Update Drone KamikazeKlik di Atas

Genjot Industri Dalam Negeri, Korea Selatan Kembangkan Rudal Jelajah untuk KF-21 Boramae

Rudal jelajah untuk KF-21 (DAPA)

Meski program jet tempur KF-21 Boramae mendapat ‘kendala’ dalam hal pendanaan, namun, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) terus melanjutkan proyek pengembangan persenjataan untuk KF-21, salah satunya yang akan digarap secara mandiri oleh Korea Selatan adalah pengadaan rudal jelajah udara ke permukaan – Air-Launched Cruise Missile (ALCM), khususnya yang punya kemampuan menghancurkan bunker.

Baca juga: Dibawa dalam Uji Terbang Perdana KF-21 Boramae, Inilah Kecanggihan Rudal Udara ke Udara Meteor

Dari laman thedrive.com (13/12/2022), DAPA dikabarkan akan menginvestasikan W190 miliar (US$145 juta) untuk pengembangan rudal jelajah yang dapat menjangkau sasaran sejauh ratusan kilometer. Untuk program ini, DAPA telah menunjuk Defense Science Research Institutes sebagai institusi pengembangan. Manufaktur persenjataan kampiun dalam negeri, seperti LIG Nex1, Hanwha Defense Systems, dan Hanwha Aerospace, dikabarkan juga akan berkontribusi dalam program rudal jelajah ini.

Sebuah foto yang dirilis oleh DAPA menunjukkan bahwa rudal tersebut tersebut menyerupai rudal jelajah jarak jauh MBDA Storm Shadow atau Lockheed Martin AGM-158 JASSM (Joint-Air-to-Surface Standoff Missile), dengan sayap yang dapat dibentangkan setelah dilepaskan dari pesawat peluncur. Ada yang menyebut rudal jelajah untuk KF-21 Boramae sebagai Cheonryong atau Sky Dragon.

Selain meningkatkan kemampuan dan daya gempur KF-21, DAPA dalam investasi ini juga berharap adanya prospek penjualan rudal jelajah dan jet tempur di masa depan.

Selama penerbangan pertdana, prototipe KF-21 membawa empat mock-up rudal udara-ke-udara (AAM) Meteor, dibawa di lokasi semi-konformal di bawah badan pesawat. Namun, KF-21 juga dirancang untuk sepenuhnya multirole, dengan pilihan senjata ofensif, seperti bom pintar GBU-12 Paveway II, GBU-31/38 Joint Direct Attack Munition (JDAM), GBU-54/56 Laser JDAM, GBU-39/B, dan CBU-105 Wind Corrected Munitions Dispenser (WCMD).

Sejatinya, sejak tahun 2020, Korea Selatan telah mencanangkan program pengembangan rudal jelajah untuk KF-21 (d/h KFX/IFX). Informasi awal kala itu, rudal udara ke permukaan produksi dalam negeri nantinya akan punya kecepatan Mach 2.5, berat 1,36 ton dan punya jarak jelajah setidaknya hingga 250 km. Lebih dari itu, belum ada informasi lain yang disampaikan kepada media.

Berlanjut ke Juli 2022, Taurus Systems Korea Co, Ltd pada November 2020 pernah menyebut akan merancang varian baru rudal jelajah Taurus dengan desain yang lebih kecil, namun punya jangkauan lebih jauh. Di mana dinyatakan rudal Taurus K2 (Taurus 350K-2) nantinya dapat diluncurkan dari jet tempur F-16 Fighting Falcon, FA-50 Eagle dan pesawat tempur masa depan Korea Selatan dan Indonesia, KF-21 Boramae.

Taurus di sayap F-15K

Christoffer Drevstad, President of Taurus Systems Korea, mengatakan bahwa jangkauan rudal Taurus baru nantinya ditargetkan bisa mencapai lebih dari 600 km. Sebagai informasi, Angkatan Udara Korea Selatan saat ini telah mengoperasikan sekitar 260 unit rudal Taurus KEPD 350 dengan jarak jelajah mencapai 500 km.

Taurus KEPD 350 untuk saat ini dipersiapkan AU Korea Selatan sebagai senjata pamungkas di jet tempur F-15K Eagle. Oleh Korea Selatan, rudal Taurus dipersiapkan secara khusus untuk melakukan serangan ke jantung pertahanan Korea Utara, dimana kemampuan Taurus difokuskan untuk menjebol bunker Korea Utara.

Dengan kabar terbaru dari DAPA, nampaknya Pemerintah Korea Selatan akan fokus untuk memberdayakan kemampuan penuh industri Dalam Negeri (tanpa lisensi) untuk pengadaan rudal jalajah bagi KF-21 Boramae.

Baca juga: Bakal Dipasang di KF-21 Boramae, Taurus Systems Kembangkan Rudal Jelajah Anti Bunker dengan Jangkauan 600 Km

Rudal Taurus sejatinya merupakan rancangan Taurus Systems GmbH, yaitu perusahaan hasil joint venture antara MBDA Deutschland GmbH dan Saab Bofors Dynamics. Karena mendapat pesanan khusus dari Korea Selatan, Taurus Systems GmBH yang bermarkas di Jerman, sampai rela membuat basis produksi Taurus di Korea Selatan, dan nama perusahaan menjadi Taurus Systems Korea Co, Ltd. (Gilang Perdana)

6 Comments