Thales dan PT Len Raih Kontrak Upgrade KRI Usman Harun 359, Kemampuan Bakal Setara Frigat Martadinata Class
|Kilas balik ke artikel di Februari 2019, saat itu disebutkan TNI AL akan melakukan program peningkatan kemampuan dalam mid life modernisation (MLM) pada beberapa kapal perang utama secara bertahap, menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Modernisasi rupanya juga menyentuh pada armada korvet Bung Tomo Class, yang usianya sejak diluncurkan dari galangan Scotstoun β BAE System Marine telah mencapai 19 tahun.
Baca juga: Masuk Usia 18 Tahun, Saatnya Korvet Bung Tomo Class Lakukan Modernisasi CMS
Beberapa perusahaan telah bergabung dalam kompetisi untuk mordenisasi korvet Bung Tomo Class, khususnya dari elemen upgrade CMS (Combat Management System) yang sudah waktunya untuk disesuaikan dengan kondisi saat ini. Seperti Saab dari Swedia yang menawarkan CMS 9LV, kemudian ada dari Thales Nederland dari Belanda dan Terma dari Denmark.
Dan mengutip dari naval-technology.com (11/3/2020), disebutkan bahwa Thales dan mitra lokal PT Len Industri telah mendapatkan kontrak untuk melakukan upgrade pada salah satu korvet Bung Tomo Class, yaitu KRI Usman Harun 359.
Seperti telah disinggung di atas, kontrak pengerjaan oleh dua perusahaan ini akan menyentuh pada upgrade mission system. Program peningkatan kemampuan di KRI Usman Harun 359 diharapkan dapat tuntas pada tahun 2023, dan secara otomatis akan memperpanjang usia operasional kapal perang dengan rudal anti kapal MM40 Exocet tersebut.
Di dalam kontrak yang disepakati, Thales dan PT Len Industri akan melakukan instalasi TACTICOS CMS dan pemasangan radar SMART-S Mk2, yang notabene merupakan radar sejenis yang kini terpasang di frigat Martadinata Class. Tidak itu saja, kedua perusahaan nantinya akan menginstal radar STIR EO Mk2, electro optic (EO) fire control system dan Vigile Mk2 tactical multi-purpose R-ESM (Electronic Support Measure).
Baca juga: Thales Smart-S MK2 – Radar Intai Udara dan Permukaan Andalan KRI RE Martadinata 331
Kesemua sistem tersebut sudah terpasang pada frigat Martadinata Class, dan bila program upgrade tuntas, maka korvet Bung Tomo Class nantinya bakal punya kemampuan setara frigat Martadinata Class.
Thales selama 40 tahun telah terlibat sebagai pemasok sistem elektronik di kapal perang TNI AL, dalam program upgrade ini, PT Len Industri akan dilibatkan sebagai bagian dari Transfer of Technology (ToT), dimana proses integrasi nantinya akan dilakukan oleh BUMN ini. (Haryo Adjie)
Kenapa gk sekalian upgrade kapal perang Corvette sigma class radar udara diganti Smart-S Mk2?
Korvet Sigma diponegoro masih relatif baru (tahun 2005) dan suku cadang masih banyak. berbeda dengan Korvet bung tomo yang lebih tua (buatan tahun 1995), suku cadang sudah sangat langka bahkan tidak ada lagi (pabriknya sudah tidak membuat lagi).
Alasan kedua mungkin untuk menyamakan agar mudah perawatannya dan pembelian suku cadangnya.
Mengenai SAM yang rencananya VL Mica mau tidak mau ganti VLS karena Mica muat di VLS bawaan Sea Wolf. Artinya jumlah VLS akan berkurang jadi kemungkinan cuma 8 cells. Apa tidak ada rencana opsi rudal lain seperti CAMM dan Umkhonto IR yang punya dimensi lebih kecil daripada Mica dan bisa dikonfigurasikan ke quadpack Sylver VLS. 8 cells artinya Bung Tomo class bisa muat 32 CAMM atau Umkhonto IR
Ralat Mica tak muat di Sea Wolf VLS
Disamakan agar mudah perawatan, kalau macam 2x malah sucad nightmare
@admin
Mau tanya min, lalu fire control, eots dan esm cutlass yg lama akan dikemanakan ya π€·
yang itu kurang tahu ya π
sayang banget padahal radar yg lama itu udah 3D, dengan jumlah Bung Tomo class yg 3 unit, pas banget andaikan di pindahkan ke korvet Fatahila, yang berganti peran sebagai OPV. Setelah di upgrade pun cuman diganti radar 2D therma.
Role Fatahillah class jadi gunboat patrol+ OPV. Fungsi air defense memang akhirnya ditiadakan. Justru MLU Fatahillah class menjadi platform testbed buat patokan program OPV Bakamla
Meskipun 3D, buat apa, teknologi sudah lama, suku cadang tidak ada. mungkin untuk bahan penelitian di PT. LEN atau ITB