Goyang Pasar Afrika, Korea Selatan Tawarkan Jet Latih Tempur FA-50 ke Mesir
|Setelah sukses menembus pasar ekspor persenjataan berat ke Mesir, Korea Selatan rupanya kian serius untuk menarget pangsa pasar di Afrika dan Timur Tengah. Bila sebelumnya Hanwha Defense berhasil meraih kontrak pengadaan alutsista artileri K9 Self Propelled Howitzer senilai 2 triliun won (sekitar US$1,65 miliar), maka kini giliran Korea Aerospace Industries (KAI) yang mencoba mencari peruntungan di negara piramid tersebut.
Baca juga: Dibeli Mesir, K9 Self Propelled Howitzer Korea Selatan Tembus Pasar Afrika
Dikutip dari aviacionline.com (8/8/2022), Korea Selatan tak setengah-setengah untuk urusan tawaran penjualan alutsista ke Mesir. Ini dibuktikan dengan pengiriman tim aerobatik Black Eagles dari Angkatan Udara Republik Korea Selatan (ROKAF) yang melakukan demonstrasi aerobatik pertama kali dalam Pyramid Air Show 2022 baru-baru ini.
Partisipasi T-50B Black Eagles tentu ada maksudnya, karena ini menandai pentingnya pasar Mesir untuk Korea Selatan. Dalam ajang Pyramid Air Show 2022, KAI telah melakukan serangkaian lobi pada pemangku pertahanan Mesir. Selain melakukan demostrasi udara, tim aerobatik Black Eagle juga melakukan manuver monumental di atas piramida Giza.
KAI menargetkan penjualan pesawat latih tempur (tingkat lanjut) yang menguntungkan untuk Angkatan Udara Mesir. Hal itu didasarkan adanya kebutuhan AU Mesir yang akan mencari jet latih tempur berkemampuan serang baru di tahun 2023. Proyek jet latih tempur untuk AU Mesir terbilang besar, yakni mencapai 100 pesawat, sebuah peluang pasar yang tentunya memikat bagi Seoul.
Ada kebutuhan 100 jet latih tempur, sudah pasti memikat manufaktur lain, di segmen ini Korea Selatan harus berhadapa dengan pesaing berat, seperti AVIC L-15 dari Cina dan Leonardo M346 dari Italia. Namun, KAI berpendapat bahwa FA-50 memiliki kompatibilitas tinggi dengan pesawat tempur utama Angkatan Udara Mesir, yakni F-16 (dengan lebih dari 160 Fighting Falcon dalam layanan saat ini). KAI mengklaim bahwa FA-50 punya kebutuhan logistik dasar yang sama dengan F-16, dan akan mempercepat proses transisi penerbang jet tempur F-16.
Seperti pada strategi saat Korea Selatan menaklukan pasar Polandia, maka akan ada tawaran offset dan transfer teknologi yang merupakan pilar utama dalam negosiasi antara Mesir dan Korea. Dalam hal ini, Lee Bong-geun, General Mnager KAI Export Innovation Center, mengatakan: “KAI akan mempromosikan produksi bersama dan pemasaran bersama di Mesir.”
Mesir sedang mengejar program ekstensif untuk memodernisasi Angkatan Bersenjatanya, termasuk pembaruan aset tempur Angkatan Udara Mesir. (Gilang Perdana)
T50/FA50 TNI AU terlalu di paksa kerja keras. Akibatnya sdh 3 unit yg mengalami kecelakaan. Utk luas wilayah NKRI seharusnya minimal 3 skadron pesawat ini.
@gibran
https://www.indomiliter.com/polandia-borong-senjata-besar-besaran-korea-selatan-raih-penjualan-alutsista-terbesar-sepanjang-sejarah/
Dibahas tuntas di komentar
Tugas buat 4 ska dikerjakan oleh 1 skadud
Inilah alasan mengapa Golden Eagle crash dgn frekuensi lumayan intens terjadi di negara kita tetapi tidak terjadi di negara lain
Nekat…
Menawarkan ke negara yang sedang dijurang resesi adalah sama saja dengan uji nyali 😂
Kalo mau beli FA50 dalam jumlah banyak sekarang saatnya, kasihan golden eagle kita yang hanya 1 skuadron diforsir jauh2 sampai ke tarakan dan papua. Hanya karena biaya terbang per jam biayanya rendah, pesawat jarak pendek diforsir terbang jauh. Jam terbang tinggi pasti pengaruh ke struktur bodi. Kita butuhnya minimal 7 atau 8 skuadron supaya jam terbangnya tidak terlalu tinggi dan tidak sering jatuh.
Kenapa kok disini oesawat itu sering jatuh ?