Inilah Grom, Loyal Wingman dari Rusia yang Bisa Meluncurkan 10 Drone Kamikaze
|Drone dipercaya bakal memegang peranan kunci dalam peperangan udara di masa mendatang, selain kemunculan istilah drone kamikaze (loitering munition), drone jenis pendamping seperti Loyal Wingman diperkirakan turut mengambil porsi dalam peperangan udara gaya baru.
Baca juga: Boeing Loyal Wingman Sukses Uji Terbang Perdana
Selain Boeing Australia yang terdengar ‘nyaring’ dalam program Loyal Wingman, Rusia pun tak ingin ketinggalan di segmen Manned Unmanned Teaming System ini.
Selain telah berhasil memamerkan drone S-70 Okhotnik yang terbang bersama dengan jet tempur Sukhoi S-57 Felon, sejatinya Rusia masih punya beberapa prototipe ‘Loyal Wingman’ yang juga layak diperhitungkan, bahkan ada yang digadang lebih pintar dari S-70 Okhotnik. Contohnya seperti drone Grom (Thunder) yang dirancang oleh Kronstadt. Dengan desain stealth, drone ini digadang dengan keunggulan kecerdasan buatan.
Bahkan, belum lama ini perwakilan Kronstadt, seperti dikutip dari Kantor Berita TASS, menyebut bila Grom dapat meluncurkan 10 unit drone kamikaze. Bila ini benar, maka bakal menjadi yang pertama ada drone meluncurkan drone. Jika dibandingkan dengan S-70, sebenarnya drone lansiran Sukhoi itu tidak diatur untuk memiliki kemampuan anti udara, pun tidak tidak sepenuhnya atau bahkan sebagian dikendalikan oleh teknologi kecerdasan buatan.
Grom sendiri pertama kali diperlihatkan dala ajang Army 2020 (Agustus 2020) di Moskow, dan masih berwujud full mockup. Pihak pengembangnya, yaitu Kronstadt, bukan nama baru dala dunia drone kombatan, pasalnya Kronstadt adalah yang mengengkan desain drone kombatan Orion dan Sirius, yang justru sudah digunakan militer Rusia.
Sebagai Loyal Wingman, Kronstadt merancang Grom nantinya dapat bersinergi dengan jet tempur Sukhoi Su-35 dan Su-57, misi yang diembang seperti untuk memberikan data pengintaian dan tembak rudal setelah menerima perintah dari jet berawak.
Dengan dorsal inlet dan ekor berbentuk V (V-shape tail), Grom disebut punya kemiripan yang mencolok dengan drone stealth rancangan Amerika Serikat, Kratos XQ-58 Valkyrie. Sebagai drone kombatan alias UCAV, Grom punya panjang 13,8 meter, tinggi 3,8 meter dan lebar bentang sayap 10 meter.
Grom punya berat maksimum saat tinggal landas 7 ton dan dapat membawa muatan (payload) maksimum 2 ton. Drone ini memiliki empat hard-point termasuk dua di bawah konsol sayap dan dua di dalam badan pesawat (bomb bay). Beberapa amunisi yang dapat digotong seperti Izdeliye 85, KAB-250-LG-E, KAB-500S-E dan X-38MLE.
Baca juga: India Tampilkan CATS Warrior, “Loyal Wingman” untuk Jet Tempur Tejas dan Rafale
Tidak dijelaskan tipe mesin jet yang akan digunakan, namun Kronstadt menyebut Grom dapat terbang dengan kecepatan jelajah 800 km per jam, sementara kecepatan maksimum 1.000 km per jam. Drone ini dapat terbang sampai ketinggian 12.000 meter dan radius tempurnya sejauh 700 km. (Gilang Perdana)
Mantap
Bagusnya kalo pake drone loyal wingman itu pake fighter yg tandem seat, jadi pilotnya bisa fokus ke nerbangin pesawat, kopilot (?)/WSO bisa fokus ke persenjataan sama operator drone….. (gitu gak si ?)
negara2 lain sdh fokus bikin loyal wing man…
kita baru akan bakal beli pespur yg dramanya berjilid2 tk ada ujungnya…
ammpuun dach..
Bagusnya diam2 kita buat senjata nuklir d fasilitas rahasia…mesin pengaya uraniumnya bsa d b3li dr Iran atau Korut secara gelap…mereka sudah bisa buat sentrifugal sendiri sangat canggih..soal bahan baku nuklirnya kita tambang sendiri d bbrapa tempat daerah kita …sebagian beli dr luar lewat pasar gelap..bgt uji coba ledak pertama berhasil,maka tak kan ada negara yg brani main2 dg Indonesia…kita punya banyak ahli nuklir hebat yg tersebar d seluruh dunia…hhh..hanya mimpi d siang bolong…