General Atomics Rilis Desain MQ-9B STOL, Drone Tempur Jarak Jauh yang Bisa Beroperasi dari Kapal Induk

Punya nama besar dalam merilis beberapa tipe drone tempur (UCAV) yang battle proven, menjadikan General Atomics-Aeronautical Systems, Inc. (GA-ASI), terus mengembangkan kemampuan varian dari drone eksisting. Yang dilirik oleh GA-ASI kali ini adalah MQ-9B, drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) yang tersedia dalam sub varian SkyGuardian dan SeaGuardian, dipersiapkan GA-ASI untuk dapat melakoni STOL (Short Takeoff and Landing).

Baca juga: Australia Batalkan Pengadaan Drone Tempur MQ-9B SkyGuardian, Padahal Sudah Kucurkan Jutaan Dollar

Dikutip dari siaran pers ga-asi.com (10/5/2022), GA-ASI menghadirkan kemampuan STOL agar MQ-9B dapat lepas landas dan mendarat di kapal induk, termasuk dari kapal induk helikopter yang punya panjang runway sangat terbatas. GA-ASI menyebut apa yang dilakukan adalah rekayasa revolusioner untuk memenuhi lingkungan operasional yang berkembang dengan dinamika yang kompleks di seluruh penjuru dunia.

GA-ASI memulai pengembangan STOL pada tahun 2017 sebagai bagian dari inisiatif Mojave. Kemampuan STOL awalnya diterbangkan pada platform MQ-1C Gray Eagle Extended Range yang dimodifikasi pada tahun 2021. Namun, GA-ASI sekarang akan mulai mengembangkan STOL pada MQ-9B, yaitu pada platform drone yang telah dipilih oleh Angkatan Udara Inggris, Kementerian Pertahanan Belgia dan Penjaga Pantai Jepang.

Konfigurasi MQ-9B STOL terdiri dari kit sayap dan ekor opsional (optional wing and tail kit) yang dapat dipasang dalam waktu kurang dari sehari. Pesawat inti dan sub-sistemnya tetap sama. Operator dapat melakukan modifikasi di hanggar atau di jalur penerbangan.

“Bayangkan Anda melepas hard top dari Jeep. Anda mengangkatnya, menyimpannya di garasi dan sekarang Anda memiliki kendaraan terbuka. Jika hujan, Anda memasang kembali hard top. Kami sama, ambil MQ-9B standar, pakai kit STOL, lalu terbang,” kata Presiden GA-ASI David R. Alexander. MQ-9B STOL, yang merupakan bagian dari seri drone GA-ASI Mojave, menghadirkan peluang untuk operasi masa depan di atas kapal induk atau kapal serbu amfibi dek besar.

Sayap dapat dilipat, sehingga MQ-9B STOL bisa diparkir di dek atau di hanggar, sama seperti pesawat angkatan laut lainnya. Ketika tiba waktunya untuk diluncurkan, operator akan menyalakan pesawat, membuka sayap, dan lepas landas dari haluan tanpa perlu ketapel (catapult). GA-ASI yakin Angkatan Laut dan Korps Marinir AS akan memperhatikan inovasi ini karena ini membuka pintu bagi operasi Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian (ISR) yang lebih efektif dan efisien.

Sekilas tentang MQ-9B SeaGuardian, punya panjang 11,7 meter dan lebar bentang sayap 24 meter. Drone ini dapat beroperasi pada ketinggian 12.000 meter dan menjelajah hingga jarak 9.260 km. Drone ini ditenagai oleh mesin turboprop Honeywell TPE331-10 Honeywell TPE331-10 dengan tenaga 950 hp Kecepatan maksimum MQ-9B adalah 463 km per jam dan kemampuan endurance terbang terus-menerus selama 40 jam.

Sebagai drone intai jarak jauh, MQ-9B dapat dikendalikan secara Line of Sight (Los) dengan frekuensi C-band, atau dikendalikan lewat over the horizon lewat frekuensi X-, Ku- atau Ka-Band BLOS (Beyond Line of Sight).

Dengan berat maksimum saat tinggal landas 5.670 kg, MQ-9B SeaGuardian dapat dimuati total payload sampai 2.177 kg. Komposisinya terdiri dari payload internal 363 kg yang mencakup instalasi multi-mode, maritime surface-search radar dan high-definition/full-motion video optical and infrared sensor. Suite sensor ini memungkinkan deteksi dan identifikasi sasaran secara real-time pada kapal permukaan, baik dalam ukuran besar dan kecil, pun dalam dalam kondisi cuaca, serta dapat dipantau 360 derajat.

Baca juga: AS Setujui Penjualan Empat Unit Drone MQ-9B SeaGuardian ke Taiwan, Misi Intai Maritim dan Serangan di Lautan Dapat Berjalan Simultan

MQ-9B dilengkapi payload eksternal untuk pemasangan beragam jenis senjata (rudal dan bom pintar) seberat 1.814 kg. Secara keseluruhan drone ini dilengkapi 9 hardpoints (8 di sayap dan 1 di centerline). (Gilang Perdana)

One Comment