Guizhou JL-9G Mountain Eagle – Jet Latih Tempur untuk Penerbang AL yang Tidak Bisa Beroperasi di Kapal Induk

Bila AL AS mengandalkan T-45 Goshawk untuk melatih penerbang tempur melakukan lepas landas dan mendarat di kapal induk, maka AL Cina yang juga menjadi operator kapal induk telah mempersiapkan wahana untuk penerbang tempurnya. Pada 14 Mei lalu, dilaporkan prototipe dari JL-9G Naval Mountain Eagle telah sukses terbang perdana dari Bandara Anshun di Provinsi Guizhou. Seiring perkembangan militer Cina yang progresif dalam beberapa tahun ini, maka kebutuhan pilot yang mampu mengoperasikan jet tempur dari kapal induk juga kian meningkat.

Baca juga: Soko G-2 Galeb – Dari Jet Latih Tempur Dikenang Sebagai Pesawat Chaser N-250

Dikutip dari GlobalTimes.cn, JL-9G Naval Mountain Eagle adalah jenis jet latih tempur bermesin tunggal yang mampu melesat dengan kecepatan supersonic. JL-9 diproduksi oleh Guizhou Aviation Industry Corporation (GAIC), perusahaan di bawah naungan BUMN Aviation Industry Corporation of China (AVIC). Nama lain dari jet latih ini adalah FTC-2000 Mountain Eagle, yang dirancang dalam berbagai varian untuk kebutuhan latih lanjut (advanced trainer jet) bagi pilot angaktan udara dan angkatan laut Cina.

Yang unik, meski digadang untuk melatih pilot jet tempur agar terampil melakukan olah lepas landas dan mendarat dari kapal induk, namun faktanya JL-9G justru belum siap untuk dioperasikan di kapal induk.

Beberapa analis penerbangan asal Cina menyebut, JL-9 untuk saat ini hanya bisa beroperasi di lapangan terbang di daratan, sementara latihan operasional di kapal induk masih sebatas simulasi. “Cina sejauh ini belum memiliki jet latih yang mampu beropeasi di kapal induk. Kondisi yang ada, para siswa pilot melakukan latihan simulasi di lapangan terbang konvensional, baru setelah dinyatakan lulus, latihan langsung berlanjut ke jet tempur Shenyang J-15 di kapal induk,” ujar sumber internal AL Cina yang tak ingin diungkapkan identitasnya.

Indikasi JL-9G belum bisa beroperasi di kapal induk terlihat dari beberapa foto yang dirilis, bahwa jet latih ini tidak dilengkapi tailhook untuk memungkinkannya mendarat di kapal induk. Pun juga tidak terlihat drogue parachute pada varian baru JL-9G. Sebagai gantinya, nampak jet latih ini mengandalkan pengereman dengan split surface air brakes. Lantaran model peluncuran jet tempur dari kapal induk Cina tidak menggunakan catapult seperti halnya di kapal induk AL AS, maka sebagai gantinya ujung runway di kapal induk Cina mengadopsi model ski jump. Nah, untuk pola latihan take-off di darat pun, pilot AL Cina sudah dibiasakan menjajal simulasi lepas landas dengan ski jump.

Latihan take-off dengan ski jump.

Guizhou JL-9G ditenagai mesin turbojet 1 × Guizhou Liyang WP-13F yang dapat menghasilkan tenaga 43,15 kN. Kecepatan jet latih ini maksimum 1.100 km per jam dengan kecepatan jelajah 870 km per jam. Dengan kapasitas tangki bahan bakar internal, jarak jelajah jet ini hingga 863 km. Pesawat tandem seat ini punya bobot kosong 7,8 ton dan bobot maksimum saat tinggal landas 9,8 ton. Dengan kapasitas bahan bakar penuh, endurance pesawat mencapai 3 jam di udara.

Sistem avionik JL-9 disebut sudah mengadopsi teknologi pulse doppler radar, IFF (identification friend or foe), Transponder, EFIS (electronic flight instrument system), HOTAS (hands on throttle-and-stick) dan GPS/INS.

Baca juga: Aero L-29 Delfin – Generasi Pertama Jet Latih Tempur TNI AU

Dirancang sebagai pesawat latih untuk simulasi di kapal induk, JL-9G dapat lepas landas dari runway sepanjang 400-500 meter dan mendarat di runway 700 meter. JL-9 dipersenjatai satu pucuk kanon kaliber 23 mm dan lima hardpoint. Bila kepepet, jet latih ini dapat dipersiapkan untuk membawa rudal udara ke udara jarak pendek PL-8 atau PL-9. (Gilang Perdana)

2 Comments