesanan MQ-4C Triton adalah soal airspace concern, dimana Jerman meragukan drone ini nantinya dapat beroperasi di wilayah udara Eropa. Menurut analisa, bukan perkara mudah bagi Triton untuk meraih sertifikasi dari European Union Aviation Safety Agency.

Kekhawatiran tentang navigasi udara adalah salah satu alasan Jerman untuk meninggalkan proyek RQ-4 Eurohawk, dan para pejabat militer berharap Northrop dapat mengembangkan paket keamanan teknologi yang akan memenuhi pengawasan peraturan Eropa. Namun harapan itu pupus ketika Italia akhir tahun lalu diberi pembatasan ketat pada armada drone Global Hawk saat mengudara di Eropa.

Lembaga riset Teal Group menyebut bahwa produksi UAV di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh hingga US$10,2 miliar per tahun pada 2029, naik dari US$7,3 miliar pada 2019. Sementara pengeluaran untuk biaya penelitian pada drone militer diperkirakan akan mencapai US$61 miliar pada 2029.

Baca juga: [Video] Barracuda – Usaha Kemandirian Eropa dalam Pengembangan Drone Bermesin Jet

Meski kehilangan kontrak MQ-4C Triton dari Jerman, namun kondisi finansial Northrop Grumman masih sangat kuat. Northrop diketahui memiliki kontrak besar-besaran, termasuk program bomber B-21 senilai US$80 miliar dan program ICBM semilai US$60 miliar serta bisnis luar angkasa yang besar dan terus berkembang. (Bayu Pamungkas)

4 Comments