Gagal Tembak Jatuh Drone dan ‘Kehilangan’ Pesawat Tempur, Militer Korea Selatan Mendapat Tamparan Keras

Bukan saja mendapat tamparan keras, otoritas militer Korea Selatan juga harus menanggung malu atas insiden yang terjadi dalam satu hari, 26 Desember 2022, yakni terkait penyusupan drone intai dari Korea Utara yang berhasil terbang jauh memasuki ruang udara Negeri Ginseng, bahkan salah satu drone bisa terbang bebas mencapai udara kota Seoul, yang merupakan ring 1 pertahanan udara nasional.

Baca juga: Berusaha Cegat Drone Intai Korea Utara, Pesawat Tempur Turboprop KA-1 Korea Selatan Malah Jatuh

Imbas dari melintasnya drone Korea Utara di Seoul, bandara utama Incheon sempat ditutup sementara. Selain sistem hanud yang ‘kebobolan’ oleh drone yang disebut berteknologi rendah, ada insiden pesawat serang ringan turboprop KA-1 yang jatuh sesaat lepas landas dalam misi penyergapan drone.

Lebih malu lagi, tembakan dari helikopter serang untuk menjatuhkan drone itu meleset. Otoritas pertahanan Korea Selatan kemudian berdalih, bahwa tembakan dari helikopter terpaksa dihentikan, karena dapat membahayakan warga dan fasilitas sipil di permukaan.

Atas insiden di atas, militer Korea Selatan telah meminta maaf karena gagal menembak jatuh salah satu dari lima drone Korea Utara yang terbang pada hari Senin selama berjam-jam di atas Incheon, Gyeonggi, dan sebagian Seoul.

“Kami mohon maaf atas kurangnya kesiapan militer,” kata Direktur Operasi Kepala Staf Gabungan (Joint Chiefs of Staff/JCS) Kang Shin-chul, dikutip dari Koreajoongangdaily.joins.com (27/12/2022)


Dari lima drone yang memasuki wilayah udara Korea Selatan pada Senin pagi, satu memasuki Seoul utara melalui Paju dan berhasil kembali melintasi perbatasan setelah tiga jam. Empat lainnya terdeteksi terbang di atas Pulau Ganghwa, Incheon, dan Gimpo di Gyeonggi utara sebelum menghilang dari radar Korea Selatan.

Sebanyak 20 pesawat tempur, terdiri dari F-15K, KF-16 dan KA-1, dikerahkan untuk mencegat dan menembak jatuh kawanan drone tersebut.

“Sistem pertahanan yang lebih baik dikerahkan di dekat fasilitas penting,” tambahnya, mengesampingkan kemungkinan drone mana pun dapat mendekati kantor kepresidenan, yang terletak di Yongsan, tanpa terdeteksi. “Tidak ada drone yang memasuki wilayah udara Yongsan,” katanya.

Baca juga: Lindungi Obyek Vital di Pusat Kota, Korea Selatan Tempatkan Kanon M167 Vulcan di Rooftop

Militer Korea Selatan mengakui kesulitan untuk menembak jatuh drone tersebut, ukuran drone sangat kecil sehingga kadang-kadang menghilang dari radar. Lee mengatakan bahwa militer terbatas dalam kemampuannya untuk mengidentifikasi drone dengan panjang di bawah 3 meter dan lebar 2 meter.

Presiden Yoon Suk-yeol menyalahkan militer negara itu atas persiapan pertahanan yang lemah setelah gagal mencegat drone Korea Utara dan juga mengatakan bahwa pemotongan anggaran mungkin menjadi penyebabnya.

Keberangkatan penerbangan dari Bandara Internasional Incheon dan Bandara Internasional Gimpo, keduanya terletak di dekat Pulau Ganghwa, sempat ditangguhkan oleh otoritas penerbangan atas permintaan JCS. Ini adalah pertama kalinya penerbangan sipil di Korea Selatan terganggu karena operasi militer.

Baca juga: Inilah Profil Orbiter 2B, Drone Intai Andalan Kopasgat  TNI AU

Berbicara pada rapat Kabinet terakhir tahun ini di kantor kepresidenan pada hari Selasa, Yoon mengatakan bahwa ‘serbuan’ drone menunjukkan bahwa militer Korea Selatan kurang persiapan dan pelatihan selama beberapa tahun terakhir dan dengan jelas menegaskan perlunya kesiapan yang lebih kuat. (Gilang Perdana)

16 Comments