Intip Proyek Upgrade KRI Usman Harun 359, Inilah Update dari PT Len Industri
|Pada 10 Maret 2020, Thales dan PT Len Industri telah meraih Kontrak upgrade pada korvet KRI Usman Harun 359. Lewat beragam persiapan, desain modernisasi akan selesai di akhir 2021, sementara proses upgrade fisik akan dimulai pada tahun 2022 di fasilitas galangan PT Dok Perkapalan Surabaya, dan diharapkan rampung pada tahun 2023. Dan menjelang proses upgrade pada korvet buatan BAE System Marine ini, PT Len selaku kontraktor utama memberikan update informasi terkni.
Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com (29/11/2021), disebut bahwa dalam ruang lingkup modernisasi MLM (Mid Life Modernization), Len dan Thales akan memasang Combat Management System, radar pengawasan udara dan permukaan, radar kendali, dan sistem kontrol penembakan elektro-optik (eo), hingga tactical multi-purpose R-ESM system. Dalam pekerjaan ini, PT Len bertindak sebagai main contractor. Hal ini dikarenakan Len sebagai mission system integration lebih cocok ketimbang Thales atau principal lain yang fokus hanya sebagai sub-system integrator (combat system, navigation system, communication system).
Combat system adalah brainware dari sebuah kapal perang. Keselarasan fungsi dan kendali antara sistem sensor dan sistem senjata di kapal perang merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan operasi di kapal perang. Peran sentral inilah yang diemban oleh sebuah combat system.
Direktur Bisnis dan Kerjasama Len, Wahyu Sofiadi mengatakan, “Len sebagai industri dalam negeri akan menjadi owner atas semua detail teknis KRI Usman Harun setelah modernisasi. Hal ini akan memudahkan jika kedepannya, dilakukan pembaruan teknologi, dalam arti Len bisa melakukan integrasi teknologi baru tanpa harus melakukan kontrak dengan principal lain. Hal ini akan memberikan efisiensi waktu dan biaya untuk TNI AL,” ujar Wahyu Sofiadi.
Selain adopsi perangkat dari Thales, Len dapat MLM KRI Usman Harun 359 juga akan memasang produknya sendiri, yaitu Tactical Data Link, dan Integrated Communicatin System serta melibatkan perusahaan lokal galangan kapal dan perbaikan meriam. Hingga akhir tahun 2021 ini diharapkan dapat menyelesaikan semua pekerjaan engineeringnya yang meliputi desain moderenisasi combat system, sistem navigasi, sistem komunikasi dan desain moderenisasi platform kapal.
Sofian menambahkan, tanpa harus membangun kapal perang dari awal, setelah proses modernisasi tersebut kecanggihan KRI Usman Harun 359 akan selevel dengan Frigat kelas Martadinata yang baru. Sehingga dapat memperpanjang usia beroperasinya kapal perang serta meningkatkan kemampuan TNI AL dengan biaya lebih efektif.
Korvet yang disebut juga Multi Role Light Fregat (MRLF) ini, pertama kali diluncurkan pada Juni 2001. Dibangun BAE Systems Marine untuk Angkatan Laut Brunei Darussalam dengan nama KDB Bendahara Sakam. Akan tetap, kapal ini ditolak oleh pelanggan karena masalah sengketa kontrak. Akhirnya, November 2012, KDB Bendahara Sakam dibeli oleh TNI AL dan namanya diganti menjadi KRI Usman Harun 359 Kapal kemudian didatangkan ke Indonesia pada pertengahan bulan September 2014.
Baca juga: Masuk Usia 18 Tahun, Saatnya Korvet Bung Tomo Class Lakukan Modernisasi CMS
KRI Usman Harun memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton dan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 Diesel, serta memiliki kecepatan 30 knot. (Bayu Pamungkas)
Mica VL tetap kemungkinan besar yang terpilih karena harganya masih lebih murah dibandingkan CAMM. Apa Mica lawas ataukah langsung lompat ke Mica NG. VLS juga belum ditentukan apalagi VLS modul di NR class lebih kecil daripada PKR. Jadi jumlah cell VLS yang bisa dipasang lebih sedikit daripada PKR punya. Mudah mudahan yang dipakai dedicated Mica VLS bukan Sylver VLS
Ini apakah paket yg tahun lalu direncanakan oleh Thales dan selesai th 2023 bukan sih?
BTW Apakabar MICA dan Exocet Block 3 dah 10 tahun loh… wkwkwk
@disunatan
Sekarang ini kata kuntjinya adalah “meningkatkan aspek komonalitas” diantara alutsista yg dioperasikan TNI supaya memudahkan logistiknya wahai jagoan “quad pack” 👌