Update Drone KamikazeKlik di Atas

Drone Intai HALE MQ-4C Triton Mulai Beroperasi di Guam

Bila AU Australia (RAAF) baru akan mengoperasikan drone intai HALE (High Altitude Long Endurance) MQ-4C Triton pada tahun 2023, maka lain hal dengan AL Amerika Serikat (US Navy), dimana kini telah mulai menggelar MQ-4C Triton di Lanud Andersen, Guam, Pasifik Barat.

Baca juga: Northtrop Grumman MQ-4C Triton – Drone Intai Maritim HALE, Pengganti P-3C Orion Australia

MQ-4C Triton dengan label Broad Area Maritime System (BAMS) diwartakan telah digelar AL AS dalam fase early operational capability (EOC). Ditempatkan di Guam, drone canggih ini digadang untuk memperkuat elemen intai Armada Ketujuh di Palagan Pasifik yang kerap diintai kapal mata-mata Cina.

Dikutip dari Janes.com (27/1/2020), operasional MQ-4C Triton telah diumumkan pada 26 Januari lalu. Kapten Matt Rutherford, komandan Task Force (TF)-72 yang memimpin unit patroli dan pengintaian memperoleh dua unit MQ-4C Triton di Lanud Andersen. “Drone ini nantinya akan dikolaborasikan kemampuannya dengan wahana intai yang telah eksisting, seperti Boeing P-8A Poseidon, Lockheed P-3 Orion dan EP-3. MQ-4C Triton ditempatkan di Unmanned Patrol Squadron (VUP)-19.

MQ-4C Triton produksi Northrop Grumman, merupakan varian naval dari RQ-4 Global Hawk. MQ-4C Triton telah diresmikan penggunaanya oleh AL AS pada Juni 2018, namun baru 18 bulan kemudian drone tersebut ditempatkan dalam unit operasi. Dalam konteks gelar operasi, drone ini mengemban misi intai dan pengawasan murni, tidak ada bekal persenjataan yang dibawa, medan penugasan Triton sudah dipastikan adalah meronda di lautan lepas, mengamankan kepentingan AS di kawasan Pasifik.

Mengusung predikat HALE, MQ-4C Triton memang punya level kemampuan ekstra, menggunakan mesin tunggal Rolls-Royce AE 3007 turbofan, Triton dapat menjelajah sejauh 15.186 km dalam waktu terbang (endurance) 30 jam. Ketinggian terbangnya pun selevel dengan pesawat intai U-2, yaitu di ketinggian 18.000 meter. Kecepatan maksiumnya 575 km per jam dan operasional drone ditangani oleh 4 awak di Ground Control Station.

Kelak Australia akan menggunakan MQ-4C Triton sebagai pengganti armada pesawat intai maritim AP-3C Orion. Nantinya Triton akan menjadi mitra sinergi yang kuat dengan P-8A Poseidon yang telah dioperasikan Australia saat ini. Dalam terminologi intai strategis, hadirnya MQ-4C Triton jelas meningkatkan taring informasi intelijen Australia. Sebut saja satu unit Triton yang lepas landas dari lanud Tindal di Darwin dapat melakukan misi intai jarak jauh di Laut Cina Selatan.

Cina Punya Tandingannya
Bila AS dan Australia punya MQ-4C Triton, maka Imperium Cina juga punya drone intai HALE untuk tugas meronda di atas lautan lepas. Yang dimaksud adalah Soar Dragon. Dengan mesin jet, Soar Dragon dapat terbang terus-menerus selama 10 jam dengan jarak jelajah 7.000 km. Sementara RQ-4 Global Hawk punya endurance lebih dari 32 jam dan jarak jelajah sampai 22.729 km. Tapi Cina tidak tinggal diam, kabarnya sudah muncul prototipe Soar Dragon II yang diharapkan punya performa lebih baik.

Soar Dragon II

Sejak 2018, setidaknya tujuh unit Soar Dragon terpantau berada di tiga pangkalan militer Cina, yaitu di Lanud Shigatse (Tibet), Lanud Lingshui (Pulau Hainan) dan di Lanud Yishuntun. Khusus yang berpangkakan di Lanud Lingshui, kuat dugaan diproyeksi untuk melakukan kegiatan pengintaian di Laut Cina Selatan. Pada awal 2019, proyeksi penggelaran Soar Dragon diwartakan juga ditambah di tiga pangkalan udara strategis lain di Provinsi Jilin. (Bayu Pamungkas)

11 Comments