Geser Indonesia, Kazakhstan Jadi Negara Kesembilan Pengguna Airbus A400M Atlas
|
Lewat negosiasi yang intens dan berujung pada LoI (Letter of Intens), Indonesia sejatinya digadang sebagai negara kesembilan pengguna pesawat angkut berat Airbus A400M Atlas. Kilas balik ke tahun 2017, LoI alias surat pernyataan minat terhadap A400M Atlas ditandatangani Pelita Air yang mewakili konsorsium BUMN Indonesia. Bahkan kabar di tahun 2018, Indonesia memantapkan bakal memesan dua unit A400M, namun sebagai pemesannya adalah BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Baca juga: Di Tangan Pertamina dan PPI, Indonesia Kelak Jadi Pengguna Sipil Pertama Airbus A400
Namun, proyeksi Indonesia akan menjadi pembeli A400M setelah Malaysia kini telah pupus, lantaran ‘gelar’ pembeli kesembilan A400M telah jatuh ke salah satu negara di Asia Tengah. Tanpa negosiasi yang berkepanjangan, Kazakhstan diberitakan telah menandatangani kontrak pembelian dua unit Airbus A400M Atlas. Dikutip dari akun Twitter @AirbusDefence (1/9/2021), disebut bahwa pembelian A400 oleh Kazakhstan menjadi ekspor perdana A400 sejak tahun 2005, dimana saat itu Malaysia bergabung sebagai operator pesawat angkut berat turboprop empat mesin ini.
Dari siaran pers Airbus.com, disebutkan unit perdana A400 pesanan Kazakhstan akan diserahkan pada tahun 2024. “A400M akan menjadi basis operasi pengangkutan taktis dan strategis di Kazakhstan,” kata Michael Schoellhorn, CEO Airbus Defense and Space. Saat ini, Angkatan Udara Kazakhstan juga mengoperasikan pesawat angkut lain yang juga buatan Airbus yaitu C-295, selain keberadaan pesawat angkut era Uni Soviet seperti Antonov An-12BP Cub, An-24 Coke, An- 26 Curl, An-72 Coaler dan An-2 Colt.
Seperti halnya yang dilakukan Airbus di Indonesia, sebelumnya A400M Atlas telah mengadakan demonstrasi penerbangan di Kazakhstan pada tahun 2014. Sampai saat ini, Airbus telah mendapatkan total 176 pesanan untuk Airbus A400M, yang terdiri dari Belgia (7 unit), Perancis (50 unit), Jerman (53 unit), Kazakhstan (2 unit), Luksemburg (1 unit), Malaysia (4 unit), Spanyol (27 unit), Turki (10 unit) dan Inggris (22 unit).
Baca juga: Diangkut Airbus A400M, Jerman Kirim Dua Helikopter H145M ke Kabul
Ditilik dari kemampuan angkut dan jangkauan, Airbus A400 berada di antara pesawat angkut strategis C-17 Globemaster III dan C-130J Hercules. Dari sisi teknologi, Airbus A400M Atlas dengan maksimum payload 37 ton punya inovasi tinggi dengan adopsi sistem kemudi fly by wire yang memudahkan penerbangan, sistem forward facing crew cockpit yang membuat operasi penerbangan efisien, dan ruang kabin terbesar yang memungkinkan peberbangan jarak jauh menjadi lebih hemat. Karena sudah serba terkomputerisasi, A400M hanya membutuhkan tiga awak, yakni pilot, kopilot dan loadmaster. (Bayu Pamungkas)
Lol… Lol… Lol… Rafale.. Lol… Frigat fremm.. Lol…. F-15… Lol…. Lol… Lol…. Lollllll
Indonesia harusnya membeli C-17 Globemaster biar bisa dg segera membawa Leopard. Sangat Riskan dan lama kalo untuk memindahkan MBT hanya mengandalkan kapal LST. Indonesia itu seluas USA atau Aussie dan tidak hanya Jawa saja loh. Beli aja 2 skuadron biar bisa dg mudah memobilisasi kekuatan.
Bismillah semoga dapat bantuan hibah dari Amerika pengadaan C17 GLOBE buat TNI.AU karena banyaknya alutsista yang dibeli dari sana plus ditambah TNI.AU perlu penambahan alutsista yang akan dan mau dibeli termasuk C17 GLOBE dan a400 atlas.